Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Harga Elpiji Non Subsidi Naik, Tabung Gas Melon Diprediksi Diburu, Restoran Mulai Beralih 

Permintaan konsumsi elpiji 3 kilogram di Kabupaten Karanganyar diprediksi akan mengalami lonjakan.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Erlangga Bima
Potret stok elpiji berukuran tiga kilogram. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Permintaan konsumsi elpiji 3 kilogram di Kabupaten Karanganyar diprediksi akan mengalami lonjakan.

Lonjakan tersebut akan terjadi setelah imbas dari kenaikan harga elpiji non subsidi.

Selain itu, banyak pihak yang mulai beralih dari elpiji non subsidi ke elpiji gas subsidi.

Oleh karena itu, Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) mewaspadai lonjakan konsumsi gas melon di Kabupaten Karanganyar.

Wakil Ketua Hiswana Migas Solo Suwardi Hartono Putro mengatakan alokasi harian elpiji 3 kilogram di Kabupaten Karanganyar mencapai 41.600 tabung. 

"Alokasi itu dimungkinkan meningkat, tidak bisa kita pungkiri pengguna elpiji nonsubsidi akan beralih ke subsidi karena harganya jauh lebih murah," ucap Suwardi, kepada TribunSolo.com, Kamis (21/7/2022).

Suwardi kemudian memberikan contoh banyak rumah makan yang mulai migrasi ke elpiji tiga kilogram.

Dia menjelaskan dari harga, elpiji ukuran 5,5 kilogram (kg) harga isi ulang di pasaran mencapai Rp 100 ribu, sedangkan elpiji 12 kg, kini harga isi ulangnya Rp 213 ribu.

Baca juga: Pertamina Sudah Naikkan Harga BBM hingga Elpiji 5,5 Kg dan 12 Kg, Bagaimana Nasib Pertalite?

Baca juga: Wonogiri Diserbu Pemudik, Dinas Pastikan Stok Elpiji 3 Kg Aman : Warga Tidak Perlu Panik

Ia menuturkan harga tersebut berlaku sejak 10 Juli 2022 dan elpiji subsidi tersebut diperuntukkan bagi rumah tangga dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Kalau memang ditemukan butuh penambahan alokasi elpiji melon, ya akan diajukan untuk ditambah," ujar Suwardi.

Dia mengaku sampai saat ini, kenaikan harga elpiji non subsidi belum menimbulkan gejolak di masyarakat. 

Meskipun begitu, pihaknya akan melakukan pemantauan ke 1.300 pangkalan, dan 19 agen.

Selain itu, pemantauan juga dilakukan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Energi (SPBE), seperti di Kabupaten Karanganyar, terdapat tiga SPBE.

"Kami akan cek untuk mengetahui kebutuhan riil, mudah-mudahan tidak ada gejolak," tutur Suwardi.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Pemkab Karanganyar, Sri Asih Handayani tak membantah penyebab lonjakan permintaan gas bersubsidi ini salah satunya adalah karena adannya kenaikan harga elpiji non subsidi, meski tak signifikan.

Meskipun begitu, dia mengaku sejauh ini masih aman dan memastikan stok elpiji bersubsidi masih aman dan terkendali di tengah kenaikan harga elpiji non subsidi.

"Tidak terlalu terpengaruh (permintaan elpiji subsidi karena kenaikan harga elpiji non subsidi), sampai saat ini, stok kita masih aman," ungkap Asih 

Dia mengatakan Pemkab Karanganyar telah berkoordinasi bersama pihak terkait seperti Pertamina, Hiswana Migas, agen serta pangkalan mengenai ketersediaan elpiji baik subsidi maupun nonsubsidi.

Asih menyebutkan pada tahun 2022, Kabupaten Karanganyar mendapatkan alokasi 37.777 matriks ton elpiji tiga kg, yang berarti jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu sebanyak 35.900 matriks ton. 

"Sejauh ini penyaluran masih aman terkendali, Pemkab Karanganyar akan mengintensifkan pengawasan terhadap peredaran gas melon, pengawasan diperketat di kawasan perbatasan,"pungkasnya

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved