Berita Boyolali Terbaru
R Warga Boyolali yang Mengaku Jadi Korban Rudapaksa Diteror, Pintu Rumah Digedor Orang Misterius
Sejak sepekan lalu, ramai pemberitaan soal wanita asal Boyolali yang dirudapaksa di Bandungan.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Sejak sepekan lalu, ramai pemberitaan soal wanita asal Boyolali yang dirudapaksa di Bandungan.
Dimana, seorang perempuan berinisial R, diduga dirudapaksa oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota Polri.
Nah, mencuatnya berita itu juga membikin hidup R jadi tak tenang.
Baca juga: R Warga Boyolali Bantah Keterangan Polisi, Ceritakan Soal Kasus Rudapaksa Dirinya
Baca juga: Ambulans Warga Boyolali Disebut Berhantu, Pemilik Membantah: Selama Saya Pakai Tak Ada Penampakan
Hampir setiap malam, dirinya mendapat teror.
Hal itu membuat dirinya, keluarga serta pembantunya dirundung rasa ketakutan yang mendalam setiap datangnya malam.
R mengaku setiap malam tiba, selalu ada orang yang menggedor-gedor pintu rumahnya.
Teror gedoran pintu tak hanya sekali dalam satu malam.
“Awalnya itu pintu depan saja. lalu pindah ke pintu belakang,” kata R, kepada TribunSolo.com, Rabu (26/1/2022).
Baca juga: Warga Boyolali Korban Hanyut di Pantai Glagah Dimakamkan, Tinggalkan Duka Bagi Keluarga dan Teman
Teror yang dia terima sejak Senin malam (17/1/2022).
Hingga kemarin malam, pintu rumahnya masih digedor-gedor oleh orang tak dikenal.
“Kami takut, Jadi tidak pernah saya bukakan pintu rumah,” ucapnya.
“Kecuali kalau keluarga atau orang yang saya kenal menghubungi lewat telepon," jelasnya.
Sejak mendapat ancaman teror itupun, dirinya selalu mengunci rumah sejak petang saat Magrib tiba.
“Karena mulai jam 21.00 WIB pasti ada yang menggedor-gedor pintu dan mulai membuat kami takut,” pungkasnya.
Membantah Keterangan Polisi
Polemik kasus dugaan rudapaksa tehadap R, wanita asal Boyolali masih terus berlanjut.
Terbaru, R membantah jika dirinya telah mengarang cerita, seperti yang disampaikan dalam rilis Polda Jateng, Senin (24/1/2022).
Sambil tertunduk malu R berusaha tegar untuk menyampaikan apa yang dia alami selama ini, kepada awak media, Rabu (26/1/2022).
Baca juga: Viral Kasus Tukang Bangunan Rudapaksa Bocah 5 Tahun, Polisi Sebut Pelaku Kini Sudah Ditahan
Baca juga: Polisi Sebut R Wanita Boyolali Berbohong soal Dirudapaksa, Pengacara Bantah Tudingan Polisi
Dia kembali menceritakan kronologi awal kejadian.
R mengaku tidak mengenal pelaku GWS.
Pelaku tiba-tiba datang ke rumahnya untuk menawarkan bantuan membebaskan suaminya, S yang terjerat dugaan kasus perjudian.
“Dia bilang, kasus e bojomu pie ? nah iki yen wes punjul 24 jam berarti mesti ditahan,” kata R mengulang ucapan GWS.
R pun kemudian bertanya balik, apa yang harus dilakukan supaya suaminya bisa bebas.
“Iki aku duwe wong jero sing isoh ngetokke bojomu, ning kudu gowo duit,” katanya menirukan GWS.
Baca juga: Viral Aktivis Kampus di Jogja Rudapaksa 3 Mahasiswi, Modusnya Pura-pura Ajak Maba ke Kontrakan
Dia pun kemudian mengikuti seluruh instruksi GWS hingga ke Polres Boyolali.
Karena saat itu baru apel, niatnya ke Polres diurungkan.
GWS pun kemudian membawa R masuk ke jalan Tol Solo-Semarang.
R yang sempat bertanya mengenai arah tujuan selanjutnya langsung dibantah oleh GWS.
“Wes koe menengo, manuto aku. Awak e dwe nyang polda sik (kamu diam saja, nurut sama saya. Kita ke Polda dulu), wes manuto aku (Sudah nurut saya), yen ra manut titenono koe (Kalau tidak nurut lihat saja kamu),” katanya.
R yang sudah curiga dengan gelagat GWS kemudian berusaha untuk melarikan diri dengan cara meloncat dari mobil setelah berada di Tol.
Namun rencana R itu gagal. GWS lebih dulu menarik rambutnya dan menamparnya seraya mengancam.
Baca juga: Pelaku Rudapaksa Anak Dibawah Umur Diringkus Polisi, Modus Beri Kerupuk dan Ajak Kenalan di Facebook
“Koe wes menengo (Kamu diam). Nek ra meneng tak pateni neng kene (Kalau tidak diam saya bunuh disini),” ucapnya sambil menangis.
Sambil menangis, R pun mencoba menanyakan alasanya ingin membunuh dirinya.
“Padahal waktu itu dia bilangnya mau membantu saya untuk mengeluarkan suami saya,” ujarnya.
Setelah itu, lanjutnya, GWS menodongkan pisau ke lehernya dan menyatakan jika pisaunya itu telah membunuh banyak orang.
R pun kemudian menurut dan mencoba meredam emosi GWS.
R pun memohon agar dirinya tak dibunuh karena dia memiliki dua anak yang masih kecil-kecil.
Baca juga: Istri Herry Wirawan Kini Menanggung Malu, Tak Tahu Kalau Suaminya Rudapaksa 12 Santriwati
Anak pertama berusia 6 tahun sedangkan anak keduanya baru 6 bulan dan sangat membutuhkan dirinya untuk memberikan asi eksklusif.
GWS yang awalnya sudah bisa tenang, kembali mengancam R saat keduanya telah keluar dari pintu Tol Bawen.
R kembali mendapat ancaman akan dibunuh usai dirinya bertanya mengenai arah tujuannya.
“Koe arep tak pateni tak guwak neng gunung (Kamu mau saya bunuh saya buang ke gunung),” jelasnya.
Beruntung, R bisa mengontrol emosi GWS agar tak keluar lagi kata-kata ancaman.
GWS yang mengaku lapar kemudian mampir makan di sebuah warung soto.
Setelah makan, GWS menjadi ngantuk.
Baca juga: Pelaku Rudapaksa Anak Dibawah Umur Diringkus Polisi, Modus Beri Kerupuk dan Ajak Kenalan di Facebook
GWS kemudian menghubungi seseorang untuk menanyakan ketersediaan kamar kosong di sebuah hotel.
Hingga akhirnya keduanya sampai di sebuah hotel dan terjadi hubungan suami istri tersebut.
“ Saya disitu hanya bisa pasrah. Dalam arti saya ingin masih hidup. Sing penting aku isoh urip,” ujarnya.
R tak kuasa menahan tangis saat mendengar dirinya yang disebut memberikan keterangan palsu.
“Aku tidak bisa ngomong lagi, sakit. Saya punya anak dua kecil-kecil saya tinggal untuk bagaimana saya bisa membebaskan suami saya,” katanya
Yang membuat sedih lagi, akibat pemberitaan yang seakan menyerang balik dirinya sebagai korban membuat sakit jantung orang tuanya kambuh.
Keterangan Resmi Polda Jateng
Ingat R, perempuan asal Desa Bendungan, Kecamatan Simo, Boyolali, yang mengaku diejek perwira Polres Boyolali saat melapor menjadi korban kekerasan seksual?
Penyelidikan kasus R kini memasuki babak baru.
Baca juga: Nasib Kasat Reskrim Polres Boyolali, Dicopot Setelah Diduga Ejek Korban Pelecehan Seksual
Hasilnya mengejutkan.
Setelah dikonfrontir, R mengakui perbuatan intim yang dilakukannya dengan GWS ( sebelumnya ditulis GR) yang sebelumnya dilaporkannya sebagai rudapaksa, diakuinya dilakukan karena suka sama suka.
Lewat keterangan yang diterima TribunSolo.com, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi melalui Kabidhumas Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menyebut, R tak bisa mengelak setelah polisi menyodorkan sejumlah bukti.
"Penyidik Ditreskrimum mempunyai bukti rekaman cctv di hotel tempat R ngamar bersama GWS pasangannya. Penyidik juga mengantongi hasil visum dari tim dokter terkait laporan perkosaan tersebut," ungkap Iqbal dalam siaran pers resmi yang diterima TribunSolo.com, Senin (24/1/2022).
Salah satu bukti yang ditelaah Polda Jateng adalah rekaman cctv.
Menurut Iqbal, dari gestur di cctv, R dan GWS terlihat mesra.
Bahkan, saat membayar hotel, kedua orang tersebut terlihat berebut untuk saling membayar.
"Sementara dari hasil visum diketahui tidak ada tanda lecet atau memar seperti normalnya korban perkosaan. Maka dari itu, penyidik melihat kejanggalan dalam hal ini," jelasnya.
Ditambahkan, penyidik juga sempat menyodorkan beberapa fakta lain yang akhirnya tidak dapat dibantah oleh wanita 28 tahun itu.
"Dia tidak dapat mengelak dan akhirnya mengaku hubungan yang dilakukan dengan GWS adalah karena suka sama suka," ungkap Kombes M Iqbal.
Sedangkan terkait pelaporan rudapaksa hingga akhirnya mengaku mendapat pelecehan verbal oknum perwira Boyolali itu diduga hanya untuk bargaining saja.
"Motifnya dia ingin punya nilai tawar. Dia sengaja membuat laporan sedemikian rupa. Tujuannya, agar Polres Boyolali meringankan kasus suaminya yang ditangkap karena menjadi bandar judi," terang Kabidhumas.
Sebagai mana diketahui, suami R yang berinisial SH (26) menjadi tahanan Polres Boyolali karena diduga menjadi bandar judi. SH ditangkap bersama lima pengepul judi dan ditahan sejak awal Januari 2022 lalu.
"Kasus perjudian dengan tersangka SH dan lima orang lainnya tersebut ditangani penyidikannya oleh Polres Boyolali. Saat ini sudah memasuki tahap satu dan diharapkan tuntas dalam dekat," terang Iqbal. (*)