Berita Wonogiri Terbaru
Kematian Pria di Wonogiri Dirasa Janggal, Keluarga Ungkap Ada Bekas Luka: Ditemukan Tewas di Kebun
Seorang pria berinisial S (58) warga Desa Semagar, Kecamatan Girimarto ditemukan meninggal di sebuah kebun pada Februari 2022 lalu.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Seorang pria berinisial S (58) warga Desa Semagar, Kecamatan Girimarto ditemukan meninggal di sebuah kebun pada Februari 2022 lalu.
Saat ditemukan, pada tubuh korban terdapat sejumlah bekas luka. Keluarga korban pun berharap ada titik terang atas peristiwa yang menimpa S.
Kepada TribunSolo.com, T anak korban merasa janggal atas kematian ayahnya. Dia mengaku, kali terakhir bertemu bapaknya pada 27 Februari 2022 lalu.
Baca juga: Pria di Konawe Sulawesi Tenggara Tewas di Tempat Usai Tersambar Petir, Ponsel yang Dikantongi Hangus
Baca juga: Seorang Bocah Tewas Tenggelam di Kolam Renang Taman Herbal Insani Depok, Polisi: Ada Unsur Kelalaian
Kala itu, T mengantarkan ayahnya ke tempat penggergajian kayu yang berada di desa setempat. Tujuannya, ayahnya hendak bertemu dengan rekan kerjanya untuk mengantar kayu.
"Saya antarkan ke tempat itu pakai sepeda motor tanggal 27 Februari 2022 setelah Maghrib, setelah itu saya tinggal," kata dia, kepada TribunSolo.com, Senin (8/5/2022).
Tak berselang lama, yakni sekitar pukul 20.20 malam, dia mendapatkan pesan suara dari rekan ayahnya yang isinya menanyakan dimana keberadaan ayahnya.
Dia mengaku sempat bingung usai mendapatkan pesan itu. Tak berselang lama, dia mendapatkan pesan dari nomor sang ayah untuk menutup pintu. Sebab sang ayah akan menyemprot tanaman di kebun pada keesokan hari.
Baca juga: Kata PSHT Madiun Cabang Karanganyar Ada Pesilat Tewas : Jangan Bawa Masalah Pribadi saat Melatih
Disitu, T mengatakan sempat merasa janggal karena gaya penulisan pada pesan yang diterimanya dari nomor sang ayah berbeda dibanding biasanya.
"Malamnya saya dapat pesan dari teman, dia bilang kenapa di gubuk yang di dekat tempat penggergajian itu pintunya tidak dikunci. Padahal biasanya selalu digembok," tutur dia.
Pagi harinya, dia mengaku mengirim pesan ke ayahnya namun tidak tersampaikan. Beberapa panggilan juga dia lakukan namun tak mendapat respon.
"Biasanya kalau menyemprot kalau tidak bawa kendaraan langsung pulang ke rumah. Tapi tanggal 28 Februari-nya, jam 07.30 juga belum pulang, saya cari ke rumah pakde tidak ada juga," terangnya.
Tak menyerah, T kemudian mencari keberadaan sang ayah di sawah, tegalan yang berada di sekitaran tempat penggergajian namun juga tak ditemukan.
Bahkan, pihak keluarga lain juga meminta T terus mencari ayahnya. Saat itu, dia mengaku pikirannya sudah kalang kabut tidak karuan. Dia juga meminta pihak keluarga itu untuk mencari ke tegalan.
"Saat saya sampai di tempat penggergajian, disana sudah banyak orang dan bilang 'kae bapakmu'. Motor langsung saya tinggal dan saya lari," ujarnya.
Baca juga: Diduga Terlilit Banyak Utang, Pria 30 Tahun di Klaten Ditemukan Tewas Tergantung di Dapur Rumahnya