Dokter di Sukoharjo Jadi Terduga Teroris
Soal Penangkapan Dokter Tersangka Teroris di Sukoharjo, Pengamat: Jamaah Islamiyah Ubah Strategi
Dalam perubahan strategi ini, Jamaah Islamiyah mengganti polanya dari kekerasan menjadi non-kekerasan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Sosok S (54) adalah warga Kelurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo ditembak mati oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri pada Rabu (9/3/2022) lalu.
Tersangka teroris ini disebut merupakan anggota organisasi Jamaah Islamiyah (JI).
Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
Baca juga: Soal Terduga Teroris Ditembak Mati Densus 88, Polri Tegaskan Tindakan Tim Densus Sesuai Prosedur
"Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Amir Khidmat. Jabatan adalah deputi dakwah dan informasi dan yang bersangkutan sebagai nasihat Amir JI dan juga penanggung jawab Ilal Ahmar Society," ucapnya dalam konferensi pers virtual.
Dilansir dari Kompas.com, pengamat terorisme dan intelijen, Stanislaus Riyanta mengatakan bahwa saat ini Jamaah Islamiyah telah mengubah strategi.
Diduga perubahan strategi ini dilakukan usai Abu Bakar Ba’asyir ditangkap.
Dalam perubahan strategi ini, JI mengganti polanya dari kekerasan menjadi non-kekerasan.
Perubahan ini dilakukan karena kekerasan hanya akan merugikan kelompoknya.
"Mereka akan membuat kegiatan-kegiatan yang diterima orang banyak," ungkapnya dikutip dari Kompas.com, Sabtu (12/3/2022).
Lebih lanjut, Stanislaus menjelaskan, organisasi tersebut kini lebih inklusif. Ini dilakukan agar mereka lebih diterima masyarakat.
"Ini adalah suatu adaptasi model aksi. Ini merupakan strategi JI supaya lebih survive," jelasnya.
Kata Stanislaus, perubahan strategi ini, JI mengikuti pola-pola Al Qaeda yang berafiliasi dengan mereka.
Kemudian, Stanislaus menyebut pola Al Qaeda sangat rapi. Salah satu yang ia sorot adalah konsolidasi.
"Mereka punya Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah. Di dalamnya ada bagaimana caranya kaderasisasi, konsolidasi, dan lain-lain," terangnya.
Baca juga: Profesi Dokter Dikaitkan dengan Aksi Terorisme, IDI Sukoharjo Lakukan Advokasi: Mencegah Distorsi
Terlebih, kader-kader JI juga mempunyai beragam latar.
"Bayangkan, bagaimana jadinya bila mereka memiliki kekuasaan dan bisa mengambil keputusan?," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, S berprofesi sebagai seorang dokter.
(*)