Berita Solo Terbaru
Polisi Amankan 50 Orang Suporter Persis Solo Jelang Laga Derby Mataram: Konvoi di Jalan
Anggota Polresta Solo mengamankan 50 suporter Persis Solo jelang laga Derby Mataram antara Persis Solo Vs PSIM Yogyakarta, Selasa (12/10/2021) sore.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Ryantono Puji Santoso
Dan di tahun itu pulalah, romantisme Persis Solo dan PSIM Jogja bermula.
Pemerhati Sepak Bola Surakarta, Ardian Nur Rizki, mengatakan, meski dua klub tersebut saling beradu gengsi, ada momen mereka tetap sudi berkolaborasi.
"Meski bersaing sengit dan saling beradu gengsi, kedua tim tetap sudi berkolaborasi demi kepentingan yang lebih mulia, yaitu muruah sepak bola Indonesia dan perjuangan bangsa Indonesia terhadap Belanda," kata Ardian kepada TribunSolo.com.
PSIM Jogja pernah membantu Persis Solo ketika pengurus Laskar Sambernyawa dipermalukan orang-orang Hindia Belanda.
Itu bermula saat PSSI-nya Hindia Belanda, Nederlandsche Indie Voetbal Bond (NIVB) mengajak Persis Solo melakukan laga eksibisi.
"Setelah adanya Stadion Sriwedari, sepak bola Solo mulai menggeliat, juga prestasi Persis Solo. Animo khalayak terhadap sepakbola di Kota Solo saat itu luar biasa," ucap Ardian.
Singkat kata, publik mulai simpatik dengan Persis Solo.
Ingat pula, sejarah berdirinya Persis Solo berawal dari tim pribumi yang merasa dianaktirikan oleh tim-tim bentukan Sinyo Belanda.
"Pemerintahan kolonialisme terkesan tak suka melihat Persis mulai populer. Mereka lalu mengajak menggelar laga eksibisi antara (Persis) Solo dan Belanda," tambahnya.
Baca juga: Pesan DPP Pasoepati Jelang Persis Solo vs PSIM Jogja: Tidak Ada Konvoi, Tetap Tonton dari Rumah Saja
Baca juga: Rivalitas Persis Solo vs PSIM Jogja : Dari Kolonial Belanda & Kampiun Empat Musim Beruntun
Persis Solo menerima ajakan itu.
Tiket laku keras.
Namun, kabar buruk datang.
"Beberapa hari jelang laga dilaksanakan, NIVB membatalkan secara sepihak rencana uji tanding melawan Persis," ucap Ardian.
NIVB membatalkan secara sepihak. Alasannya ? Mereka diduga ingin membuat Persis Solo kehilangan muka di depan publiknya sendiri.
Pembatalan itu membuat Persis Solo kebingungan. Tiket sudah kadung terjual keras. Mau tidak mau laga tetap 'harus ada', entah melawan siapapun.