Berita Boyolali Terbaru
Larangan di Umbul Langse Boyolali : Jangan Jual Airnya & Ambil Ikannya, Jika Dilanggar Ini Akibatnya
Sejak munculnya kembali sumber air di Umbul Langse ada 'perjanjian' hingga larangan.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Kambing berharga fantastis itu tak mungkin dipenuhinya.
Dia yang hanya bertiga orang sangatlah berat untuk membeli kambing tersebut.
Beruntung, syarat itu masih bisa diganti dengan pisang emas.
Namun pisang emas yang ‘diminta’ haruslah lengkap beserta pohonnya.
Bahkan mulai dari bonggol hingga jantung pisangnya haruslah masih ada.
Pisang emas dengan kreteria itu tidaklah mudah didapatkan di daerah sekitar Nepen.
Diapun harus mencari pisang yang masih lengkap itu hingga ke lereng Merapi.
“Saya pikul bersama teman saya. Gantian dengan teman saya. Kalau saya capek, saya gantian yang bawa motor. Begitu sebaliknya,” ujarnya.
Selain itu, masih banyak lagi syarat ubo rampe yang diminta.
Baca juga: Cerita Mistis Pohon Asem Tua di Klaten: Berusia Ratusan Tahun, Penunggu Bisa Datang Lewat Mimpi
Baca juga: Anehnya Makam di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Meski 39 Tahun Direndam, Kondisi Nisan Tetap Utuh
Saking banyaknya dia sampai tak hapal lagi, jenis ubo rampe yang wajib dipenuhi supaya air umbul ini bisa keluar.
“Ada juga Bambu Petok, dan sesaji berupa jajan pasar dan hasil bumi yang masing-masing berjumlah 17 macam,” aku dia.
Barulah setelah seluruh syarat-syarat itu lengkap, ritual permohonan bisa digelar.
Seluruh syarat-syarat itu diletakan di bawa batu besar yang ada di umbul langse itu.
Lalu dilakukan doa-doa, setelah itu, bersama warga dilakukan sholat ghaib selama beberapa malam di pelataran umbul ini.
“Untuk sholatnya, dilakukan beberapa pekan. Setelah air keluar, baru dilakukan ritual merti umbul dengan berbagai kegiatan seperti pergelaran wayang,” ujarnya.
Semenjak saat itu, Umbul Langse yang kering keronta berubah menjadi lautan air.
"Air yang yang dikeluarkan bumi sangat jernih sampai saat ini," jelas dia. (*)