Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Nasib Pilu Peternak di Karanganyar : Beli Lewat Online, Eh Ternyata Sapinya Malah Suspect Virus PMK

Sejumlah sapi di Kabupaten Karanganyar akhirnya suspect penyakit kuku dan mulut (PMK).

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Ibnu Ayu
Ilustrasi : Sapi yang dijual oleh peternak. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Sejumlah sapi di Kabupaten Karanganyar akhirnya suspect penyakit kuku dan mulut (PMK).

Usut punya usut, salah satunya sapi yang berstatus suspect itu dibeli peternak secara online di marketplace.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan (Dispertan PP), Heri Sulistyo mengatakan ada dua sapi berstatus suspek yang sudah diambil sampelnya.

"Satu ekor dibeli dari situs belanja online, barang juga dikirim ke tempat pembeli, eh teryata sakit, kemudian menular ke sapi lainnya,” ucap Heri kepada TribunSolo.com, Jum'at (27/5/2022).

Heri mengatakan mantri ternak Kecamatan Jumapolo telah mengarantina dua ekor sapi sakit tersebut.

Dia menyebutkan dua sapi tersebut telah diambil sampel darah dan lendir mulut oleh mantri menggunakan seragam APD, Kamis (26/5/2022).

Hasil tersebut nantinya dibawa ke Laboratorium Balai Besar Veteriner Yogyakarta, untuk dites lebih lanjut.

"Saat ini, dua ekor suspek PMK, sapi-sapi itu sudah dikarantina," ujar Heri.

Baca juga: Satu Sapi Milik Peternak Lokal Wonogiri Terpapar PMK, Langsung Dilakukan Karantina

Baca juga: Detik-detik Ular Kobra Ada di Dalam Lemari Baju di Rumah Warga Klaten : Ngumpet saat Mau Ditangkap

Dia menjelaskan untuk sapi-sapi sakit untuk sementara dilarang digembalakan apalagi dijual ke masyarakat dahulu.

Selain itu ia meminta pemilik sapi tersebut untuk harus sabar dan rela mengandangkannya sampai dinyatakan sehat.

"Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi peternak maupun pedagang hewan untuk jeli terkait dagangan yang ditawarkan di marketplace," kata Heri.

Dia meminta kepada masyarakat untuk jangan membeli maupun menjual sapi dari luar Kabupaten Karanganyar.

"Apalagi tertarik harga murah yang dijual di sana, tidak ada jaminan kesehatannya, kalau sudah begini, malah rugi sendiri," ujar Heri.

Usai ditemukan sapi suspek PMK, dia mengatakan Dispertan PP Karanganyar segera menerbitkan instruksi larangan menjual dan membeli ternak asal luar kota.

Dia mengatakan transaksi jual beli ternak hanya boleh di lingkup Kabupaten Karanganyar.

"Pasar hewan masih boleh buka, tapi jual beli lokalan Karanganyar saja,” katanya.

Lendir Sapi Diteliti

Kepala Dispertan PP Karanganyar, Siti Maesyaroch mengatakan sampel darah dan lendir sapi suspek PMK dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta pada Kamis (26/5/2022) lalu.

"Dari Jumapolo sapi suspeknya. Itu milik peternak, dua ekor yang bergejala, langsung dikarantina," kata Sit.

Siti mengatakan dua ekor sapi tersebut mengalami gejala suhu tubuh di atas 39 derajat celcius.

Selain itu, dua mulut sapi tersebut terlihat berlendir dan tubuhnya lesu.

"Sambil menunggu hasil laboratorium keswan, dua ekor sapi sakit tersebut dijauhkan dari sapi yang sehat, tujuannya menghindari penularan, hanya petugas Dispertan PP yang boleh mendekati menggunakan alat pelindung diri (APD)," ujar Siti.

Dia menuturkan pemberian makanan kepada hewan-hewan ternak pun diperhatikan selama masa penyembuhan.

Ia meminta Sapi-sapi itu dilarang digembalakan apalagi dijual.

“Diberi vitamin, pemiliknya tak boleh mendekat tanpa APD, biar mantri ternak saja,” katanya.

Ia menjelaskan hasil laboratorium diperkirakan keluar dalam beberapa hari ke depan.

Siti mengatakan, kasus PMK di Karanganyar belum dipastikan.

Baca juga: Hasil Swab 6 Ekor Sapi di Sragen Positif Terpapar PMK, Penularan dari Jawa Timur

Meskipun begitu, penyebaran virus itu ke sapi sudah ditemukan di kabupaten sekitar Karanganyar.

Dia mengaku pihaknya langsung membentuk tim gerak cepat di bawah koordinasi Bidang Keswan.

Tim gerak cepat terdiri dari dokter hewan, mantri ternak kecamatan dan petugas lapangan.

Mereka standby tiap hari di posko kantor Dispertan PP.

“Begitu ada laporan dari lapangan langsung menghubungi Balai Besar Veteriner Yogya penanganannya harus cepat supaya menghindari penularan lebih luas,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved