Berita Wonogiri Terbaru
Dua Bulan Uji Coba Aplikasi PeduliLindungi di Terminal Wonogiri, Ratusan Orang Masuk Kategori Merah
Penerapan aplikasi PeduliLindungi di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri sudah berlangsung sejak September lalu.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Penerapan aplikasi PeduliLindungi di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri sudah berlangsung sejak September lalu.
Menurut Koordinator Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, aplikasi untuk memantau apakah para calon penumpang bus tersebut sudah melakukan vaksinasi.
"Kita lakukan uji coba itu dengan sampling untum penumpang di keberangkatan," kata Agus kepada TribunSolo.com, Senin (1/11/2021).
Ia menjelaskan, dari data bulan September, terdapat 557 penumpang yang melakukan scan barcode PeduliLindungi di jalur keberangkatan.
Baca juga: Meski Autopsi Korban Diklat Menwa Keluar Jumat, Rektorat UNS ke Pendemo : Kami Belum Terima Hasilnya
Baca juga: Informasi Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Wonogiri: Selesai Siapkan Sistem Seleksi, Langsung Dibuka
Sementara itu, pada bulan Oktober hingga Sabtu (30/10/2021) terdapat setidaknya 1.130 penumpang yang melakukan scan.
Jika ditotal, ada 1.687 penumpang yang menjadi sampel. Sebanyak itu dibagi menjadi tiga kategori penumpang, yakni hijau, kuning dan merah.
"Hijau artinya sudah vaksin dua kali, kuning baru satu kali. Kalau merah ini belum divaksin," Agus menjelaskan.
Dari data itu, 875 penumpang masuk di kategori hijau, sementara 581 penumpang masuk kategori kuning.
Sisanya, yakni 231 penumpang berstatus kategori merah atau belum melakukan vaksinasi.
Penumpang dengan kategori merah masih bisa berangkat karena memiliki alasan kuat, misalnya memiliki komorbid, penyintas Covid-19 maupun akan vaksin di perantauan.
Apabila penumpang dengan kategori merah dilarang berangkat melalui terminal, penumpang masih bisa mencegat bus di tengah perjalanan bus itu.
"Kita tekanan untuk seluruh penumpang taat protokol kesehatan yang ditentukan. Entah di perjalanan maupun setelah tiba di tujuan masing-masing," imbuhnya.
Berani Potong Anggaran
DPRD Wonogiri berencana memangkas anggaran di sejumlah pos, dengan alasan pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Ketua DPRD Wonogiri, Sriyono menargetkan lembaganya paling hemat.
"Kita memahami kondisi Covid-19 belum selesai dan ada dampaknya di masyarakat," kata dia, kepada TribunSolo.com, Jumat (29/10/2021).
Menurutnya, pandemi sangat berdampak bagi masyarakat terutama di sektor ekonomi.
Banyak masyarakat yang sangat kesulitan akibat dari Covid-19.
Baca juga: Kuliner Unik di Sragen : Mie Ayam Goreng Ditaburi Toping Keju, Kini Digandrungi Para Milenial
Baca juga: Menyeberang, Kakek Bawa Suzuki Shogun Tewas Tertabrak Truk di Wonogiri, Luka Parah di Bagian Kepala
Atas dasar itu, pihaknya menargetkan menjadi DPRD paling irit anggaran dibandingkan DPRD yang lain.
Langkah langkah yang akan ditempuh, kata dia, misalnya memangkas anggaran di sejumlah pos dengan merapikan kegiatan yang sifatnya tidak urgent.
Misalnya pihaknya banyak memangkas kegiatan kunjungan kerja dan perjalanan dinas, pun dengan kegiatan lain yang sifatnya sama.
"Ini langkah kita untuk berbela rasa kepada masyarakat. Kita lakukan efisiensi agar anggaran bisa dimanfaatkan maksimal untuk kesejahteraan rakyat," jelasnya.
Meskipun begitu, Sriyono mengklaim penghematan anggaran itu tidak akan mengurangi fungsi DPRD Wonogiri sebagai lembaga dewan.
Sebagai pembanding, pada penetapan APBD 2021, anggaran program pendukung tugas dan fungsi diluar gaji adalah Rp 17.617.933.420.
Pada perubahan, dilakukan efisiensi menjadi Rp 13.115.747.845, itu anggaran yang digunakan di tahun 2021.
Sementara dalam penetapan APBD 2022, anggarannya menjadi Rp 12.010.530.129.
"Ini lebih sedikit dibandingkan kabupaten lain," aku dia.
Update Covid-19
Pemerintah Kabupaten Wonogiri menerima bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa barang penunjang untuk fasilitas isolasi terpusat (isoter) di gedung PGRI Wonogiri.
Dari data yang dihimpun TribunSolo.com, fasilitas penunjang itu berupa bed termasuk sprei dan sarung bantal, lemari, selimut, dan ranjang.
Selain itu, juga terdapat regulator, oksigen, troli, tempat sampah dan handuk. Namun, semua perlengkapan itu saat ini disiagakan di kantor BPBD Wonogiri.
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo mengatakan bahwa perlengkapan itu disiapkan apabila nanti ada kondisi khusus, misalnya peningkatan kasus Covid-19.
"Selama ini kita masih simpan, karena kondisi Covid-19 tetap landai. Artinya tidak ada kondisi khusus atau emergency," kata dia, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat Tajam di Sejumlah Negara, Kemenkes: 105 Daerah Sempat Mengalami Kenaikan
Baca juga: Anggaran Covid-19 di Solo Tahun Depan Tidak Dikurangi, Tetap Rp 40 Miliar: Antisipasi Ledakan Kasus
Pria yang akrab disapa dengan panggilan Jekek itu menerangkan, bantuan itu diterima sesaat setelah Wonogiri meminta bantuan tersebut dari BNPB.
Nantinya apabila tidak digunakan untuk fasilitas isolasi terpusat, perlengkapan tersebut akan menjadi invetaris milik BPBD.
Selain itu, Jekek juga secara langsung menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Wonogiri yang bersama-sama komitmen menerapkan protokol kesehatan.
"Ini kondisi yang cukup membanggakan, harus kita jaga. Komitmen seluruh masyarakat Wonogiri harus bersama-sama kita kuatkan," kata Jekek.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan pihaknya menyimpan dengan baik fasilitas penunjang itu.
"Kita sesuai dengan instruksi, saat ini disimpan dengan baik. Sewaktu nanti diperlukan mobilisasi ya siap," kata Bambang.
Sementara itu, data yang dikutip dari laman resmi Pemkab di wonogirikab.go.id/informasi-corona hingga hari Rabu (27/10/2021) pukul 21.00 WIB hanya ada 16 kasus terkonfirmasi positif. (*)