Kuliner Solo
Kuliner Klaten : Singkong Keju Meletus, Tak Hanya Disajikan di Rumah Kini Juga Dijual di Restoran
Menariknya saat banyak usaha rata-rata anjlok gara-gara pandemi Covid-19, usaha milik Ariyo ini justru menunjukkan tren peningkatkan.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Rifatun Nadhiroh
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pemuda asal Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Ariyo Hantoro (35) sukses menghasilkan cuan dari usaha makanan olahannya dengan bahan dasar singkong yang ia nama Singkong Keju Meletus.
Berkat tangan uletnya, dia bisa menaikkan kasta singkong yang dianggap remeh oleh sebagian orang karena kesan makanan orang tua dan tak kekinian menjadi salah satu menu di restoran hingga kedai kopi.
Bahkan penjualan Singkong Keju Meletus telah merambah ke berbagai daerah mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, Batam, hingga Bali.
Baca juga: Kuliner Pedas di Solo : Cicipi Nasi Gembredek di Warung Pak Har Manahan, Sambalnya Bikin Ketagihan
Kepada TribunSolo.com, dirinya mengungkap bahwa ia menggeluti bisnis olahan makanan itu sejak masih kuliah bersama keluarganya di tahun 2006.
Meski saat itu dirinya sedang proses menimba ilmu di Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dirinya mengaku tak ada rasa minder saat berjualan meski dengan menggunakan gerobak.
Setiap hari, lapak jualanya digelar di depan kampus UGM, rutinitas itu terus ia lakukan dari sore hingga malam seusai jam kuliah.
Saat ditanya mengenai asal mula nama Singkong Keju Meletus, ternyata terinspirasi dari aktivitas Gunung Merapi.
Baca juga: Kuliner Enak Boyolali: Sate Kere Sor Ringin Rumdin, Pertahankan Resep Turun Temurun Sejak Tahun 1951
Kala itu, tepat di tahun 2006 mengalami erupsi bersamaan ketika dirinya membuat langkah awal untuk berjualan olahan singkong itu.
"Memang untuk marketing itu harus unik dan itu terkait dengan pekerjaan ayah saya juga, yakni pembakaran batu gamping yang proses produksinya dipanaskan terus dikasih air meletus," ungkapnya.
"Proses yang mirip dilakukan saat produksi singkong itu, sehingga 2 hal itu digabungkan tercetuslah nama singkong meletus," tambahnya.
Sejak saat itu, penjualan olahan makanan buatannya semakin menunjukkan tren kenaikkan yang stabil.
Menariknya saat banyak usaha rata-rata anjlok gara-gara pandemi Covid-19, usaha milik Ariyo ini justru menunjukkan tren peningkatkan.
Bahkan, omzet penjualan mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan sebelum pandemi, yakni hingga tiga kali lipat.
Kepada TribunSolo.com, Ariyo menceritakan rahasianya.
Baca juga: Kulineran di Waduk Cengklik Boyolali Sambil Lihat Sunset: Ada Nasi Pecel Wader di Warung Makan Denis