Berita Sragen Terbaru
Viral di Sragen, Pengendara Supra Hadang Laju Prima yang Ngeblong, Sopir Bus Menyerah karena Salah
Kapolsek Sumberlawang, AKP Fajar Nur Ikhsanuddin membenarkan kejadian tersebut terjadi di wilayahnya.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Video detik-detik pengendara Honda Supra berhenti dan hadang bus Laju Prima yang ngeblong di jalur tak semestinya viral di media sosial.
Video tersebut diunggah oleh akun instagram @infosumberlawang, pada Jumat (5/11/2021).
Usut punya usut, kejadian tersebut terjadi di Jalan Raya Solo-Purwodadi, tepatnya di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
Dalam unggahan tersebut, tertulis keterangan sebagai berikut :
Seorang pemotor hadang bus di jln Solo-Purwodadi depan SMPN 1 Sumberlawang.
Baca juga: Reaksi Keluarga Ternyata Gilang Tewas Akibat Kekerasan di Menwa UNS : Dada Sesak Tahu Kenyataan Itu
Baca juga: Remuk Berkeping-keping, UMKM di Sragen Gulung Tikar Imbas Pandemi,Tak Ada Pemasukan & Punya Angsuran
Sontak, keberanian pengendara sepeda motor itu mendapat respon beragam oleh warganet.
Ada yang mengapresiasi hingga menyebutnya keren karena pemberani.
@wahyu_karso_wiguno kerennn...sangar tenan mas'e Supra.
Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi melalui Kapolsek Sumberlawang, AKP Fajar Nur Ikhsanuddin membenarkan kejadian tersebut terjadi di wilayahnya.
"Iya benar kejadiannya tadi pagi, Jumat jam 06.30 WIB," ungkapnya kepada TribunSolo.com.
Telihat jelas dalam video berdurasi singkat tersebut, jika yang salah adalah pengemudi bus Laju Prima karena memakai jalur milik pengendara motor.
"Pengendara sepeda motor itu, berani menghadang bus di tengah jalan, hingga busnya tidak bergerak," ujarnya.
Meski begitu, penghadangan bus oleh sepeda motor tak sampai menimbulkan konflik.
"Tadi tidak ada debat sama sekali, tak lama sopir busnya masuk ke jalur kiri, sehingga situasinya aman, kondusif, dan terkendali," terang dia.
Pikap Hadang Bus
Video berisi pikap menghadang bus Rosalia Indah yang diketahui ngeblong atau di luar jalur semestinya viral di media sosial.
Usut punya usut, video berdurasi 4 menit 51 detik yang menggambarkan detik-detik pikap warna hitam hingga bus akhirnya menyerah terjadi di Boyolali.
Seperti yang diposting di IG milik @romansasopirtruck, Rabu (19/5/2021) malam.
"Yang lagi viral di grup-grup WA ataupun grup FB. Konon katanya sudah 7 purnama mereka seperti ini," kata dalam caption video.
Baca juga: Ramai soal Polisi Tidur Super Nungging di Boyolali, Awas, Yang Bikin Ternyata Bisa Digugat Hukum
Baca juga: Terlanjur Viral, Polisi Tidur Super Nungging di Lampar Boyolali Dibongkar, Tapi Warga Minta Syarat
Bahkan melengkapi tulisan lain.
"Sebuah mobil pick up menghadang bus Rosalia Indah yang ngeblong, TKP : Boyolali, Jateng (Januari 2021)," jelasnya.
Sampai pukul 08.15 WIB, postingan tersebut ditonton 30.166 tayangan.
Selain itu, video tersebut disukai 3.991 akun dan mendapatkan komentar 211 komentar.
Sementara itu, Kanit Laka Satlantas Polres Boyolali, Ipda Budi Purnomo mengatakan pihaknya tidak mendapatkan laporan terkait peristiwa tersebut di bulan Januari 2021.
"Dari bulan Januari, tidak ada laporan kejadian tersebut, sehingga kami mendapatkan laporan tersebut dari masyarakat," jelasnya.
Namun karena terlanjur viral beberapa hari ini, pihaknya kemudian akan mencari tahu lokasi dan melakukan pemeriksaan terhadap informasi itu.
"Tim baru turun, ngecek jalannya di mana," jelasnya.
Viral Polisi Tidur
Polisi tidur atau bangunan pembatas kecepatan kendaraan yang melintang di jalanan, pastinya sudah tidak asing.
Di banyak lokasi, dengan mudah ditemui alat yang dibuat baik dengan asal, semen atau pita kejut karet ban.
Namun apa jadinya jika polisi tidur dibuat tak lazim, mau lihat?
Kejadian ini nyata dibangun di Dukuh Indopekso, Desa Lampar, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.

Baca juga: Terburu-buru Berakhir Pilu, Pengendara Xpander di Boyolali Nyemplung Sawah, Mobilnya Sampai Terbalik
Baca juga: 5 Fakta Kecelakaan di WKO Boyolali, Bocah & Pamannya Jadi Tersangka, hingga Penyabab Perahu Terbalik
Dari pantauan TribunSolo.com, penampakan polisi tidur itu cukup besar jauh berbeda dengan bentuk pada umumnya yang ada di jalanan.
Sangking tingginya polisi tidur tersebut, membuat mobil sedan cukup pendek kesulitan untuk melintasinya.
Bahkan kendaraan matic harus menyerong agar bisa lewat.
Fenomena itu pun juga viral di media sosial (medsos) di antaranya di @boyolali_info sehingga banyak komentar netizen dan disukai 3088 orang.
Adapun warga sekitar, Supri mengaku polisi tidur tersebut baru saja dibangun.
"Masih baru, saya kurang tahu pastinya tapi sekitar seminggu yang lalu," ucap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (19/5/2021).
Supri mengatakan warga membangun polisi tidur tersebut agar pengendara yang melintas tidak ngebut di jalanan.
Ia berharap, polisi tidur tersebut tidak dibongkar melainkan diperbaiki.
"Pengennya (polisi tidur) tetap ada, tidak dibongkar tapi diperbaiki saja," harapnya.
Mediasi Pemerintah
Pemerintah Desa Lampar akhirnya melakukan mediasi antar warga, Rabu (19/5/2021), imbas dari viralnya polisi tidur tak lazim di Desa Lampar, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.
Mediasi yang difasilitasi Pemdes Lampar bersama jajaran Forkompincam Tamansari itu menghasilkan sejumlah kesepakatan.
Camat Tamansari, Wurlaksono, menyebut, ada 6 poin yang sudah disepakati dan dipatuhi bagi berbagai pihak mediasi.
"Ada 6 poin yang sudah disepakati, antara lain polisi tidur diperbaiki agar tidak mengganggu pengguna jalan yang lewat. Selain itu, muatan tonase truk pasir diturunkan," kata Wurlaksono, Rabu (19/5/2021).
Dalam kesepakatan tersebut, sebuah depo pasir di lokasi tersebut juga diminta untuk ditata ulang.
Pemilik depo pasir, juga menyatakan bersedia ikut patungan memperbaiki jalan.
"Bagi truk dan kendaraan lain saat melewati di jalan tersebut untuk lebih pelan-pelan, " tutur Wurlaksono.
Baca juga: Lika-liku Pusat Kuliner Galabo Solo : Pernah Tenarkan Nama Jokowi, Kini Dibangkitkan Oleh Gibran
Baca juga: Habis Libur Pemain Persis Solo Wajib Swab Test, Jika Positif Harus Menepi Dulu, Dilarang Gabung Tim
Wulkasono mengatakan pihaknya menggelar mediasi tersebut karena viralnya polisi tidur yang dianggap tak lazim.
"Hari ini kami melakukan memediasi terkait unggah postingan Senin (17/5/2021) terkait polisi tidur di Indopekso, Lampar, Tamansari, Boyolali, dan telah sudah ada kesepakatan dari berbagai pihak," ucap Wurlaksono, saat ditemui TribunSolo.com, di Kantor Desa Lampar, Rabu (19/5/2021).
Wurlaksono mengatakan kesepakatan ini dibuat bertujuan untuk membuat rasa aman warga sekitar.
Dia mengatakan dari kesepakatan ini akan diserahkan kepada musyawarah RT setempat
Lanjut ia mengatakan dari musyawarah RT tersebut, akan menghasilkan kesepakatan berupa keputusan RT tersebut.
"Saya berharap dalam kasus ini menjadi pembelajaran bersama, saling uwongke saling menghargai, tidak menang sendiri," pungkasnya. (*)