Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Kisah Jumiran Warga Caruban yang Jualan Pistol Mainan dari Bambu di Sragen, Dulu Pernah Jualan Brem

Pria penjual mainan pistol anak-anak yang terbuat dari bambu yang disebut jepretan itu berasal dari Kota Caruban, Madiun, Jawa Timur

TRIBUNSOLO.COM
Kisah Jumiran di Sragen, Banting Stir dari Berjualan Brem Terimbas Pandemi 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Perjuangan seorang ayah untuk keluarga memang tak kenal batas.

Seperti yang dijalani Jumiran, ayah dari 3 orang anak yang masih semangat bekerja mencari nafkah di usia 70 tahun. 

Pria penjual mainan pistol anak-anak yang terbuat dari bambu yang disebut jepretan itu berasal dari Kota Caruban, Madiun, Jawa Timur yang sejak beberapa hari terakhir berjualan di Kabupaten Sragen

Jumiran biasa mangkal di Jalan Yos Sudarso atau di sekitaran Kantor Pemda Sragen setiap paginya, dan ketika sore hari ia berjualan di Alun-alun Sragen. 

Baca juga: Biodata Romli Mukayatsyah, Kasi Pidsus Kejari Boyolali: Saat SD Pernah Jualan Arang Untuk Bantu Ibu

Ia berjualan dengan menggunakan dua keranjang yang dipanggul di lengannya berisi bambu berukuran kecil dan beberapa jenis jepretan. 

Tangannya yang dibalut kulit yang sudah keriput itu masih lihai membuat jepretan yang diawali dengan memotong bambu berdiameter kecil menjadi beberapa ukuran. 

Selanjutnya, ia menyusun bambu-bambu itu dan diikat dengan menggunakan karet gelang. 

Satu set jepretan yang banyak digemari anak laki-laki khususnya itu selesai hanya dalam waktu 15 menit saja. 

Kepada TribunSolo.com, Jumiran mengaku keahliannya itu ia dapat semenjak kecil karena sering dimainkannya juga. 

Baca juga: Izin Usaha Holywings Dicabut Pemprov Jakarta, Begini Reaksi Nikita Mirzani Sebagai Pemilik Saham

"Sejak kecil sudah bisa buat, ini bambunya beli di Madiun masih banyak, satu paket Rp 60.000," ujarnya saat ditemui TribunSolo.com, baru-baru ini.

Satu jepretan berukuran paling besar dijual hanya Rp 5.000, kemudian ukuran dibawahnya dihargai Rp 3.000, Rp 2.000 dan Rp 1.000.

Jumiran biasa berjualan di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Karanganyar, dan jepretannya terjual cukup banyak antara 30-40 biji. 

Karena sedang libur sekolah, ia pun memilih berjualan di pinggir jalan di Sragen namun sayangnya pembeli tidak sebanyak waktu ia berjualan di sekolah. 

Semenjak libur sekolah, jepretan Jumiran hanya laku 7-11 biji saja dan sesekali Jumiran juga keliling di sekitar Kota Sragen

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved