Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Polemik Banteng Vs Celeng di PDIP, Rudy Ungkit Munculnya Gibran Geser Purnomo di Pilkada Solo 2020

Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo buka suara soal polemik munculnya sebutan kader celeng sebagai pendukung Ganjar Pranowo.

Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Istimewa
Kolose Achmad Purnomo dan Gibran Rakabuming Raka. 

"Jangan mendobel jabatan, seperti tidak ada kader lain saja," ujarnya.

Baca juga: FX Hadi Rudyatmo Dukung Ganjar Capres 2024: Jika Ingin Dapat Anugrah, Ya Pilih Ganjar Pranowo

PDIP Memanas

Internal PDIP kembali 'memanas' karena pernyataan kontroversial Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto.

Di mana Bambang Pacul sapaan akrab pria yang juga Ketua DPP PDIP itu, menyebut kader yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden sebagai kader celeng, bukan lagi banteng.

Bahkan Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo sekaligus Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Purworejo, Albertus Sumbogo balik menyindir kepemimpinan Bambang Pacul, membuat kader yang bermental bebek dan babu.

Lantas seperti apa pendapat pengamat politik?

Baca juga: Pakai Kaus Merah Menyala, Ganjar Mendadak Temui dan Temani Sandiaga di Sangiran Sragen, Bahas Apa?

Baca juga: Bambang Pacul Bicara soal Mega Capres PDIP, Setelah Viral Rekaman Teh Botol Sosro Puan Maharani

Pengamat Psikologi Politik UNS Solo, Moh Abdul Hakim menilai bahwa tindakan dua politikitus itu merupakan tindakan aksi-reaksi.

"Bentuk labelisasi negatif, seperti Kampret dan Cebong dulu. Tujuannya membuat garis tegas antar kader yang dianggap loyal atau membangkang," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Senin (11/10/2021).

Dengan begitu menurut dia, kader yang pro Ganjar sebagai bakal Calon Presiden 2024 akan berpikir dua kali karena akan dianggap kelompok celeng.

"Entah disadari maupun tidak, akan memperkuat friksi-friksi di internal partai," jelasnya.

Pada akhirnya, pelabelan tersebut akan digunakan untuk menyerang siapapun kelompok yang tidak disukai, sehingga akan memperlebar jarak antar kader.

"Dalam psikologi Jawa, masyarakat menganggap xceleng itu binatang yang menjijikan dan identik dengan perilaku tidak terpuji, seperti mencuri," terang dia.

Dia menuturkan, efek yang dirasa akan sangat kuat, karena pemilihan istilah celeng merupakan pilihan yang cerdas dari pandangan psikologis.

"Dengan begitu akan tertanam di masyarakat, karena reaksi orang Jawa melihat celeng itu akan menghindar," aku dia.

Hakim juga menilai, pernyataan kelompok pro Ganjar yang menyebut kader pimpinan Bambang Pacul adalah kader babu dan bebek, menurut Hakim juga bentuk pelabelan yang negatif.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved