Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Klaster Covid-19 di Solo Meroket, Dinkes Karanganyar Langsung Swab Guru & Siswa yang Sekolah di Solo

Ramai-ramai klaster pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah daerah, membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar siaga.

Penulis: Tribun Network | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Ratusan siswa dan guru yang menjalani swab secara massal. 

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ramai-ramai klaster pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah daerah, membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar siaga.

Di mana Dinkes kini melakukan swab antigen massal terhadap 1.000 sampel.

Swab ini menyasar siswa dan guru sekolah tingkat SMP.

Kepala DKK Karanganyar, Purwati menyampaikan, hingga saat ini belum ada penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan pendidikan yang ada di wilayah Karanganyar.

DKK beserta jajaran telah melakukan random swab antigen dengan menyasar 1.000 sampel. Pemeriksaan tersebut telah dilakukan sejak minggu lalu.

Pihaknya melakukan pemeriksaan random swab antigen terhadap 200 sampel di masing-masing sekolahan.

"Alhamdulillah tidak ditemukan (kasus Covid-19)," katanya dilansir Tribunjateng.com, Jumat (4/2/2022).

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari DKK Karanganyar, tercatat ada 69 kasus aktif positif Covid-19 per Kamis (3/2/2022).

Dari jumlah itu 10 menjalani rawat inap dan sisanya menjalani isolasi mandiri.

Jumlah kasus positif Covid-19 tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan Kamis pekan lalu. Tercatat ada 17 kasus aktif positif Covid-19 pada Kamis pekan lalu.

Baca juga: Alasan Sakit Jantung, Tersangka Kasus Korupsi BKK Karanganyar Ajukan Penangguhan Penahanan

Baca juga: BREAKING NEWS : Kasus Pertama Anak TK di Solo Kena Covid-19, Baru Terdeteksi Satu Siswa yang Positif

Purwati mengatakan, adanya peningkatan kasus Covid-19 disebabkan beberapa faktor seperti skrining guru dan siswa asal Karanganyar yang bersekolah di Kota Solo.

Tak hanya itu juga pelaku perjalanan, pasien yang sering kontrol ke rumah sakit, pegawai bank serta nakes yang bekerja di luar Karanganyar.

Kendati ada peningkatan kasus Covid-19, lanjutnya, hingga saat ini pihaknya belum mendeteksi adanya varian baru seperti omicron.

"Kebanyakan tanpa gejala jadi isoman di rumah. Tapi yang sakit karena komorbid dirawat di rumah sakit," ucapnya.

Oleh karena itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat supaya tetap menerapkan protokol kesehatan saat menjalankan aktivitas.

Di sisi lain dinas juga akan mengedukasi soal protokol kesehatan kepada masyarakat.

Kondisi Kamar Rumah Sakit

Usai kasus Covid-19 bermunculan lagi, kini publik bertanya-tanya tentang kondisi terbaru ketersediaan kamar isolasi di rumah sakit.

Lantas seperti apa kondisinya?

Jubir Satgas Covid-19 Rumah Sakit (RS) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), dr. Tonang Dwi Ardyanto mengatakan ada fenomena di tengah melonjaknya kasus.

Di mana kamar isolasi pasien Covid-19 kembali terisi, padahal sempat beberapa waktu lalu mengalami penurunan bahkan sampai kosong.

"Sudah mulai terisi, setelah agak lama kosong, ini mulai terisi lagi," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Jumat (4/2/2022).

Meski begitu lanjut dia, secara kemampuan masih cukup, artinya masih banyak kamar isolasi kosong.

Adapun RS UNS Solo memiliki 105 kamar bagi pasien Covid-19.

"Belum terisi sampai setengah, baru sedikit, belum banyak," terang dia.

"Tapi kami waspada, dan prinsipnya menyiapkan, siap untuk selalu bertambah," jelasnya.

Tonang mengklaim pihaknya dapat secara cepat mengubah ketersediaan kamar bagi pasien Covid-19 apabila dibutuhkan.

Meski demikian, ketersediaan kamar bagi pasien non Covid-19 pun disebut Tonang harus dipersiapkan pula.

Baca juga: BREAKING NEWS : Kasus Pertama Anak TK di Solo Kena Covid-19, Baru Terdeteksi Satu Siswa yang Positif

Baca juga: Ini Sukoharjo Dekat Solo : Ada Jalan Remuk & Berkubang, Lalu Lintas di Underpass Mahamhaji Pun Macet

"Pasien yang bukan Covid-19 kalau nggak ada tempat kan nggak mungkin, kalau butuh untuk Covid-19 juga bisa kita ubah dengan cepat," jelasnya.

"Kalau penuh, harus siap. Kemarin sempat kosong, jadi kita kurangi. Tapi kalau posisi tiba-tiba butuh, ini tinggal tutup pintunya dengan dua lapis sudah jadi isolasi," harap dia.

Kasus Covid-19 Meluas

Kabar penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolahan di Kota Solo kian meluas.

Usai puluhan siswa dan guru di SMA Warga, kini ada siswa lagi terkena Covid-19.

Terbaru, siswa aman Kanak-kanak (TK) terkonfirmasi positif Covid-19, Jumat (4/2/2022).

Adalah siswa TK Puri Mandiri yang berada di Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Kepala Dinas Kesehatan Kota  (DKK) Solo Siti Wahyuningsih mengatakan, TK Puri Mandiri telah melaporkan temuan kasus pada salah satu siswanya.

"Baru satu siswa dari TK Puri Mandiri," terang dia kepada TribunSolo.com.

"Hari ini baru (mulai) tracing, ini indeks kasusnya dalam kota, yang kontak dengan dia harus di-tracing," jelasnya.

Dengan adanya siswa TK yang terkonfirmasi positif virus corona, Ning mengimbau agar protokol kesehatan benar-benar diterapkan dalam keluarga.

Terlebih penularan ke anak TK menjadi kasus pertama.

Selain itu, apabila seluruh anggota keluarga telah mendapatkan vaksin lengkap serta booster, dia menilai anak-anak akan lebih terlindungi.

"Ini kita bicara program kekebalan komunitas, bukan individu," terang dia.

"Jangan orang berpikiran aku sudah divaksin, aku bebas, tapi seharusnya aku sudah divaksin, daya tahan tinggi, aku juga melindungi orang lain. Makanya masyarakat nggak usah pilih-pilih vaksin," jelasnya.

Baca juga: Penularan Covid-19 Tiba-tiba Meledak di SMA Warga, Berikut Update Harian Kasus di Solo

Baca juga: Ada Klaster PTM di Solo, Gibran Minta Orang Tua Awasi Anaknya Sepulang Sekolah

Ning sapaan akrabnya juga mengingatkan kepada para orang tua untuk menahan diri untuk bepergian atau beraktivitas di luar ruangan, tempat publik, atau tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

Perempuan yang tergabung dalam IDI Solo itu pun secara logis memaparkan anak-anak yang masih berada di bangku TK tentu tak akan meminta bepergian ke luar.

Keinginan bepergian, kata Ning, datang dari orang tua.

Anak TK kalau nggak diajak pergi orang tuanya kan nggak bisa pergi sendiri," akunya.

"Orang tuanya juga harus menahan diri gitu lho. Kan yang ingin ke mall bukan anaknya, tapi orang tuanya," jelas dia.

Masih 100 Persen

Perubahan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen menjadi 50 persen di Kota Solo masih buram.

Meski Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah meminta agar PTM dikembalikan ke 50 persen imbas melonjaknya klaster sekolah di Jawa Tengah.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati menekankan pada kata 'dapat' dalam siaran pers yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Etty mengatakan sekolah yang tetap merasa mampu melaksanakan PTM 100 persen untuk terus melangsungkan kebijakan itu.

"Kita kan di SE itu yang PPKM level 2 ada kata 'dapat' untuk melaksanakan PTM 50 persen, tapi kalau dirasa bahwa sekolah siap maka tetap melaksanakan 100 persen," ujar Etty, ketika dihubungi TribunSolo.com, Jumat (4/2/2022).

Menurutnya, hingga hari ini belum ada sekolah yang menyatakan tidak sanggup melaksanakan PTM 100 persen.

Selain itu, setiap sekolah disebut Etty tak bisa disamakan dan harus dilihat situasi kondisinya masing-masing.

"Nggak ada (yang minta berubah ke PTM 50 persen), semua lihat situasi, semua jalan terus karena aturannya memungkinkan untuk itu," jelasnya.

"Yang penting orang tua diberi kewenangan memilih PTM atau PJJ. Bedanya kan itu dengan SKB, kalau pengen PJJ ya difasilitasi, sekolah harus memfasilitasi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Etty menegaskan pihaknya tetap terus memantau dan memonitor tiap sekolah, apabila ada yang terpantau positif, maka akan diubah menjadi PJJ.

Baca juga: Belum Ada Temuan Klaster Corona di Sekolah Sragen, PTM Tetap Berjalan 100 Persen 

Baca juga: Ada Klaster PTM di Solo, Gibran Minta Orang Tua Awasi Anaknya Sepulang Sekolah

"Jadi menyesuaikan kondisi dan masing-masing sekolah berbeda kondisinya. Tiap hari kita pantau kalau ada yang positif kita PJJ kan," jelas Etty.

"Kalau sekolah yang tidak siap dengan 100 persen ya ke 50 persen, kita lihat saja. Belum ada laporan yang mau 50 persen, dawuhnya pak Wali sementara tetap terus jalan sambil melihat situasi dan kondisi," pungkasnya.

Sebelumnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta pembelajaran tatap muka (PTM) untuk sementara dilakukan 50 persen dulu.

Sebab belakangan ini mulai kembali terjadi klaster baru Covid-19 di sejumlah sekolah di Jawa Tengah.

Penerapan PTM 50 persen ini bisa dilakukan dengan shift pagi dan siang, sehingga bisa mengurangi terjadinya kerumunan di sekolah.

Jika terjadi klaster baru, maka sekolah tersebut harus ditutup sementara.

"PTM nya sudah saya evaluasi untuk 50 persen 50 persen dulu. Mulai kemarin, kan ada yang maksain 100 persen. Jadi pas 100 persen itu saya bilang, tidak usah 100 persen karena duduknya mepet. PTM 50 persen saja, shift pagi dan siang. Kalau kemudian terjadi ada kasus, ya tutup sekolahnya," ujar Ganjar.

Ganjar juga kembali mengingatkan para kepala daerah untuk mengetatkan prokes, untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Laporan yang diterima Ganjar Senin (31/1/2022), ada sembilan kasus probable omicron. Namun pihaknya masih menunggu hasi dari tes WGS kesembilan temuan baru tersebut.

Gibran : Ikut Saja

Pemerintah telah sepakat untuk memberikan diskresi kepada daerah wilayah PPKM level 2 mengingat banyaknya lonjakan kasus Covid-19 di daerah-daerah. 

Diskresi itu membuat pemerintah daerah mampu menyesuaikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas siswa 100 persen menjadi kapasitas siswa 50 persen, terhitung mulai 3 Februari 2022. 

Saat dikonfirmasi, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan sedang mempelajari ketentuan PTM terbatas tersebut.

Baca juga: Setelah Sebut Sekolah di Solo Tetap PTM 100 %, Kini Gibran Siap Revisi Bila Ada Instruksi dari Ganjar

Baca juga: Kasus Covid-19 di Klaten Mulai Menggeliat, Pemkab Terapkan PTM 50 Persen Sekolah di Klaten

"Lagi tak (sedang) pelajari," kata Gibran, di Balai Kota Solo, Jalan Jenderal Sudirman, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (3/2/2022). 

Gibran sempat meminta awak media untuk menanyakan hal tersebut lebih lanjut kepada Dinas Pendidikan Kota Surakarta. 

Namun, dia lantas memberikan jawaban bahwa pemerintah Kota Solo akan mengikuti peraturan yang ada.

Sehingga apabila memang PTM Terbatas harus diberlakukan, pihaknya akan menurutinya.

Baca juga: Tracing Covid-19 di Lingkungan Sekolah Solo Meluas, Gibran: Gak Usah Takut, Anak-anak Sudah Divaksin

"Yo wis (Ya sudah) ngikut (peraturan) itu aja. Kalau keputusannya seperti itu ya kita ikuti dulu lah," katanya.

"Segera, segera (diterapkan). Kan intruksinya sudah keluar," tambah Gibran. 

Pemerintah Setujui PTM Terbatas 50 persen bagi daerah PPKM Level 2 Mulai 3 Februari.

Sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo pada rapat terbatas Senin, 31 Januari 2022 yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Instruksi Mendagri (Inmendagri), pemerintah akan terus meningkatkan pengawasan dan monitoring di tengah peningkatan penyebaran virus Covid-19 varian Omicron. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved