Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Rahasia 400 Satwa Taman Jurug Bisa Survive Selama Pandemi : Adanya Manajemen Resiko & Kolaborasi

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, tak hanya berdampak kepada manusia, tetapi satwa pun terkena imbasnya.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
Penampakan Owa baru di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, tak hanya berdampak kepada manusia, tetapi satwa pun terkena imbasnya.

Seperti yang dialami satwa di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).

Namun siapa sangka, di tangan Direktur TSTJ Bimo Wahyu Widodo satwa-satwa itu bisa bertahan hidup di tengah pandemi yang berkepanjangan.

"Ada 400 satwa di Jurug Solo Zoo, semua mampu bertahan hidup di tengah gempuran pandemi," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (9/2/2022).

Direktur Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Bimo Wahyu Widodo .
Direktur Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Bimo Wahyu Widodo .

Menurut dia, rahasia dari TSTJ tak lain adalah pemetaan melalui manajemen resiko.

Pada 2019 silam, Bimo bersama sejumlah pihak terkait sudah membuat kemungkinan terburuk perihal apa yang bisa membuat TSTJ tidak beroperasi atau tutup.

Salah satunya apabila terjadi penularan penyakit dari manusia ke hewan ataupun sebaliknya.

Hal ini mirip dengan virus Corona yang masuk ke Indonesia pada 2020.

"Salah satunya adalah Jurug bisa tutup kalau ada penularan penyakit dari manusia ke hewan ataupun hewan ke manusia," jelasnya.

"Lha ternyata beneran, kita nggak membayangkan ada Covid-19. Jadi Alhamdulilah secara manajemen siap," ujar Bimo.

Baca juga: Awal Tahun 2022, Pengunjung Kebun Binatang Jurug Capai 8.729 Orang: Mayoritas Solo Raya 

Baca juga: Alun-alun Ditutup, Tapi Taman Satwa Taru Jurug Boleh Buka, Tahun Baru Bakal Didatangi 15 Ribu Orang

Bimo tak memungkiri kesiapan menghadapi kemungkinan terburuk hanya bertahan tiga hingga empat bulan.

Improvisasi lantas dilakukan dengan menggunakan prinsip pentahelix di mana TSTJ akhirnya bekerjasama dengan berbagai pihak.

Mulai dari Pemkot Solo melalui Wali Kota, media massa, perguruan tinggi hingga masyarakat.

Tak jarang masyarakat datang dengan sendirinya memberikan bantuan, terutama pakan satwa.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved