Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Cerita Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho, Pernah Jadi Pasukan Perdamaian di Afrika

Sudah lima bulan terakhir ini, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menjabat sebagai Kapolres Sukoharjo, menggantikan Kapolres sebelumnya.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Agil Tri
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan (Kanan) bersama GM Content Tribunnews, Vovo Susatio (Kiri) saat berada di Kantor Tribunnews Solo, Colomadu, Karanganyar. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sudah lima bulan terakhir ini, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menjabat sebagai Kapolres Sukoharjo, menggantikan Kapolres sebelumnya, AKBP Bambang Yugo Pamungkas. 

Sebelum ke Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menjabat sebagai Kasubagmutbata Bagmutjab Robinkar SSDM Polri.

Perwira menengah dengan pangkat dua melati di pundak ini merupakan alumnus Akpol tahun 2003.

Baca juga: Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing di Indonesia, Pit Duwur Jogja Serukan Perdamaian

Baca juga: Tahun Depan Sukoharjo Terapkan Tilang Elektronik, Siapkan Kamera Pengawas di 10 Titik  

Saat berkunjung ke Kantor TribunSolo.com, Kapolres menceritakan berbagai pengalamannya selama menjadi anggota Polri. 

"Saya sudah 18 tahun, saya sudah kemana-mana. Seperti di Mabes Polri, pernah jadi pasukan perdamaian di Afrika, penyelesaian masalah GAM di Aceh, dan Sulawesi," katanya, Senin (18/11/2021).

Dari berbagai pengalaman itu, Kapolres menuturkan jika pengalaman paling berkesan adalah saat dirinya bertugas di Afrika. 

Pada tahun 2008, dia bergabung dengan Satgas Formed Police Unit (FPU), dan dikirim ke Sudan.

Baca juga: Tahun Depan di Sukoharjo Sudah Terapkan ETLE, Satlantas Minta Kendaraan Seken Segera Dibalik Nama

"Ini misi satu pasukan, satu kontingen berisi 140 pasukan," ujarnya. 

"Dan ini misi pasukan yang pertama, sebelumnya misinya secara individual yang berjumlah sekitar 10 orang," jelasnya.

Selama di Sudan, pria kelahiran Boyolali itu ditempatkan di Kota Al Fashir.

Baca juga: 5 Fakta Pencurian Rubicon di Sukoharjo, Pelaku Pasang GPS di Mobil hingga Diperintah Oleh Tahanan

"Saat itu Al Fashir masih berupa gurun, suhunya bisa mencapai 40 derajat, dan kita tinggal di dalam container," katanya. 

Kapolres menjalani tugas selama satu tahun, yang saat itu Sudan masih terjadi konflik perang saudara. 

Selama di Sudan, berbagai misi perdamaian dilakukan, seperti patroli, memberikan edukasi di kamp pengungsian. 

"Pengalaman paling berkesan adalah air. Karena satu orang dijatah 15 liter per hari, jadi harus menghemat," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved