Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Uniknya Program Tiki Tuku di SD Kristen Widya Wacana : Tukar 3 Kg Buku Bekas dengan 1 Buku Cerita

Dengan maksud mengajarkan siswa bijak mengelola sampah, program Tiki Tuku dikenalkan oleh SD Kristen Widya Wacana Jamsaren kepada siswa-siswinya

Penulis: Eka Fitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Tribunsolo.com/Eka Fitriani
Siswa-siswi SD Kristen Widya Wacana Jamsaren tengah menukarkan buku bekas seberat 3 kilogram dengan 1 buku cerita. Program ini bernama Tiki Tuku dan terus digalakkan untuk meningkatkan kepedulian siswa untuk mengelola sampah dengan bijak 

Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Eka Fitriani
 
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – SD Kristen Widya Wacana Jamsaren merupakan salah satu sekolah peraih penghargaan Adiwiyata provinsi tahun 2019 yang masih aktif dengan beragam programnya.

Salah satu program yang cukup menarik yakni penukaran buku bekas dengan buku cerita.

Setiap siswa yang memiliki buku bekas bisa membawanya ke sekolah.

Proyek ini bernama Tiki Tuku (tiga kilo satu buku).

Baca juga: Prakiraan Cuaca Solo Raya Rabu 28 September 2022 : Sama Seperti Kemarin, Diprediksi Tak Turun Hujan

Dalam implementasinya siswa diminta membawa buku bekasnya ke sekolah untuk ditukarkan dengan buku cerita.

“Lewat bank sampah ini, siswa belajar bagaimana mengolah sampah non organik,” kata Kepala Sekolah SD Kristen Widya Wacana, Six Hastuti Ariasati, Selasa (28/9/2022) siang.

“Siswa bisa menabung sampah dengan menukarkan 3 kilo buku bekas dengan 1 buku cerita,” katanya.

Kegiatan tersebut dilakukan agar siswa peduli terhadap sampah pribadinya.

Selain itu siswa juga dapat mengelola sampah pribadi sendiri.

Buku yang dibawa siswa pun bisa berasal dari buku di rumahnya masing-masing.

“Harapannya ke depan, kegiatan ini bisa sejalan dengan literasinya, kami juga berharap selaras dengan adiwiyata ini,” katanya.

Tak hanya sampah non organik, SD Kristen Widya Wacana Jamsaren juga mengolah sampah organik.

“Kalau organik ya dari ranting-ranting pohon di lingkungan sekolah,” katanya.

Baca juga: Viral Kamar Kos Cewek Penuh Sampah, Pemilik Kos Heran Padahal Penghuni Hobi Dandan Cantik

“Nantinya, ranting tersebut akan dibuat briket, briket tersebut sempat kita lombakan di tingkat nasional dan menang,” katanya.

Six Hastuti membeberkan bahwa sampah tidak selamanya musibah, namun juga bisa bermanfaat.

“Sekarang kami bisa mengelola sampah itu dengan baik dan itu jadi prinsip utama kami,” katanya.

“Kami jadi sekolah Adiwiyata itu berusaha konsisten, mengurangi hasil sampah kami sendiri dan bisa mengelola sampah dengan baik,” ujarnya.

Komitmen Tak Gunakan Plastik Lagi

Penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari biasanya masif dilakukan.

Apalagi di lingkungan sekitar, baik keluarga hingga sekolah.

Namun, rupanya SD Kristen Widya Wacana saat ini sudah tak lagi menggunakan plastik dalam kesehariannya.

Hal tersebut dilakukan untuk membentuk lingkungan menjadi lebih ramah lingkungan.

Baca juga: Kreatif, Siswa SD Kristen Widya Wacana Sulap Limbah Minyak Goreng Jadi Sabun dan Lilin

“Saat ini kami memang tengah minimalisir sampah plastik di lingkungan sekolah,” kata kepala sekolah SD Kristen Widya Wacana, Six Hastuti Ariasati, kepada TribunSolo.com, Kamis (22/9/2022).

“Makanan yang dijual di lingkungan ini juga sudah minim sekali dengan kantong plastik,” ujarnya.

Beberapa gelas dan mangkok yang digunakan kantin sekolah juga merupakan gelas kaca.

Six Hastuti mengatakan dirinya ingin agar bumi dapat dijaga.

Tak hanya oleh dirinya, tentunya juga bisa dijaga oleh siswa-siswa.

“Kalau bukan generasi sekarang siapa lagi, maka dari itu sejak dini kami beri pengertian untuk memberikan perhatian terhadap lingkungannya,” katanya.

Apalagi sampah plastik saat ini telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak.

Baca juga: Fashion Show Busana Profesi, Cara SD Kristen Widya Wacana Ajak Siswa Hargai Semua Jenis Pekerjaan

Hal tersebut dikarenakan peningkatan produksi produk plastik sekali pakai dapat memberi beban terhadap masyarakat yang mengelolanya.

Apalagi setiap tahun, sampah plastik membunuh jutaan hewan, mulai dari burung, ikan, hingga organisme laut.

“Siswa juga akhirnya memahami bahwa penggunaan plastik itu bisa membahayakan lingkungan,” katanya.

Minyak Jelantah Diolah Jadi Sabun dan Lilin

Tak hanya penggunaan plastik, siswa juga diajarkan untuk menanam beragam macam tanaman di lingkungan sekolah hingga mendaur ulang sampah.

SD Kristen Widya Wacana yang merupakan peraih penghargaan Adiwiyata provinsi tahun 2019 tersebut kini telah berkomitmen untuk mendaur ulang sampah-sampah.

Seperti koran tak terpakai hingga minyak jelantah.

Minyak jelantah tersebut diolah menjadi lilin hingga sabun, sedangkan koran bekas dikreasikan sebagai dompet dll.

Beragam produk tersebut nantinya akan dijual lewat online shop.

Produk tersebut mulai dibuat pada 2 September 2022 dan akan segera launching di online shop bulan Oktober 2022.

Baca juga: Keluh Kesah Pedagang Pasar Legi Solo : Sepi Pengunjung, Tak Dapat Bantuan Seperti Buruh Gendong

“Kami akan tunjukkan lewat Kreasi yang akan digelar oktober 2022 nanti, kami ingin menunjukkan kepada masyakat bagaimana kami bisa berhasil dalam mengelola sampah,” katanya.

“Sekaligus memberikan edukasi bahwa sampah bisa menjadi barang yang bermanfaat juga,” ujarnya.

SD Kristen Widya Wacana merupakan peraih penghargaan Adiwiyata provinsi tahun 2019 yang hingga kini konsisten terhadap kepedulian lingkungan.

Salah satunya yakni mengeluarkan produk unik dari bahan baku minyak jelantah yakni sabun dan lilin minyak jelantah (mijel).

“Karena komitmen kami pada Adiwiyata, akhirnya kami coba manfaatkan sampah-sampah di lingkungan sekolah,” kata kepala sekolah SD Kristen Widya Wacana, Six Hastuti Ariasati, Kamis (22/9/2022) siang.

“Jadi kami akhirnya mengelola sampah salah satunya mengelola minyak jelantah dari 4 shelter kantin kami kumpulkan untuk kemudian membuat sabun dan juga lilin,” ujarnya.

Saat itu, Six Hastuti berfikir bahwa limbah minyak jelantah bisa sangat membahayakan lingkungan apalagi jika dibuang sembarangan setiap harinya.

Mulai menyebabkan penyumbatan pada saluran air atau drainase, minyak juga bisa mengalir ke sungai dan berakhir di laut, menyebabkan pencemaran air yang lebih serius.

Baca juga: Cara SMAN 4 Solo Cegah Perundungan ke Sesama Siswa, Latih Toleransi Sejak Dini di Lingkungan Sekolah

Selain itu, minyak jelantah yang dibuang ke parit atau tanah akan menggumpalkan dan menutup pori-pori tanah.

“Kalau sudah begini, tanah bisa jadi keras dan tidak bisa lagi mendukung aktivitas manusia,” katanya.

Produk dengan Brand Ekonomi Kreatif Ubah Sampah Jadi Apik (Ekrusia) ini memiliki banyak kerajinan, salah satunya dari korban bekas hingga kain perca.

Beragam produk tersebut nantinya akan dijual lewat online shop.

Produk tersebut mulai dibuat pada 2 September 2022 dan akan segera launching di online shop bulan Oktober 2022.

“Di sini kami ingin menonjolkan produk Ekrusia tersebut, nah kami juga ingin mengajak orang tua juga bahwa kami sudah megelola sampah kami dengan bijak,” katanya.

Six Hastuti membeberkan bahwa sampah tidak selamanya musibah namun juga bisa bermanfaat.

“Sekarang kami bisa mengelola sampah itu dengan baik dan itu jadi prinsip utama kami,” katanya.

“Kami jadi sekolah Adiwiyata itu berusaha konsisten, mengurangi sampah plastik, mengelola sampah dengan baik,” ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved