Berita Karanganyar Terbaru
Buruh Karanganyar Berjoget di Tengah Aksi Demo, Sebut Sindiran untuk Pemerintah yang Tidak Peka
Ada saja cara para demonstran di Karanganyar menyindir Pemerintah. Mereka berjoget sebagai tanda bahwa pemerintah tidak peka dengan kondisi rakyat.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ratusan buruh di Kabupaten Karanganyar melakukan demonstrasi di depan DPRD Karanganyar, untuk menuntut membatalkan kenaikan harga BBM hingga mencabut UU Omnibus Law, Rabu (21/9/2022).
Selain itu, mereka juga mengeluarkan keluh kesah dan aspirasi terkait masalah buruh kepada pimpinan DPRD di gedung paripurna.
Aksi tersebut berlangsung seperti demonstrasi pada umumnya.
Namun di tengah demonstrasi tersebut, mereka tengah melakukan aksi yang berbeda dari demonstrasi sebelumnya.
Bukannya dengan membakar ban di tengah jalan, para pendemo malah melakukan aksi joget di jalan depan Kantor DPRD Karanganyar.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, mereka melakukan aksi berjoget di depan DPRD Karanganyar di tengah agenda tersebut.
Terlihat mereka tengah asyik berjoget mengikuti iringan lagu yang diputarkan.
Mereka berjoget dengan membawa beberapa poster bertuliskan "Seperti BBM Naik Wong Cilik Tercekik", "BSU Koyo Mantanku Bikin Cemburu", "Aksi Buruh Karanganyar Hidup Susah Di Negeri Yang Kaya", "UMK Macet BBM Naik Aku Kudu Piye" dan poster lainnya.
Lagu yang diputarkan selama aksi, antara lain lagu yang sempat mengguncang warganet Indonesia ciptaan penyanyi asal Boyolali Abah Lala, "Ojo Dibanding-bandingke" dan lagu-lagu lainnya yang telah diremix .
Koordinator lapangan aksi DPC Forum Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak, Gas Bumi dan Umum (FSP KEP) Karanganyar, Candra Tri Cahyono mengatakan, maksud para buruh berjoget dalam aksi tersebut yaitu sebagai simbol dari kebijakan pemerintah.
"Itu adalah simbol kita dari kebijakan pemerintah, yang mana disaat kondisi masyarakat rakyat Indonesia mulai sedikit demi sedikit bangkit dan tumbuh perekonomian Indonesia pasca Covid- 19 namun pemerintah malah membuat kebijakan menaikkan harga BBM," ucap Candra kepada TribunSolo.com, Rabu (21/9/2022).
Baca juga: Perwakilan Buruh yang Demo Harga BBM di Karanganyar Diterima Ketua DPRD, Janji Sampaikan ke Senayan
Candra mengatakan, kebijakan untuk menaikan harga BBM oleh pemerintah membuat perekonomian menjadi lumpuh lagi.
Dia mengatakan, imbas kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut yaitu naiknya harga sembako, ongkos transportasi hingga daya masyarakat menurun.
"Jogetan kawan-kawan pekerja adalah simbol dari tidak peka dan tidak becus nya pemerintah menyikapi persoalan ini," ujar Candra.
"Maka kita berjoget bukan karena kita, senang namun, kita sedang menyindir pemerintah apakah ini yang dinamakan mensejahterakan rakyat? Maka kita berjoget ini bentuk lelucon dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah," imbuh Candra.
Dia mengatakan, demonstrasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menolak kebijakan pemerintah pusat yang menaikan BBM beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, dalam aksi demonstrasi buruh Karanganyar tersebut, ada sekira 800 orang yang mengikuti.
"Selain itu, kami juga menuntut mencabut paket hukum Omnibus Law, yaitu UU Cipta kerja, dan meminta menaikan UMK Karanganyar 2023," kata Candra.
Candra mengatakan pihaknya juga menuntut adanya kenaikan UMK Karanganyar di tahun 2023 sebanyak 30 persen.
Sebagai informasi, UMK Karanganyar di tahun 2022 hanya mengalami kenaikan Rp 10 ribu dan menjadi Rp 2.064.313.
Dengan demikian, permintaan buruh untuk menaikan UMK Karanganyar di tahun 2023 sebanyak 30 persen atau naik sekira Rp 600 ribu atau menjadi Rp 2.683.606.
"Ketiga poin tersebut kami masukan dalam tuntutan kami dalam aksi kami," ungkap Candra.
Dia menuturkan para buruh juga dituntun untuk mengikuti 5 program BPJS Ketenagakerjaan seperti JHT, JKM, JKK, JP dan JKP.
Menurutnya, beban iuran tersebut memberatkan para buruh dengan upah yang mereka terima.
"Dan untuk pembayaran iuran sesuai ketentuan yang berlaku jangan dibebankan kepada semua pekerja," ujar Candra. (*)