Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Temuan Kompolnas, Usai Tanyai Saksi dan Cek Lokasi Tewasnya Dokter S Terduga Teroris di Sukoharjo

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendatangi Kabupaten Sukoharjo terkait pro kontra tewasnya dokter terduga teroris.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Dok Humas Polres
Sekretaris Kompolnas, Benny Jozua Mamoto saat ditemui di Mapolres Sukoharjo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendatangi Kabupaten Sukoharjo.

Kedatangan Kompolnas terkait pro kontra terkait tewasnya terduga teroris dokter S karena tembakan yang dilakukan Densus 88 Antiteror.

Sekretaris Kompolnas, Benny Jozua Mamoto, mengatakan pihaknya juga sudah meminta klarifikasi kepada Densus 88 terkait kasus dan proses penangkapan tersangka.

Dia mengatakan, hasil dari penjelasan oleh Densus 88, kasus terorisme yang menyeret dokter Sunardi memang sudah naik ke tahap penyidikan.

"Jadi statusnya sudah tersangka, bukan terduga lagi," terang Benny, kepada TribunSolo.com, Selasa (15/3/2022).

Selain itu, pihaknya juga langsung meninjau lokasi kejadian di waktu yang sama dimana dokter Sunardi akan ditangkap dan akhirnya dilakukan tindakan oleh Densus 88.

Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk memahami situasi lingkungan tempat kejadian seperti apa, kondisi lalu lintas serta penerangan lokasi kejadian, seperti juga para saksi.

"Tadi malam ditemani Kapolres Sukoharjo dan Densus 88 secara runut meninjau lokasi kejadian, mulai dari awal saat proses akan penangkapan," jelas dia.

Bahkan, pihaknya juga mengundang enam orang saksi yang melihat secara langsung proses penangkapan tersebut untuk melakukan konfirmasi.

"Kami mendengar langsung dari warga, dari yang pagar rumahnya ditabrak, mobilnya ditabrak, mobil diserempet, sudah kami dengar keterangannya," kata Benny.

Baca juga: Soal Kasus Dokter di Sukoharjo Ditembak Mati Densus 88, Polri Siap Penuhi Panggilan Komnas HAM

Baca juga: Imbas Dokter Ditembak Mati Densus, IDI Sukoharjo Tegaskan Terorisme Tak Ada Kaitannya dengan Profesi

Benny mengatakan pihaknya juga mendengarkan keterangan dari anggota Densus 88 yang melakukan proses penangkapan.

Itu bertujuan untuk mengetahui bahwa proses penangkapan tersebut apakah sudah sesuai dengan prosedur tetap (protap) dan Peraturan Kapolri (Perkap).

"Dari hasil temuan lapangan, wawancara saksi dan anggota, kami menyimpulkan bahwa yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP dan protap," ujarnya.

Lebih jauh, dia menilai tindakan yang dilakukan anggota Densus malah berisiko dan membahayakan nyawa mereka sendiri.

Pasalnya, saat itu anggota yang menaiki belakang mobil tersangka dengan kondisi mobil yang digoyang-goyang, anggota masih bisa melepaskan tembakan peringatan.

"Kemudian juga masih bisa bagaimana melumpuhkan. Sekali lagi melumpuhkan. Karena kalau ingin menembak kepala bisa, tapi tidak. Itu lewat samping dan berisiko jatuh," tegas dia.

"Akhirnya bisa dilakukan tembakan untuk melumpuhkan. Tidak di bagian kepala, bagian tangan, lengan, punggung dan pinggang. Jadi tidaj dialamatkan ke bagian fatal," tandas dia.

IDI Datangi Mapolres

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sukoharjo, mendatangi Mapolres Sukoharjo, Sabtu (12/3/2022).

Di sana, IDI bertemu langsung dengan Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugraha Setyawan dan Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqusudy.

Menurut Ketua IDI Sukoharjo Arif Budi Satria, kedatangan IDI untuk meminta penjelasan kasus terorisme, yang melibatkan tersangka seorang dokter berinisial S (54) warga Sukoharjo.

Pasalnya, perwakilan IDI Sukoharjo sempat mendatangi rumah duka, dan bertemu langsung dengan pihak keluarga Su.

"IDI hanya fokus pada profesi, kasusnya kami serahkan kepada pihak berwenang," katanya kepada TribunSolo.com.

"Kami lebih membahas kesisi humanisme dan kemanusian, seperti keluarga S," imbuhnya.

Kedatangan IDI ke rumah duka sendiri sebagai aksi kemanusiaan.

Sebab, rekan sejawat meraka ada yang telah meninggal dunia, tanpa ada embel-embel kasus terorisme yang menjerat S.

Dia mengatakan, jaringan terorisme ini tidak ada sangkutpautnya dengan profesi.

Sebab, apapun profesinya, tak menutup kemungkinan terdoktrin oleh paham radikalisme.

"Dari pihak kepolisian menegaskan bukan karena profesi dokter," ucapnya.

Baca juga: Soal Penangkapan Dokter Tersangka Teroris di Sukoharjo, Pengamat: Jamaah Islamiyah Ubah Strategi

Baca juga: Dokter S Ditembak Mati Densus 88, Begini Reaksi Warga Sekitar Lokasi Praktiknya di Solo

"Ditegaskan tidak ada kaitannya dengan profesi. sebab, profesi lain bisa tersandung masalah yang sama," tambahnya.

Untuk mengawasi tidak adanya dokter lain di Sukoharjo yang terpapar paham radikal cukup sulit terpantau oleh IDI.

Karena setiap anggota memiliki aktivitas diluar profesi mereka.

"Kegiatan tiap anggota, kita tidak bisa mengikuti," kata dia.

"Tapi di IDI sendiri ada penegasan, bahkan sumpah dokter juga ada, bahwa kita tidak boleh membahyakan kehidupan orang lain. Jadi secara dasar IDI tidak akan mendukung aksi terorisme," ujarnya.

Arif mengatakan, IDI tetap akan merangkul keluarga S sebagai bagian dari aksi kemanusian.

Di sisi lain, dari pihak kepolisian juga akan membantu keluarga Su.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqusudy menambahkan, pihak kepolisian akan melakukan komunikasi dengan keluarga.

"Ada namanya program deradikalisasi, dan trouma healing, semua pihak terkait akan dilibatkan," pungkasnya.

Kata Polisi Soal Dokter S

Kepolisian RI menyebut bahwa lembaga kemanusiaan Hilal Ahmar Society dipimpin oleh Dokter Sunardi.

Dokter Sunardi merupakan tersangka kasus terorisme yang diduga terafiliasi dengan Jamaah Islamiah (JI).

Diberitakan sebelumnya, Dokter Sunardi ditembak mati oleh tim Densus 88 Antiteror Polri di jalan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu 9 Maret 2023 sekitar pukul 21.15 WIB.

Ia ditembak mati setelah melawan petugas.

Baca juga: Soal Terduga Teroris Ditembak Mati Densus 88, Polri Tegaskan Tindakan Tim Densus Sesuai Prosedur

Baca juga: Riwayat Hidup Dokter S, Terduga Teroris yang Ditembak Mati Densus 88: S1 Kedokteran UNS, Lulus 1994

Dilansir dari Tribunnews, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut Dokter Sunardi menjabat sebagai penanggung jawab di Hilal Ahmar Society.

"Hilal Ahmar ini adalah sebuah yayasan atau organisasi terlarang yang terafiliasi dengan jaringan organisasi terorisme JI," katanya dalam konferensi pers virtual dikutip dari Tribunnews, Jumat (11/3/2022).

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Hilal Ahmar Society bertugas dalam merekrut hingga mendanai teroris JI untuk pergi ke Suriah.

Keputusan lembaga kemanusiaan itu menjadi organisasi terlarang juga telah ditetapkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Tugasnya (Hilal Ahmar Society) adalah merekrut, mendanai, memfasilitasi perjalanan pengikut FTF ke Suriah. Dan yayasan ini berdasarkan penetapan Ketua PN Jakpus pada 2015 adalah organisasi terlarang," tandasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved