Berita Solo Terbaru
Sedang Mangkal Nunggu Langganan di Gilingan Solo, 2 PSK Berusia Setengah Abad Diciduk Polisi
Dua wanita diamankan saat tengah mangkal di Gilingan, Banjarsari, Solo. Kedua wanita yang diketahui berusia setengah abad itu ternyata PSK
Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pekerja Seks Komersial (PSK) yang mangkal ternyata masih dapat dijumpai di Kota Solo. Tak disangka, PSK yang diamankan ternyata berusia setengah abad alias 50 tahun.
Hal ini terjadi saat Kepolisian Sektor (Polsek) Banjarsari menjalankan operasi penyakit masyarakat (pekat).
Kapolsek Banjarsari, Kompol Parjono mengatakan operasi pekat itu dilakukan sekitar pukul 20.30 WIB, Kamis (6/10/2022).
Operasi pekat yang dipimpin langsung oleh Kanit Reskrim Polsek Banjarsari Iptu Rahmadi itu mengamankan 2 orang PSK wanita yang sedang mangkal di Gilingan, Banjarsari, Solo.
Baca juga: Operasi Siang Bolong di Dekat Solo Balapan, Polisi Ciduk Tiga PSK, Berasal dari Magelang dan Jakarta
"Penangkapan 2 orang wanita Pekerja Seks Komersial saat anggota Polsek Banjarsari melakukan operasi pekat," kata Kapolsek Banjarsari, Kompol Parjono.
Operasi pekat sendiri sebenarnya tak hanya menyasar PSK, namun juga Premanisme, dan Miras.
Hanya saja pihaknya tatkala itu menjumpai adanya dua PSK yang tengah mangkal menunggu langganannya.
"Dan sewaktu operasi tersebut anggota Polsek Banjarsari menemukan 2 orang wanita yang merupakan pekerja seks komersial sedang mangkal menunggu langganannya," ujarnya.
Dua wanita tersebut berinisial NBL (50) warga Manahan, Solo dan S (45) yang merupakan warga Polokarto, Sukoharjo.
Baca juga: Kisah Pilu ABG Disekap dan Dijadikan PSK, Muncikari Bohongi Pakai Iming-iming Baju Plus Gaji Besar
Kedua wanita tersebut kemudian dibawa ke Mako Polsek Banjarsari untuk dilakukan pendataan dan pemberkasan tipiring.
"Selanjutnya kita kirim ke Panti Pelayanan Sosial Wanita di Laweyan untuk dilakukan rehabilitasi oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah," jelasnya.
Pihaknya menghimbau agar masyarakat, khususnya Banjarsari untuk melaporkan jika mengetahui adanya penyakit masyarakat seperti miras, judi dan prostitusi.
"Apabila mengetahui informasi mengenai penyakit masyarakat seperti Miras, judi dan Prostitusi bisa melaporkan ke Polsek Banjarsari dan kami akan segera menindaklanjutinya," pungkasnya.
Operasi Siang Bolong di Dekat Solo Balapan, Polisi Ciduk Tiga PSK, Berasal dari Magelang dan Jakarta
Polresta Solo menggelar operasi penyakit masyarakat (pekat) di kawasan yang biasanya dibuat 'tansaksi' pekerja seks komersial (PSK), Rabu (14/9/2022).
Wakapolresta Solo, AKBP Gatot Yulianto turun langsung memimpin operasi tersebut.
Operasi Pekat menyasar wilayah Kecamatan Banjarsari, salah satunya kawasan dekat Stasiun Solo Balapan.
Gatot menyebut ada lebih kurang tiga orang PSK diamankan dari kawasan tersebut.
"Saya bersama jajaran Samapta Polresta Solo dan Kapolsek Banjarsari melakukan operasi pekat, sasarannya prostitusi yang ada di sekitar wilayah Kota Solo, yang betul-betul kita indikasi ada banyak PSK," terang dia.
"Dari operasi hari ini, kami menemukan 3 PSK," tambahnya.
Dari pantauan TribunSolo.com, Gatot sempat meminta keterangan PSK yang tertangkap dalam operasi pekat.
Mereka rata-rata berasal dari luar Kota Solo, di antaranya Magelang, dan Jakarta.
Salah satu PSK mengaku bila dirinya hanya ingin bertemu keluarganya di kawasan tersebut.
Ada juga yang mengaku sudah pisah dari suaminya.
Baca juga: Pria Grobogan Ini Selalu Bawa Cobek saat Kencan dengan PSK, Tak Disangka untuk Lakukan Tindakan Keji
Baca juga: Mangkal saat Sahur Ramadan, Sejumlah PSK Asal Sukoharjo & Sragen Diciduk di Kawasan Gilingan Solo
Setelah menanyai mereka, Gatot kemudian meminta para PSK yang tertangkap mengikuti arahan dari para petugas.
Para PSK yang terjaring dalam operasi pekat akan dibina oleh Dinas Sosial di Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama.
"Setelah kami data, mereka akan kami serahkan ke sana untuk mendapat bimbingan," tutur dia.
Gatot menegaskan operasi pekat tidak akan berhenti di situ saja. Polresta Solo tetap akan menggencarkan operasi pekat tiap hari.
"Kita tidak akan berhenti di sini, kita akan lakukan razia terus, termasuk Tiada Hari Tanpa Razia (THTR) dan operasi Pekat kita galakan terus," tegas dia.
"Saya perintahkan ke jajaran Polsek untuk tiap hari melakukan THTR, baik itu pagi, siang, sore dan malam,".
"Alhamdulillah, sampai saat ini kondusifitas Kota Solo aman," tambahnya.
Selain itu, Gatot juga mengajak masyarakat untuk aktif dan berani melaporkan bila ada penyakit masyarakat, diantaranya judi, narkoba, dan protitusi ke pihak berwajib.
"Ini perlu peran warga masyarakat, bukan kami saja. Apabila warga melihat PSK mangkal, bisa langsung diimbau untuk meninggalkan tempat," ujar dia.
"Atau bisa juga memberitahu atau menelpon kami. Kami akan langsung datangi dan akan kami lakukan penertiban," tambahnya.
Sejumlah PSK Ditangkap
Sebanyak 3 wanita yang diduga merupakan pekerja seks komersial (PSK) diamankan terjaring razia karena mangkal saat Ramadan.
Mereka mangkal di kawasan Gilingan, Jalan Ahmad Yani, Selasa (5/4/2022) pagi.
Menurut Kapolsek Banjarsari Kompol Joko Satrio, mereka diamankan saat masyarakat tengah melakukan sahur.
Yakni SH (34) dan LS (41) warga Kabupaten Sukoharjo dan RJ (32) warga Sragen.
"Sekira pukul 03.45 WIB kami melaksanakan operasi pekat prostitusi jalanan di kawasan belakang Terminal Tirtonadi," katanya kepada TribunSolo.com.
Saat dirazia, sejumlah PSK mengelak dan mencoba kabur dari petugas.
Namun petugas yang mencurigai keberdaan mereka di lokasi tersebut tak mudah percaya.
"Alasan seperti itu sudah wajar, khususnya mengelak mengaku bukan PSK namun itu dapat dibuktikan keberadaannya di lokasi dan kepentingannya," ujarnya.
Ketiga PSK yang terjaring kemudian diamankan di Mapolsek Banjarsari untuk didata.
Baca juga: Sejumlah PSK yang Masih Mangkal Tunggu Tamu di Solo Kena Razia : Ada dari Wonogiri hingga Banyuwangi
Baca juga: Ada Bazar Minyak Goreng Murah di Solo, Tapi Salah Satu Syarat Mendapatkannya Harus Vaksin Booster
Pihak kepolisian juga memberikan teguran secara lisan.
"Ketiganya kami bawa ke Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Laweyan Surakarta," ujarnya.
Sementara itu, Tim Sparta Polresta Solo juga berhasil mengamamkan 7 pria yang tengah asyik persta miras di kawasan Sumber, Banjarsari.
Polisi juga mengamamkam ciu dalam kemasan 2 botol besar, dan sloki kecil.
Terjaring Razia
Meski sudah gencar razia sejak dibabat habis tahun lalu, ternyata praktik prostitusi di Kota Solo masih ada saja.
Terbaru ada sejumlah pekerja seks komersial (PSK) diamankan Tim Sparta Satsamapta Polresta Solo.
Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak melalui Kasat Samapta AKP Dani Permana Putra, mada lima pelaku kedapatan melakukan aksinya saat dini hari.
"Saat patroli kelima orang perempuan yang diduga sedang mangkal dipinggir jalan menunggu tamunya" katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (18/12/2021).
Lanjut Dani kegiatan razia ini dilakukan untuk melakukan Kegiatan Kepolisian Yang Ditingkatkan (KKYD) sasaran Penyakit Masyarakat ( Pekat).
"Kelima perempuan PSK tersebut inisial AS (45) warga Jebres, L (34) Warga Wonigiri, M (46) Warga Sukoharjo, TR (33) Warga Klaten dan I (33) Warga Banyuwangi," imbuhnya.
Selanjutnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kelima wanita PSK tersebut di bawa ke Mako Polresta Solo.
"Dilakukan pendataan dan pemberkasan Tipiring dan selanjutnya kita kirim ke Panti Pelayanan Sosial Wanita di Laweyan, di sana rehabilitasi sosial,” katanya.
Baca juga: Soal Maraknya PSK Mangkal di Bolon Colomadu, Bupati Juliyatmono: Biar Nanti Satpol PP Tertibkan
Baca juga: Harapan Suporter Lecut Semangat Persis Solo, Bhagascara : Siap Menangkan Duel Lawan Sriwijaya FC
Cerita Miris PSK di Sukoharjo
Cerita miris muncul dari fenomena pekerja seks komersial (PSK) yang setiap hari mangkal di 'Etan DKR Sukoharjo'.
Di balik jalan hidupnya yang berliku mencari nafkah melalui cara seperti itu, para PSK yang kebanyakan tua sering menelan pil pahit.
Bagaimana tidak, sudah mematok harga terbilang miring, tetapi banyak pelanggan bayar sesuka hatinya setelah mengeksekusi.
Kasi Operasional dan Pengendalian Satpol PP Sukoharjo, Karyono Hadi Raharjo mengungkapkan, PSK yang ada di lokasi itu merupakan orang lama.
"Tarifnya cuma Rp 20 ribu, kebanyakan ibu-ibu bukan yang muda-muda, sudah tua semua," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (3/12/2021).

"Kadang-kadang pelanggan bayarnya cuma Rp 10 ribu," aku dia terheran-heran.
Tentu saja dengan tarif murah-meriah itu, jangan mengharap melakukan hubungan seks di kamar hotel.
Karyono mengatakan, usai transaksi di tepi jalan Etan DKR, mereka kemudian mencari lokasi alam terbuka atau outdoor untuk berhubungan layaknya suami istri.
Baca juga: Kasak-kusuk Prostitusi Jalanan di Bolon Colomadu : Pilih PSK di atas Motor, Lanjut ke Hotel Melati
Baca juga: Resah Desanya Jadi Lokasi Transaksi PSK, Warga Bolon & Wirogunan Karanganyar Pasang Baliho Penolakan
"Biasa mainnya di sawah di timur pom bensin," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan, mereka yang tertangkap hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Untuk mengantisipasi lokasi tersebut menjadi lokasi prostitusi, Satpol PP Sukoharjo akan melakukan razia rutin.
"Disana itu hanya perorangan, tidak terorganisir, tapi orangnya itu-itu saja," aku dia.
Razia PSK Besar-besaran
Satpol PP Kabupaten Sukoharjo menggagalkan transaksi pekerja seks komersial (PSK) di areal persawahan timur RSUD Ir Soekarno, Kamis (2/12/2021) malam.
Transaksi itu diketahui dari laporan warga sekitar. Satpol PP Kabupaten Sukoharjo langsung menggelar operasi penyakit masyarakat ke kawasan itu.
Kasi Operasional dan Pengendalian Satpol PP Sukoharjo, Karyono Hadi Raharjo menjelaskan operasi dilakukan sekira pukul 22.00 WIB.
"Kita dapati adanya 3 wanita, dan 2 laki-laki. Tapi 1 wanita melarikan diri saat mengetahui kedatangan petugas," jelasnya.
Dua laki-laki itu, lanjut Karyono, langsung dimaankan. Mereka diketahui sebagai pelanggan PSK di kawasan timur RSUD Ir Soekarno.
Baca juga: Kasak-kusuk Prostitusi Jalanan di Bolon Colomadu : Pilih PSK di atas Motor, Lanjut ke Hotel Melati
Baca juga: Sebanyak 3 Siswi SMP Jadi PSK, Motif Ikuti Tren Teman-temannya, Muncikari Juga Dibawah Umur
Sementara, dua wanita yang diamankan sudah berusia lanjut.
"Itu usianya di atas 50 tahun semua. Di sana tua-tua, tidak ada yang muda," ujar Karyono.
Pihak-pihak yang diamankan Satpol PP Kabupaten Sukoharjo merupakan warga Kota Solo.
"Semuanya warga Solo. Tapi memang sengaja aktivitasnya di sana," ujarnya.
Karyono mengakui, lokasi tersebut memang sering dijadikan transaksi prostitusi.
Saat Satpol PP sering melakukan razia, lokasi tersebut sempat ditinggalkan. Namun, kini kembali digunakan untuk transaksi PSK.
"Kedepannya kami akan genjar lakukan operasi. Kalau yang kita tangkap orangnya sama, akan kita kirim ke Panti yang ada di Solo," pungkasnya.
Pasang Baliho
Di tempat lain, puluhan warga Desa Bolon dan Desa Wirogunan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar memasang baliho besar, Selasa (30/11/2021) malam.
Pemasangan baliho tersebut lantaran masyarakat resah wilayah tersebut dijadikan lokasi transaksi para pekerja seks komersial (PSK).
Perwakilan pemuda dan remaja Masjid Desa Bolon Tio Imam Hakim (23) mengatakan, pemasangan baliho tersebut di simpang tiga bolon-ngasem arah terminal Kartasura, tepatnya Jalan Tentara Pelajar, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Baca juga: TKW Asal Indramayu Dijual jadi PSK di Dubai, Berawal Tak Cocok dengan Majikan Hingga Malu Mau Pulang
Baca juga: Satpol PP Tertangkap Basah Ngamar Bareng PSK dan Dirazia, Saat Ditanya Alasannya Sedang Menyamar
"Pihak yang memasang baliho tersebut dari warga Desa Bolon dan Desa Wirogunan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar," kata Tio kepada TribunSolo.con, Selasa (30/11/2021) malam .
Tio mengatakan, pemasangan baliho yang berisi larangan PSK mangkal dan melakukan transaksi tersebut dilakukan 10 warga.
Selain itu ada 40 warga lain yang turut menyaksikan pemasangan baliho tersebut.
"Total ada 50 warga yang terdiri dari warga bolon beserta warga wirogunan," ucap Tio.
Dia menjelaskan, sebelum mamasang 5 MMT Rabu (24/11/2021) malam.
Pemasangan baliho dan mmt tersebut dilakukan karena masyarakat sudah resah dengan keberadaan PSK yang beroperasi di sekitar jalan selatan Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
"Tujuan kami memasang baliho tersebut agar PSK-PSK tidak beroperasi di sana, warga sudah resah dengan mereka," pungkasnya. (*)