Nasib Kolonel Priyanto Usai Tabrak Lari di Nagreg, Kini Diborgol & Disoraki Warga saat Rekonstruksi
Tak cuma karier militer yang terancam tamat, ketiga oknum TNI itu harus mendapat sanksi langsung dari masyarakat.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM -- Nasib Kolonel Priyanto setelah sosoknya viral karena buang korban kecelakaan di Nagreg.
Karier militernya kini terancam berakhir, setelah terlibat tabrak lari dua sejoli Salsa dan Handi di Nagreg.
Pun demikian dengan dua anak buahnya, Koptu Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh.
Tak cuma karier militer yang terancam tamat, ketiganya harus mendapat sanksi langsung dari masyarakat.
Hal itu terlihat saat ketiganya jalani rekontruksi kasus tabrak lari itu.
Baca juga: Presiden PKS Minta, Penuntasan Kasus Tabrak Lari yang Tewaskan Sejoli di Nagreg Bisa Adil dan Tuntas
Baca juga: Pengakuan Kolonel P Pelaku Tabrak Lari di Nagreg yang Buang Jasad ke Sungai: Mau Cari RS Tidak Ada
Rekontruksi kasus tabrak lari itu dilakukan di Jalan Raya Bandung, tepatnya di Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung.
Dilansir TribunSolo.com dari Tribun Jabar, ketiganya mengenakan seragam tahanan berwarna kuning. Di bagian belakang tertulis TAHANAN MILITER Pomdam Jaya.
Ketiga oknum anggota TNI itu disoraki warga saat keluar dari mobil dan berjalan diapit polisi militer ke titik lokasi kejadian. Ketiganya tampak mengenakan sendal jepit saat berjalan kaki.

Reka adegan tersebut, berlangsung cepat, sekitar 10 menit. Dalam reka adegan, terdapat 5 adegan yang dilakukan. Ketiganya yang memakai seragam tahanan, tangannya diborgol dan dikawal ketat polisi militer.
Kolonel Priyanto disebut-sebut jadi otak jenazah Salsa dan Handi dibuang di Sungai Serayu.
Saat rekontruksi, dia tampak mengenakan kalung bertuliskan tersangka 1. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyebut anak buahnya itu jadi otak pelaku buang jasad Salsa dan Handi ke Sungai Serayu.
"Kami akhirnya bisa mengkonfrontir, tiga-tiganya bahkan dalam satu pemeriksaan. Dan memang yang menjadi inisiator dan sekaligus pemberi perintah untuk tindakan yang masuk dalam beberapa pasal termasuk pembunuhan berencana ini adalah kolonel P," kata Jenderal Andika Perkasa, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Senin (1/1/2022).
Kasus kecelakaan tabrak lari itu terjadi pada 8 Desember melibatkan tiga oknum anggota TNI AD, satu kolonel dan dua kopral dua.
Saat kecelakaan, ketiga pelaku membawa dua sejoli tersebut. Namun, alih-alih membawa ke rumah sakit, ketiganya malah membuang Salsa dan Handi ke Sungai Serayu, Jawa Tengah.
Warga di Banyumas dan Cilacap menemukan Handi dan Salsabila dalam kondisi sudah meninggal kemudian dikuburkan.