Berita Karanganyar Terbaru
Perumahan Wahyu Utomo Jaten Karanganyar Banjir 80 CM, Ternyata Langganan Banjir Jika Hujan Deras
Salah satu perumahan di Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar, ternyata menjadi langganan banjir jika hujan deras melanda kawasan tersebut
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Salah satu perumahan di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar dilanda banjir, Kamis (20/10/2022) sore.
Tapi banjir ternyata sudah menjadi langganan di perumahan tersebut ketika hujan deras melanda.
Kades Ngringo, Widodo tak kaget dengan banjir yang terjadi di Perumahan Wahyu Utomo.
Sebab lokasi tersebut menjadi langganan banjir setiap kali hujan deras terjadi.
Baca juga: Tak Hanya di Sragen, Karanganyar Juga Setop Resep Obat Sirup untuk Sementara
"Di sini rawan banjir, satu tahun jika hujan deras langganan banjir," ujar Widodo, kepada TribunSolo.com, Kamis (20/10/2022).
Banjir itu terjadi di dua RT di Perumahan Wahyu Utomo, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.
Dikatakan Widodo, banjir melanda wilayah tersebut karena adanya luapan air sungai di dekat perumahan yang dimaksud.
"Wilayah yang terdampak yaitu, di RT 5 dan RT 3 RW 13, meluapnya air ke pemukiman warga karena hujan yang mengguyur Kabupaten Karanganyar cukup lama, " ucap Widodo.
Baca juga: Viral di Karanganyar, Ulah Pencuri di SMAN 1 Colomadu Terekam CCTV: Santai Bawa Kabur Motor Korban
Widodo mengatakan hujan deras mengguyur sejak sore hari sekira pukul 15.00 WIB.
Lantas air sungai mulai meluap pukul 17.30 WIB.
"Ketinggian genangan di RT 3, dan 5 sekira 80 sentimeter," ungkap Widodo.
Ia mengatakan, bersama warga akan melakukan kerja bakti membersihkan sisa sampah dan tanah yang terbawa banjir.
Daftar Titik Rawan Banjir dan Longsor Kota Solo
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo memetakan 30 titik rawan yang harus diwaspadai.
30 titik tersebut merupakan bantaran sungai yang dilewati sungai Premulung dan sungai Jenes.
Baca juga: Antisipasi Cuaca Ekstrem Karanganyar, BPBD Minta Masyarakat Waspada: Jangan Berteduh di Bawah Pohon
"Kita sudah memetakan dan mewaspadai, ada berbagai kawasan yang menyebar di semua kecamatan, termasuk di titik rawan daerah yang dilewati Kali Jenes dan Kali Premulung," kata kepala BPBD, Nico Agus Putranto, Selasa (11/10/2022).
Hal tersebut, dilakukan untuk mengantisipasi usai BMKG mengeluarkan himbauan mengenai cuaca ekstrim.
Operasi lapangan dilakukan selama 24 jam bekerjasama dengan para relawan.
Selain lokasi rawan banjir, BPBD juga melakukan pengawasan di daerah yang terjadi longsor.
Ada empat kawasan yang berpotensi longsor berada di Kecamatan Jebres dan Laweyan.
"Sudah kita petakan, di Kecamatan Jebres berada di Kelurahan Mojosongo dan kecamatan Laweyan berada di kelurahan Pajang dan Tipes," tuturnya.
Sementara itu, Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan sampai saat ini belum ada laporan terkait cuaca ekstrim.
"Sudah diantisipasi, sampai sekarang belum ada laporan masuk soal banjir meski beberapa hari ini hujan lebat terus di Solo. Semoga tidak ada bencana," paparnya.
Dirinya mengatakan, akan memantau potensi bencana usai peringatan dini dari BMKG.
"Kita pantau, kalau airnya mulai tinggi itu air kiriman, belum ada laporan banjir karena dimana-dimana kita lakukan pengerukan," pungkasnya.
Antisipasi Cuaca Ekstrem Karanganyar, BPBD Minta Masyarakat Waspada: Jangan Berteduh di Bawah Pohon
Wilayah Soloraya termasuk Kabupaten Karanganyar, memasuki cuaca ekstrem.
BPBD Karanganyar terus siaga dengan antisipasi penanganan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karanganyar.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di Wonogiri, Masyarakat Diminta Waspada : Ada Potensi Banjir dan Angin Kencang
Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar Bagus Darmadi mengatakan pihaknya sudah menyiapkan beberapa peralatan evakuasi seperti gergaji mesin, lampu penerangan, hingga genset portable.
"Dalam rangka persiapan menjelang cuaca ekstrem pada tahun ini, kita sudah menyiapkan beberapa peralatan," ucap Bagus kepada TribunSolo.com, Selasa (11/10/2022).
Bagus mengatakan pihaknya juga telah merawat peralatannya setiap hari.
Hal itu dilakukan agar dalam pelaksanaan proses evakuasi di lapangan tidak terjadi kendala.
"Kami juga menyiapkan personel berjaga 24 jam, selain itu kami juga telah menyiapkan kendaraan penunjang pelaksanaan kedaruratan lainya, seperti mobil, truk logistik dan truk tangki," ujar Bagus.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati karena cuaca di Soloraya masih ekstrim.
Ia menjelaskan, terdapat 6 titik yang terjadi bencana alam sejak cuaca ekstrim muncul sejak beberapa hari yang lalu.
"Tetap siaga, kami tetap mengimbau, masyarakat untuk tetap berhati-hati dan waspada, jika dalam perjalanan carilah tempat yang aman, jangan berteduh di bawah pohon," pungkasnya.
Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Boyolali Minta Warga Tebangi Pohon Besar yang Berpotensi Roboh
Sementara itu di wilayah Boyolali, masyarakat diminta lebih waspada lagi terhadap cuaca belakangan nanti.
Di musim pancaroba seperti sekarang ini, seluruh wilayah Boyolali berpotensi terjadinya hujan deras yang disertai angin.
Dalam dua hari kemarin, menimpa sejumlah wilayah di Boyolali, mengakibatkan beberapa pohon tumbang.
Seperti di Wilayah Kecamatan Banyudono dan Sawit.
Beruntung tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam musibah itu.
Baca juga: Habiskan Rp 80 Juta untuk Buat Layangan Naga Raksasa, Warga Boyolali Mengaku Tak Persoalkan Biaya
Baca juga: Alat Penyaring Udara dari Paralon Karya Anak SMAN 3 Boyolali Mendunia : Sabet Perunggu di WICE 2022
Meski begitu, Kepala Pelaksana Harian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Widodo Munir, tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada.
Sebab, musim pancaroba semua wilayah Kabupaten Boyolali berpotensi dilanda hujan deras yang disertai angin kencang.
Pohon-pohon besar di sekitar rumah dan ada potensi roboh diminta untuk ditebang atau dipangkasi rantingnya.
Sehingga jika terjadi angin kencang bisa mengurangi beban terpaan sehingga tidak rawan tumbang dan tak menimpa rumah.
BPBD Boyolali juga telah menyiapkan alat-alat potong seperti gergaji dan sebagainya untuk memotong pohon-pohon yang tumbang jika terjadi angin kencang maupun puting beliung.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Boyolali pun selalu siap 24 jam.
“Dalam waktu paling lambat 10 menit setelah mendapat laporan, sudah harus bergerak,” ujarnya, kepada TribunSolo.com, Senin (10/10/2022).
Selain pohon tumbang, bencana banjir juga perlu diwaspadai.
Baca juga: Kuliner Enak Boyolali : Empuknya Daging Ayam Kampung, Kian Gurih dengan Sambal Blondo di Kedai Bu Is
Baca juga: Duet Anies Baswedan-AHY di Pilpres 2024 Dapat Restu Kader dan Simpatisan Partai Demokrat Boyolali
Dia menyebut daerah rawan banjir di Boyolali antara lain di Kecamatan Banyudono, Ngemplak, Juwangi dan Kecamatan Wonosegoro.
Untuk itu, masyarakat agar tidak membuang sampah ke selokan, parit maupun sungai.
Pasalnya, sampah-sampah tersebut bisa membikin aliran air tersumbat dan dampaknya air akan meluap sehingga akan terjadi banjir.
Sebab, penyebab banjir di Boyolali kebanyakan bukan karena banjir bandang.
“Tapi banjir karena air hujan masuk melalui drainase atau selokan tersumbat sampah. Jadi diminta kepada masyarakat untuk sadar mengelola sampahnya,” imbau.
Tak hanya masyarakat, sekolah-sekolah juga diminta mengecek kondisi lingkungannya dan bangunannya.
Baca juga: Makam Tua di Bawah Pohon Besar di Mliwis Boyolali : Diyakini Makam Ibunda Bupati Pertama Blora
Baca juga: Layangan Naga Raksasa Seharga Mobil Milik Warga Boyolali, Dibuat Selama 3,5 Bulan
Jika memang kondisinya rawan, agar kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke ruangan yang lebih aman.
“Kami juga menyiapkan satu alat berat yang siaga 24 jam untuk mengantisipasi jika terjadi tanah longsor dan diperlukan alat berat maka akan langsung bergerak.
Dalam waktu paling lambat 10 menit setelah menerima laporan harus sudah bergerak,” tambahnya.
(*)
Penampakan wilayah perumahan Wahyu Utomo yang tergenang air setinggi 80 sentimeter, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Kamis (20/10/2022).