Berita Solo Terbaru
Antre Membludak di Jembatan Sasak Kampung Beton, Warga Pilih Buat Jembatan Sasak Baru di Sangkrah
Antrean panjang yang mengular jadi alasan dibalik pembuatan jembatan sasak baru di Kampung Ngepung, Sangkrah, Pasar Kliwon.
Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Antrean panjang mengular di Jembatan Sasak di Kampung Beton, Sewu, Jebres, terpantau hampir setiap hari usai penutupan Jembatan Mojo dilakukan.
Hal ini membuat warga berinisiatif membuat Jembatan Sasak lainnya di Kampung Ngepung, Sangkrah, Pasar Kliwon.
Jembatan ini menghubungkan kawasan Sangkrah dengan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo.
Usut punya usut, pembangunan jembatan baru ini merupakan inisiatif dari warga di Sangkrah dan Gadingan.
Pengelola Jembatan Sasak Sangkrah, Supriyadi (58) mengatakan alasan pembuatan jembatan dari bambu itu karena banyak warga yang terdampak penutupan Jembatan Mojo dan Jembatan Jurug B.
Baca juga: Cerita Warga Mojolaban Sukoharjo, Takut Lewat Jembatan Sasak saat Mau ke Solo: Pilih Jalan Memutar
Baca juga: Bak Kemacetan di Jakarta, Kini Lewat Jembatan Sesek di Kampung Sewu Bisa Sejam, Emak-emak: Emosi Iki
"Lha ini untuk masyarakat, kasihan yang kerja, sekolah kan banyak, biasanya lewatnya jembatan Mojo mereka," kata Supriyadi, kepada TribunSolo.com, Kamis (29/9/2022).
Supriyadi membantah jika jembatan sasak Sangkrah berniat mengikuti jembatan sasak di Kampung Beton.
Menurutnya pembangunan jembatan ini lebih dikarenakan banyaknya orang yang memanfaatkan jembatan sasak di Kampung Beton hingga antrean mengular.
Hal itu membuat banyak pihak pada akhirnya tetap terlambat beraktivitas lantaran ramainya animo masyarakat yang melintas di sana,
"Nggak ngikutin (jembatan sasak Kampung Beton). Sebetulnya (di) Kampung Beton terlalu banyak yang nyeberang. Ini kasihan, masuk jam 7, atau setengah 7 tapi sudah ramai, 100 meter lebih antre," terangnya.
Adapun pembangunan jembatan sasak Sangkrah merupakan hasil swadaya masyarakat di Sangkrah dan Gadingan.
Dari hasil tersebut, terkumpul sekitar Rp 20 juta.
"Swadaya masyarakat, habis kurang lebih sekitar Rp 20 juta dari patungan warga," ungkapnya.
Baca juga: Jembatan Mojo Ditutup, Bagong Ketiban Rezeki Nomplok : Raup Rp 5 Juta Sehari Lewat Jembatan Sasaknya
Baca juga: Foto-foto Antrean Pemotor di Jembatan Sesek : Imbas Jembatan Mojo Solo Ditutup, Bak Lautan Manusia
Supriyadi mengatakan, ada 16 orang pekerja yang membantu membangun jembatan dari bambu tersebut.