Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Satu-satunya Daerah di Karanganyar, Ada Bersih Desa Setiap 7 Bulan Sekali : Kenang Eyang Koco Nagoro

Kawasan Kelurahan Blumbang, Kecamatan Tawangmangu berada di jalur lama menuju Cemoro Kandang untuk menjangkau Gunung Lawu.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Suasana bersih desa Mondosiyo di Kelurahan Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Jalan itu menjadi jalur Cemoro Kandang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Bersih desa bisanya digelar setahun sekali atau dengan rentang waktu cukup lama.

Namun di Kabupaten Karanganyar, ada salah satu daerah yang menggelar bersih desa dengan waktu cukup pendek yakni per 7 bulan sekali.

Daerah itu bernama Dusun Mondosiyo, Kelurahan Blumbang, Kecamatan Tawangmangu yang berada di jalur lama menuju Cemoro Kandang.

Bersih desa diisi dengan penampilan Reog Ponorogo beraksi menggunakan topeng raksasa itu

Kemudian ada aksi debus berupa sembur api oleh beberapa seniman.

Mereka terlihat santai saat menyemprotkan cairan yang mudah terbakar ke bola api yang dipegangnya.

Selain itu, acara tersebut disambut dengan menyalakan petasan (mercon) di sana.

Suara petasan tersebut menggelegar hingga tanah bergetar.

Baca juga: Alasan Sapi-sapi di Karanganyar Tak Perlu Vaksinasi PMK Meskipun Sehat : Untuk Kurban Idul Adha

Baca juga: Macet Gegara Liburan Sekolah, Aroma Kampas Rem Semerbak di Jalur Wisata Tawangmangu Karanganyar

Meskipun begitu, masyarakat sekitar tampak senang dengan adannya acara tersebut.

Lurah Blumbang Riyadi mengatakan kegiatan tersebut diadakan setiap tujuh bulan dalam sekali.

Acara ini dilaksanakan sebagai rasa syukur warga masyarakat karena dengan pertolongan atau bantuan eyang Koco Nagoro.

"Bantuan eyang, masyarakat bisa hidup rukun dan hasil bumi masyarakat dapat melimpah," ucap Riyadi kepada TribunSolo.com.

Riyadi menjelaskan sejarah singkat diadakan mondosio, dahulu ada seseorang bernama mbok rondo dadapan punya anak perempuan, dan dimnta untuk jadi tumbal sang buto(raksasa).

Kemudian lanjut dia, eyang Koco Nagoro merasa iba, maka terjadilah pertarungan antara eyang Koco Nagoro dan buto tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved