Berita Boyolali Terbaru
Gunung Merapi Kembali Muntahkan Guguran Awan Panas: Mencapai 2,2 Kilometer ke Kali Bebeng
Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguruan (APG), Kamis (9/12/2021). APG yang terjadi pada pukul 16.38 WIB berlangsung selama 2,9 menit.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguruan (APG), Kamis (9/12/2021).
Informasi resmi yang dikeluarkan BPPTKG Jogjakarta menyebutkan jika APG yang terjadi pada pukul 16.38 WIB itu berlangsung selama 2,9 menit.
Lontaran material yang diluncurkan menyentuh jarak 2,2 kilometer dari puncak gunung Merapi ke arah kali Bebeng.
Baca juga: Kisah Sukani, Janda Penambang Pasir Manual Merapi: Ditinggal Pergi Suami saat Anaknya Masih Kecil
Baca juga: Hujan Abu Tipis Turun di Musuk Boyolali, Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Guguran
Sedangkan arah angin ke timur.
BPPTKG juga mencatat jika sejak mulai pukul 13.12 WIB puncak Merapi telah diguyur hujan.
Curah hujan yang mencapai 29 mm menjadikan masyarakat yang beraktivitas di sekitar alur sungai yang berhulu di puncak Merapi agar mewaspadai bahaya lahar.
Kepala BPPTKG Jogjakarta Hanik Humaida dalam rilis yang diterima TribunSolo.com mengatakan Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas masih mengarah ke sektor Tenggara–Barat Daya atau ke arah sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
"Potensi lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," jelas Hanik.
Tetap Menambang
Banjir lahar gunung Merapi yang terjadi di Sungai Bebeng, Magelang tak membikin penambang pasir Kali Apu, Selo, Boyolali takut.
Aktivitas penambangan pasir secara tradisional masih dilakukan oleh warga sekitar di tengah ancaman bahaya lahar dingin yang bisa terjadi kapanpun.
Warga sekitar masih tetap saja mengais pasir dari sungai yang berhulu di Puncak Merapi itu.
Baca juga: Perjuangan Para Penambang Pasir Kali Sombo Boyolali: Rela Seharian Berendam di Sungai
Baca juga: Viral Video Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas, Penambang Pasir Nampak Santai
Sumi, warga Dukuh Takeran, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo mengaku tak takut dengan peningkatan aktivitas gunung Merapi.
Meski belakangan ini curah hujan tinggi, namun dia tetap nekat mencari pasir dengan pelatan seadanya setiap hari.
“Ya kalau ada banjir ya minggir dulu to,” katanya, kepada TribunSolo.com, Selasa (7/12/2021).
Dia sebenarnya tahu aktivitas penambangannya ini beresiko tinggi.
Baca juga: Penyebab Sementara Penambang Pasir asal Sragen yang Dilaporkan Tenggelam: Diduga Alami Kram
Hanya saja, dia yang tak punya ladang dan tak bisa bekerja tak punya banyak pilihan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
"Sudah biasa seperti ini. Mau kerja apa juga tidak bisa," ujarnya.
Dia mengaku penambang pasir manual ini cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari.
Meskipun tak jarang dia harus pulang dengan tangan hampa karena tak bisa mengumpulkan satu rit (1 bak Pikap) pasir.
“Ini saya setengah hari belum dapat 1 rit pasir. Ya gimana lagi, pasirnya tidak ada,” katanya.
Baca juga: Faktor Kedalaman Sungai, Warga Tak Berani Menyelam Cari Penambang Pasir yang Tenggelam di Sragen
Tumini, penambang lain mengatakan tenaganya yang tak sekuat dulu membuatnya lebih lambat dalam mengumpulkan pasir.
Diapun hanya bisa mencari pasir di daerah yang dekat akses jalan desa.
“ Kalau yang masih muda-muda bisa mencari pasir lebih di atas lagi. Tapi saya cukup dekat-dekat sini saja,” imbuhnya. (*)