Berita Klaten Terbaru
Ratusan KK di Desa Jambakan Terdampak Krisis Air Bersih, BPBD Klaten Bantu Turun ke Lapangan
Warga Klaten khusunya di wilayah Desa Jambakan, Kecamatan Bayat mulai merasakan kekeringan. Mereka meminta bantuan air dari BPBD.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Ditambahkan oleh Rustam, meski kemarin terjadi hujan beberapa kali, namun itu tidak berdampak signifikan pada sumur-sumur warga untuk memenuhi kebutuhan air mereka.
Meski mengalami krisis air bersih, diungkapkan Kaur Perencanaan Desa Jambakan itu bahwa kondisi saat ini belum terlalu parah, lantaran sumur milik warga masih ada air walaupun sudah surut cukup dalam.
Perbandingan tersebut muncul setelah dirinya membandingkan tahun 2020 itu mengalami kekeringan parah sedangkan untuk saat ini sumur milik warga masih terdapat air meski debit airnya terbatas.
Dirinya menambahkan bahwa rata-rata sumur milik warga di Dukuh Barengan memiliki kedalaman sekitar 20 m.
Meski saat ini Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas) sudah mulai berfungsi untuk menangani keperluan air bersih.
Hal tersebut belum dapat sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar Dukuh Barengan lantaran lokasinya cukup jauh dari dukuh tersebut.
Dari pantauan TribunSolo.com di lokasi, droping air 1 tangki air bersih dari BPBD tersebut dibagi untuk 2 dukuh, yakni Dukuh Karangwuni dan Barengan.
Untuk Dukuh Karangwuni, air di masukkan tidak hanya kedalam ember-ember saja namun juga sebagian dimasukkan ke dalam sumur milik salah satu warga.
Sedangkan di Dukuh Barengan, sejumlah warga datang membawa ember, galon hingga drum air untuk di isi air bersih.
Sementara itu, terlihat pula sumur-sumur milik warga Dukuh Karangwuni dan Barengan mulai mengalami kekeringan.
Nampak perbedaan cukup mencolok antara sumur warga Dukuh Karangwuni dan Barengan, lantaran di sumur di Dukuh Barengan kedalaman sekitar 20 meter, sedangkan di Dukuh Karangwuni hanya sekitar 10 meter saja. (*)