Berita Klaten Terbaru
Warga 5 Desa di Klaten Banjir Uang,Diguyur Rp 6,4 Miliar untuk Tanah Mereka yang Kena Tol Solo-Jogja
Uang sebesar Rp 6,4 miliar diguyur untuk warga terdampak Tol Solo-Jogja di tiga kecamatan di Kabupaten Klaten.
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Romdiyah (33) warga Dukuh Krangkungan RT 17 RW 7, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten secara suka rela bersedia mengundurkan diri dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH).
Keputusan tersebut diambil lantaran dirinya termasuk salah satu orang yang mendapat uang ganti rugi pembangunan Tol Solo-Jogja.
"Saya menerima uang ganti rugi itu sejak bulan Desember 2022," kata Romdiyah saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (21/4/2022) dirumahnya.
"Saya memutuskan keluar dari program tersebut mulai bulan Januari karena sadar diri, udah dapat rejeki terdampak tol, karena saya yakin yang membutuhkan masih banyak jadi saya milih untuk keluar," ungkapnya.
Baca juga: Kejadian Unik di Proyek Jalan Tol Solo-Jogja : Ada Tanah dengan Gugatan Terbanyak hingga 4 Kali
Baca juga: Viral Proyek Pembangunan Dermaga Kayu Senilai Rp170 Juta Bikin Warganet Geram, Kini Diperiksa KPK
Menurut Romdiyah, keputusan tersebut diambil bersama suaminya, setelah melihat keadaan yang sekarang.
"Sebelum memutuskan keluar dari PKH saya berdiskusi dulu dengan suami. Dan setelah berdiskusi panjang, akhirnya sepakat untuk keluar. Sebagai bentuk syukur keadaan yang sekarang," jelas Romdiyah.
Dirinya tak sendiri, bersama 3 KPM yang masih tetangga dekat juga mengambil keputusan yang sama untuk keluar dari KPM PKH.
Diketahui, Romdiyah menjadi KPM PKH sudah sejak 2019. Saat itu dia mendapatkan untuk 2 anaknya yang masih balita dan sekolah dasar.
"Saya menerima bantuan PKH itu sejak 2019, Walaupun tidak menerima banyak tapi saya manfaatkan untuk sekolah anak," jelasnya.
"Saya terima bertahap itu 975 kalau saya dapat dua komponen satu balita dan satu untuk SD. Untuk sekarang anak saya sudah 14 tahun SMP dan 7 tahun SD," jelanya.
Dirinya mengaku mendapatkan bagian dari uang ganti rugi tol dari tanah yang diberikan orang tua, yang dibagi bersama 5 saudaranya.
"Kemarin itu dapatnya sekitar Rp 900 juta, tapi dibagi 5 anak. Saya dapat sekitar Rp 100 juta, karena enggak semua dibagikan. Sebagian dikasihkan untuk infak.
Nantinya uang tersebut akan digunakannya untuk beberapa keperluan seperti sekolah anak, modal usaha, dan renovasi rumah.
Sehari-hari Romdiyah mengaku bekerja sebagai buruh pembuatan suvenir.
Sementara sang suami hanyalah buruh serabutan.