Berita Boyolali Terbaru
Asal Usul Joko Tingkir, Buyut Brawijaya V yang Lahir di Pengging : Terlahir dengan Nama Mas Karebet
Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet belakang tengah digandrungi dan viral. Tapi ternyata ada sejarah panjang dibalik nama Joko Tingkir
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Diceritakan, pegiat Sejarah, R. Surojo, putra dari Kebo Kenongo atau Ki Ageng Pengging itu saat kecil bernama Mas Karebet.
Saat akan menginjak dewasa, karena sang ayah sudah meninggal, Mas Karebet lalu diasuh oleh Ki Ageng Tingkir, teman seperguruan Kebo Kenongo.
“Jadi nama Joko Tingkir itu diambil dari nama gurunya, Ki Ageng Tingkir,” jelasnya, kepada TribunSolo.com, Selasa (16/8/2022).
Joko Tingkir yang menginjak dewasa kemudian dibawa ke Kerajaan Demak untuk dijadikan prajurit Kraton, pada masa Sultan Trenggono.
Saat jadi Prajurit Kraton, Joko Tingkir berhasil mengukir pretasi yang cemerlang yang mengantarkannya menjadi seorang Tamtomo.
Namun, tak seluruh pejabat keraton menerimanya. Hingga akhirnya Joko Tingkir difitnah.
Atas inisiatif guru-gurunya, Joko Tingkir kemudian mendapat kepercayaan dari Sultan Trenggono untuk menghalau pemberontakan dari laskar banyu biru.
Berhasil menumpas pemberontakan itu, Joko Tingkir mendapatkan hadiah istimewa.
Joko Tingkir lalu dijadikan menantunya dengan dinikahkan dengan Nimas Kambang atau Ratu Cempaka dan diberikan jabatan sebagai Adipati Pajang.
Baca juga: Bendera Raksasa Dikibarkan di Bendungan Tirtonadi, Suguhkan Pesan Sungai di Solo Raya Belum Merdeka
Baca juga: Usia Hanyalah Angka, Pengibaran Bendera HUT ke-77 RI di Dusun Kluwih Sukoharjo Dilakukan Lansia
Tak lama kemudian, Sultan Trenggono gugur di Pasuruan.
Perebutan penerus tahta kerajaanpun terjadi Sunan Prowoto dan Arya Penangsang.
Arya Penangsang yang kemudian berhasil membubuh Sunan Prawoto kemudian menobatkan diri secara sepihak menjadi raja Demak berikutnya.
Penobatan Arya Penangsang sebagai raja itupun mendapat penolakan dari berbagai pihak, termasuk para Wali saat itu.
Atas saran para Wali, Hadiwijaya kemudian Pajang yang semula hanya sebuah Kabupaten agar dijadikan sebuah kerajaan dan menjadikan Hadiwijaya sebagai Sultan.
"Sultan Hadiwijaya menurunkan Pangeran Benowo, hingga menurunkan Raden Ayu Tasik Wulan," kata dia.