Berita Sukoharjo Terbaru
Masih Punya Cicilan, Jadi Alasan Produsen Tahu & Tempe Sukoharjo Ogah Mogok, Meski Ada WA Berantai
Pembuat tahu dan tempe di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo memutuskan tak ikut-ikut mogok produksi.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Kedelai lokal kita gak ada. Panenannya paling cuma bertahan 2-3 bulan, setelah itu sudah habis. Jadi kita tetap mengandalkan kedelai impor," kata dia.
Dia mengaku, secara kualitas, kedelai lokal tak kalah bagus dari kedelai impor.
Namun stok kedelai lokal sendiri masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, meninjau langsung produsen tahu dan di Kartasura.
"Karena tahu dan tempe merupakan salah satu kebutuhan pokok, saya ucapkan terimakasih kepada para pengrajin yang tidak ikut mogok produksi," pungkasnya.
Ogah Mogok di Wonogiri
Produsen tahu dan tempe di sejumlah daerah melakukan aksi mogok produksi imbas melejitnya harga bahan pokok kedelai.
Namun, para perajin tahu di Wonogiri memilih tetap memproduksi walaupun ditengah-tengah himpitan harga kedelai yang semakin merangkak naik.
Tugino (64) salah satu perajin tahu di Kedungringin RT 2 RW 13 Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, menuturkan langkah mogok produksi dinilai kurang efektif.
"Aksi mogok produksi tahu itu tidak efektif, tidak akan digagas," kata dia, kepada TribunSolo.com, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Inilah Bos Bank Plecit & Istri, yang Diduga Aniaya Nasabah Wanita Hamil hingga Keguguran di Wonogiri
Baca juga: Cara Beli Minyak Goreng di Sragen : Tinggal KTP Hingga Beli Sekardus Wajib Belanja Minimal Rp 2 Juta
Tugino mengaku, dia sudah mengetahui informasi adanya mogok produksi yang dilakukan produsen tahu di daerah lain, namun dia memilih untuk tidak mengikuti langkah itu.
Selain dinilai kurang efektif, di Wonogiri sendiri tidak ada ajakan untuk melakukan produksi di kalangan perajin makanan berbahan dasar kedelai itu.
"Dulu pernah mogok beberapa hari. Tapi juga sama saja. Ini teman-teman yang lain di Wonogiri juga tidak ada yang ajak-ajak mogok. Kalau libur kasian pekerjanya juga kan," ujarnya.
Menurutnya, ada langkah yang lebih efektif yang bisa dilakukan oleh para perajin tahu maupun tempe. Langkah paling efektif itu yakni menyampaikan langsung uneg-uneg perajin tahu kepada pemerintah pusat.
"Kalau langsung ke atas (pemerintah pusat) menurut saya malah digagas dan lebih tepat dibandingkan mogok," tandasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Perajin-tahu-di-Dusun-Kranggan-Etan-RT-03-RW-01-Desa-Wirogunan-Ke.jpg)