Berita Solo Terbaru
Awas Kecele, Jembatan Sasak Penghubung Solo-Sukoharjo Kembali Ditutup Gegara Debir Air Bengawan Solo
Jembatan sasak bambu di atas Bengawan Solo ditutup karena imbas debit Bengawan Solo yang meninggi.
Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Jembatan sasak bambu di atas Bengawan Solo ditutup.
Kini, pengendara tak bisa melintasi jembatan yang menghubungkan Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo dengan Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.
Penutupan jembatan itu karena debit air Bengawan Solo meninggi.
Menurut relawan setempat, Lukman, jembatan sasak ditutup sejak Senin (10/10/2022) sore.
Biasanya dibanjiri pengendara, kini jadi sepi.
"Pengendara kecele, karena beberapa kali dibuka ini ditutup lagi. Penutupan karena arus sungai Bengawan Solo tinggi, sehingga ujung jembatan tertutup air," katanya kepada TribunSolo.com.
Lukman menuturkan, tingginya air hujan ini lantaran tinggainya curah hujan yang mengguyur akhir-akhir ini.
Menurutnya, ada dua Kabupaten yang mempengaruhi naiknya arus di Bengawan Solo jika curah hujan di wilayah tersebut tinggi.
Yakni di Kabupatan Klaten dan Karanganyar. Hujan di Kabupaten Klaten dan Karanganyar, airnya akan masuk ke Kali Jenes, Dengkeng, dan Nongko.
"Biasanya dari arah Klaten membawa sampah, itu yang jadi PR," paparnya.
Baca juga: Proyek Koridor Ngarsopuro-Gatsu Solo Segera Selesai, Gibran : Jadi Street Art, Buat Apa Saja Boleh
Baca juga: Susul Jembatan Sasak Sangkrah, Jembatan Sasak Beton Kini Hanyut Diterjang Derasnya Bengawan Solo
Untuk menghindari sampah yang menyangkut di jembatan sasak, untuk sementara waktu pondasi jembatan dilepas.
Diakuinya, akibat penutupan ini banyak masyarakat yang kecele.
Sebab, jembatan sesek Beton menjadi jalur alternatif utama bagi pesepeda motor saat jembatan Mojo dan jembatan Jurug B ditutup.
"Banyak yang kecele, tapi kami belum berani membuka," tuturnya.
Menurutnya, sembatan sasak sendiri sudah ditutup tiga kali akibat tingginya arus Sungai Bengawan Solo dan banyaknya sampah.
Ia memperkirakan, jika hari ini cuaca cerah, jembatan sesek Beton akan diperbaiki besok.
"Harapannya seperti itu," papar dia.
Modalnya Rp 30 Juta Dapat Ratusan Juta
Di balik penutupan Jembatan Mojo karena perbaikan selama dua bulan, ada rezeki nomplok yang dialami Sugiono alias Bagong.
Pria 78 tahun asal Dukuh Jetis, Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo itu adalah sosok pembuat jembatan sesek di atas Bengawan Solo.
Kini, setelah jembatan penghubung Kota Solo dengan Kabupaten Sukoharjo ditutup, pengendara motor berbondong-bondong lewati jembatan seseknya.
Tarifnya bagi pemotor dikenai tarif Rp 2 ribu, sementara berboncengan Rp 3 ribu.
Bagong mengakui jumlah pendapatannya meningkat drastis usai Jembatan Mojo ditutup.
"Kalau pendapatan iya pasti naik," kata Bagong, kepada TribunSolo.com, Selasa (27/9/2022).
Dalam sehari saja, khususnya Senin (26/9/2022) Bagong menyebut bisa membawa pulang pundi-pundi uang sejumlah Rp 5 juta.
"Ya biasanya yang lewat cuma 30 kendaraan, sekarang bisa Rp 5 juta," ungkapnya.
Jika dikalikan selama 60 hari atau dua bulan Jembatan Mojo ditutup, maka angkanya fantastis hingga Rp 300 juta lebih.
Baca juga: Foto-foto Antrean Pemotor di Jembatan Sasak : Imbas Jembatan Mojo Solo Ditutup, Bak Lautan Manusia
Adapun jembatan sesek itu dibuatnya beberapa waktu lalu bukan tanpa biaya.
Bagong harus merogoh kocek sekitar Rp 35 juta untuk menghubungkan dua daerah tersebut.
Selama dipenuhi pengendara, dia mengaku merekrut sebanyak 20 orang orang untuk mengoperasinalkan jembatan itu.
Jam kerja karyawannya mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.
"10 orang di barat dan 10 orang di timur. Biasanya bayarnya Rp 100 ribu/hari," jelasnya.
Selain itu, Bagong juga setiap harinya menyiapkan uang sebesar Rp 1 juta untuk keperluan yang dibutuhkan sewaktu-waktu.
"Biasanya sehari saya nyiapin satu juta, buat apa saja keperluan sehari-hari," ungkapnya.
Salah satunya adalah untuk membuat sesek baru untuk mengganti sesek yang telah rusak.
Baca juga: Potret Lautan Manusia Serbu Jembatan Sasak : Imbas Jembatan Mojo Solo Ditutup, Rela Bayar Rp 2 Ribu
Menurutnya, sesek dari bambu itu setiap harinya pasti ada yang mengalami kerusakan.
"Kalau ada yang bolong, patah kita ganti yang baru, pasti ada yang diganti karena seseknya hanya bisa bertahan dua hari," jelasnya.
Diserbu Ribuan Pengendara
Jembatan sesek dari bambu di atas Bengawan Solo diserbu ribuan pengendara, Senin (26/9/2022).
Itu terjadi saat hari pertama Jembatan Mojo yang menjadi penghubung Kecamatan Jebres, Kota Solo dengan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo ditutup karena perbaikan.
Kini, ribuan pengendara yang biasanya melintas Jembatan Mojo, kini beralih ke jembatan alternatif dari bambu tersebut meski membayar Rp 2.000.
Pembuatnya adalah Sugiyono alias Bagong, warga Dukuh Jetis, Desa Gadingan, Mojolaban.
Jarak jembatan sesek dengan Jembatan Mojo hanya puluhan meter.
Bahkan jembatan sesek itu satu-satunya sarana yang bisa dilewati karena Jembatan Mojo ditutup.
Bahkan tak hanya imbas penutupan Jembatan Mojo, tetapi sebelumnya ada Jembatan Jurug B juga ditutup karena perbaikan.
Maklum, pengendara lebih memilih jembatan sesek karena jika lewat jalur lain, lebih jauh.
Ppantauan TribunSolo.com, antrean kendaraan dari arah Solo meupaun Sukoharjo sama panjangnya bak lautan manusia.
Para Linmas juga sudah bersiaga di dua lokasi tersebut karena antrean mencapai ribuan orang.
Baca juga: Kekhawatiran Pedagang Sekitar Jembatan Mojo Terdampak Penutupan: Prediksi Jualan Sepi 8 Minggu
Baca juga: Emak-emak Boyolali Jangan Kaget Jika Ukuran Tempe Makin Menciut : Kedelai Mahal,Tembus Rp 13 Ribu/Kg
Bahkan, juga ada petugas yang menyeberangkan jika pengendaraan tidak berani melewati jembatan sesek itu.
Untuk antrean kendaraan dari arah Solo sendiri memanjang hingga pintu Ari Demangan baru.
Warga, yakni Budi yang hendak pulang ke rumah di Desa Sapen, Mojolaban mengaku harus bersabar.
Padahal biasanya dirinya mewati Jembatan Mojo.
"Ini baru pertama kali lewat jembatan ini, biasanya lewat jembatan Mojo," katanya.
Dirinya mengaku lebih dari 30 menit menunggu untuk bisa melewati jembatan sesek.
"Biasanya jam 16.30 WIB sudah di rumah, ini masih di jalan," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ima warga Bekonang, Sukoharjo yang bekerja di Kota Solo.
Ima mengaku baru kali ini melintasi jembatan sesek.
Dia pun rela membayar Rp 2 ribu demi bisa lewat.
Ia biasanya melintasi Jembatan Mojo untuk akses perjalanan pulang pergi.
"Biasanya lewat Mojo, ini baru pertama kali," ujarnya.
Dirinya mengaku takut melintasi jembatan yang terbuat dari bambu saja.
Namun, ia tak mempunyai pilihan lain jika ingin cepat pulang ke rumah.
"Takut ya ada, besok melewati sini lagi atau tidak ya belum tahu," ungkapnya.
"Kalau mau muter harus lewat Telukan, jalannya jadi sangat jauh," lanjutnya.
Jembatan Ditutup Dua Bulan
Mulai besok Senin 26 September 2022, Jembatan Mojo di atas Bengawan Solo akan ditutup total hingga 30 November 2022.
Penutupan dalam rangka perbaikan menyeluruh jembatan tersebut.
Jembatan ini merupakan akses utama warga dari Kota Solo dengan Kabupaten Sukoharjo hingga ke Karanganyar dan Wonogiri.
Lantas bagaimana agar menghindari kemacetan?
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Ari Wibowo menjelaskan, dempak penutupan dipastika beberapa persimpangan rawan macet.
Mulai lampu merah Gading, Gemblegan dan Dawung.
"Kami akan siagakan 20 petugas di persimpangan tersebut," jelasnya kepada TribunSolo.com, Minggu (25/9/2022).
Ia tidak memungkiri pengalihan arus lalu lintas akan berdampak pada kapasitas jalan yang berlebih.
"Beban akan bertambah, jadi traffic light pengendali kami hidupkan lama agar tidak terjadi kemacetan," terangnya.
Sementara kata dia, kendaraan dari arah Solo ke Sukoharjo atau Karanganyar dialihkan melalui Jembatan Bacem.
Mereka bisa melintas melalui Jalan Ciu menuju ke wilayah Bekonang.
"Di wilayah Surakarta peralihan mayoritas ke Selatan," jelasnya.
Sedangkan pengalihan arus kendaraan yang berjalan dari arah Sukoharjo atau Karanganyar yang akan ke Solo dialihkan melalui Simpang Pasar Nongko (Pasar Bekonang ke selatan).
Dari sana, kendaraan bisa menuju ke wilayah Telukan melalui Jalan Ciu yang kemudian menyeberangi Jembatan Bacem. (*)