Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Amalan ini yang Selamatkan Mbah Kiyem di Boyolali dari Musibah, saat Rumahnya Roboh Berkeping-keping

Mbah Kiyem selamat, meski rumahnya rata dengan tanah usai angin mengguncang rumahnya di Nogosari Boyolali.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Mbah Kiyem (tengah) saat berbincang dengan Kepala Desa Tegalgiri, Ngateman, di rumah anaknya di Dukuh Gebel, Desa Tegalsari, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Senin (5/9/2022). Rumah yang ditempati Mbah Kiyem rata dengan tanah karena disapu angin. 

Dia menyebut kondisi rumah yang di tempati Mbah Kiyem ini memang sudah agak condong ke kiri.

Kayu-kayu yang sudah lapuk di makan usia tak kuat menahan terpaan angin.

Hal itu juga dibenarkan Kepala Desa Tegalgiri, Ngateman.

Baca juga: Kabel Listrik ke Kulkas Korslet Gegara Tak SNI, Nyaris Bakar Habis Rumah Warga Gondang Sragen

Baca juga: Ribuan RTLH di Klaten Dipastikan Direnovasi Tahun Ini, Segini Besaran Dana untuk Setiap Rumah

Dia menyebut rumah yang di tinggali warganya ini sudah sangat lama.

Pihaknya pun telah merencakan akan merehabilitasi RTLH yang di tempati mbak Kiyem ini.

Namun, belum sempat terealisasi, sapuan angin sudah lebih dulu meratakan rumahnya.

"Begitu kami mengetahui rumah Mbah Kiyem ini roboh, kami langsung berikan sembako," jelas dia.

"Kami bersama warga juga langsung kerja bhakti gotong royong untuk membersihkan puing-puing rumah," jelasnya.

Menurutnya, tak mudah untuk merehabilitasi rumah mbah Kiyem ini.

Sebab, tanah yang ada rumahnya itu bukan miliknya, melainkan milik keponakannya.

"Sebenarnya di samping rumah anaknya ada lahan. Tapi kan butuh proses agar Mbah Kiyem ini mau tinggal disana,"jelasnya

Karena memang, Mbah Kiyem tak mau meninggalkan rumah tersebut.

Dia masih ingin tinggal di rumah yang menjadi saksi perjuangan hidupnya selama ini.

Beruntung keluarga dan tetangga akhirnya bisa membujuk Mbah Kiyem, sehingga jika malam mau tinggal bersama anaknya di Dukuh Gebel, Desa Tegalgiri.

"Sudah sekitar tiga bulanan ini, Mbah Kiyem di rumahnya itu kalau siang saja. Malam di rumah anaknya," ujarnya.

Dia dan tetangga sebenarnya sudah sering menyarankan supaya Mbah Kiyem tinggal menetap di rumah anaknya.

Namun, namanya orang tua tak mudah untuk meninggalkan rumah yang menjadi kenangannya itu.

"Setelah kami ajak bicara, Mbah Kiyem akhirnya mau tinggal menetap di rumah anaknya," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved