Kuliner Solo
Kuliner Lebaran di Sragen, Warung Mbah Rajak: Opor Ayam dan Jadah Jadi Buruan Pemudik
Aneka lauk pauk dan jajanan khas Mbah Rajak di Kabupaten Sragen selalu diburu pemudik saat mudik lebaran.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tak hanya itu, jajanan khas Mbah Rajak itu juga menjadi oleh-oleh ketika arus balik.
Biasanya, makanan khas Mbah Rajak akan dibagikan kepada tetangga dan teman-teman di kantor ketika kembali ke kota tujuan.
Menurut Warlan, pelanggannya kini sudah turun temurun dari generasi ke generasi.
Baca juga: Nikmatnya Bubur Samin Khas Solo, Kuliner Legendaris Hanya Ada saat Bulan Ramadan
"Kebanyakan pembelinya turun temurun, juga jadi nostalgia waktu dia kecil, misal dia dulu diajak orang tua untuk beli, setelah orang tuanya tidak ada, dia yang beli kesini, mengajak anak-anaknya, jadi diturunkan turun-temurun," paparnya.
Selain opor ayam, putih telur khas Mbah Rajak juga yang paling cepat ludes terjual.
Putih telur Mbah Rajak yang juga dilumuri oleh kuah opor tersebut diburu karena keunikan rasanya.
"Kalau putih telur biasanya yang punya kolesterol, jadi lauk pauknya diganti dengan putih telur," kata Warlan.
Meski kini harga kebutuhan pokok melambung tinggi, hanya beberapa macam lauk pauk yang dinaikkan.
Untuk tahu tempe bacem masih Rp 1.000 per bijinya, sedangkan untuk dada menthok Rp 22.000.
Kepala dan paha Rp 9.000, tepong kecil Rp 13.000, tepong besar Rp 15.000.
Kios Mbah Rajak sendiri berlokasi di tengah Pasar Kota Sragen dan tidak membuka cabang lainnya. (*)