Berita Boyolali Terbaru
Spektakuler, Kirab Kebangsaan di Boyolali: Bentangkan Bendera Merah Putih Sepanjang 165 Meter
Masyarakat Cepogo Boyolali membuat aksi spektakuler dengan membentangkan bendera sepanjang 165 meter dan 1000 berndera tertancap.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Bendera Merah Putih sepanjang 165 meter dan 1000 bendera Merah Putih dikirab dari Balai Desa Sukabumi menuju Makam Nggunung, Kecamatan Cepogo, Selasa (23/8/2022).
Sebuah makam yang berada di atas bukti yang ada di Desa Sukabumi.
Kirab Kebangsaan untuk memperingati Kemerdekaan RI dan Haul Sayid Soleh Yasin Akbar bin Yahya yang merupakan salah satu ulama penyebar agama Islam di Sukabumi, Kecamatan Cepogo.
Kirab ini dimulai dengan seribu bendera Merah Putih yang dibawa pelajar SMA.
Kemudian dilanjutkan arak-arakan bendera Merah Putih sepanjang 165 meter yang dibentangkan oleh siswa SMP.
Kemeriahan kirab semakin terasa saat dua gunungan hasil bumi diarak.
Kirab kebangsaan ini sejauh 1,5 kilometer dengan titik akhir di makam Nggunung semakin meriah hadirnya grup drum band SMP dan banyaknya grup kesenian masyarakat yang mengikuti kirab ini.
Antara lain, ada grup kesenian rodat, tari buto, drum blek dan beberapa kesenian lainnya.
Baca juga: Peringatan Hari Jadi Kemenkumham di Imigrasi Surakarta : Dari Donor Darah Hingga Upacara Bendera
Bendera raksasa itu kemudian dibentangkan mengeliling makam Nggunung.
Kemudian dilanjutkan upacara bendera.
Makanan di gunungan dan tenongan menjadi rebutan. Para siswa dan peserta kirab membawa besek bambu untuk tempat makan.
Muhammad Ihsan salah satu panitia kirab ini mengatakan, kegiatan ini untuk memperingati HUT ke- 77 RI yang sekaligus Haul Sayid Sholeh Yasin bin Yahya atau kerap dipanggil Mbah Sholeh.
“Mbah Sholeh salah satu ulama yang berdakwah di Sukabumi ini. makamnya sudah ada sejak tahun 1906,” jelasnya.
Camat Cepogo, Waluyo Jati menyambut positif kegiatan ini.
Kirab ini menjadi momentum kebersamaan masyarakat. Apalagi setelah dua tahun tidak ada kegiatan.
"Di sisi lain kita juga menaikan perekonomian dan menghidupkan masyarakat sekitarnya. Antusias masyarakat juga tinggi, karena pesertannya tidak hanya dari Desa Sukabumizm saja, desa lain dari Cepogo juga ikut," pungkasnya. (*)