Berita Wonogiri Terbaru
Pembelajaran Tatap Muka di SMA/SMK Wonogiri Sudah 100 Persen, Pakai Sistem Shift Pagi dan Siang
Pembelajaran tatap muka (PTM) secara 100 persen di Wonogiri sudah bisa digelar di tingkat SMA/SMK Sederajat.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Pembelajaran tatap muka (PTM) secara 100 persen di Wonogiri sudah bisa digelar di tingkat SMA/SMK Sederajat.
Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.
Di dalamnya mengatur, sekolah di daerah yang masuk PPKM level 1 dan 2 bisa menggelar PTM terbatas dengan kapasitas 100 persen dari ruang kelas dengan lama belajar maksimal enam jam per hari.
Baca juga: Jadwal Masuk Sekolah dan Kalender Akademik Wilayah Jawa-Bali, Pembelajaran Tatap Muka 3 Januari 2022
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Wonogiri, SDN 2 Purworejo Belum Wajibkan Siswanya Berseragam
Namun, ada sejumlah peraturan yang harus dipenuhi. Misalnya vaksinasi dosis dua untuk tenaga kependidikan sudah di atas 80 persen.
Sementara untuk sasaran lansia dan masyarakat umum, harus sudah di atas 50 persen juga untuk vaksinasi dosis kedua.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Tengah, Sunarno, mengatakan berdasarkan aturan itu, Wonogiri sudah memenuhi syarat untuk menggelar PTM 100 persen kapasitas ruangan.
Atas dasar itu, SMA hingga SMK Sederajat di Kabupaten Wonogiri diizinkan untuk menggelar PTM 100 persen per hari ini, Senin (3/1/2022).
"Berdasarkan rapat yang sudah digelar di Wonogiri memang sudah dipersilakan untuk itu (PTM 100 persen)," kata Sunarno.
Baca juga: Ada Ratusan Sekolah di Sragen Belum Bisa Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Ini Alasannya
Berdasarkan aturan di SKB empat menteri di atas, kata dia, PTM 100 persen bisa digelar maksimal enam jam dalam satu hari.
Meskipun begitu, ketika diterapkan di lapangan nanti, pihaknya menyarankan agar PTM menggunakan sistem shift atau bergilir.
Menurutnya, hal tersebut akan membuat lebih aman, selain itu juga untuk berjaga-jaga karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
"Walaupun boleh 100 persen, pelaksanaannya bisa shift pagi dan siang. Barangkali dalam pelaksanaannya di kelas hanya 50 persen," tutur dia.
Sunarno mencontohkan, pembagian shift bisa dengan jumlah siswa yang masuk. Misalnya absen 1-18 masuk di pagi hari, sisanya mengikuti di siang hari.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Riwayatmu Kini, Sudah di Depan Mata Malah Corona Menggila, Ini Kata Gibran
Dengan begitu seluruh siswa dalam satu sekolah bisa mengikuti PTM 100 persen dan juga lebih menekan potensi penyebaran virus Covid-19 di lingkungan sekolah.