Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Cara Unik Warga Bakurireng Boyolali Cegah Warga Buang Sampah ke Sungai, Bikin Karamba Budidaya Ikan

Demi mencegah warganya membuang sampah sembarangan ke sungai, karamba-karamba dengan ikan nila merah didalamnya dipasang di sungai.

Tribunsolo.com/Tri Widodo
Wartoyo, ketua kelompok tani ikan Mina Sejahtera Bendan tengah memberi makan ikan di karamba yang ada di saluran air dari umbul Pengging, Boyolali, Rabu (26/10/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Masyarakat di sekitar aliran sungai di wilayah Pengging, Boyolali jangan buang sampah sembarangan.

Apalagi limbah berbahaya, yang bisa merusak ekosistem makhluk hidup.

Terutama ke sungai atau saluran irigasi.

Kasihan warga Bakurireng, Desa Bendan, Boyolali.

Baca juga: Rumah Tergusur Proyek Tol Solo-Jogja, Lansia di Boyolali Ini Tak Dapat UGR, Kini Disewakan Rumah

Warga di sana memanfaatkan saluran irigasi untuk memelihara ikan nila merah.

Ada puluhan karamba ikan yang dipasang warga untuk memelihara ikan.

Itu dilakukan warga sebagai upaya pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah ruah.

Wartoyo selaku Ketua Kelompok Tani Mina Sejahtera mengatakan pemanfaatan sungai untuk membudidayakan ikan nila merah ini baru dua bulan.

Itu dilakukan setelah warga melihat potensi air yang melimpah ruah.

Baca juga: Jasad yang Ditemukan Tewas di Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali Terungkap : Remaja, Warga Semarang

"Masak kita yang punya air (punya sumber mata air) tapi yang memanfaatkan orang jauh. Kita sama sekali tidak mau memanfaatkan," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (26/10/2022).

Untuk itu warga sepakat untuk memanfaatkan air untuk budidaya ikan.

Warga kemudian membuat karamba sederhana dari jaring.

Di karamba itu, kemudian di pasang pada separuh sungai.

"Alhamdulillah ikannya bisa tumbuh berkembang dengan baik. Karena air jernih mengalir terus," tambahnya.

Selain hanya sekedar ujung memanfaatkan air, budidaya ikan nila pada karamba ini juga sebagai bentuk kecintaan warga terhadap alam.

Baca juga: Pemuda Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Selokan di Boyolali, Motor Juga Ikut Nyemplung Selokan

Dengan adanya keramba ini, warga sekitar yang semula menjadikan sungai sebagai tempat sampah terpanjang, saat ini sudah tidak ada warga yang buang sampah ke sungai.

"Dulu warga sini juga kerap buang sampah di sungai. Tapi sejak ada karamba ini, warga jadi sungkan untuk mengotori sungai karena buat peliharaan ikan," jelasnya .

Hanya saja, tambah Wartoyo masih ada warga terutama di wilayah atas yang membuang sampah sembarang.

Bahkan sempat ada yang membuang limbahnya sembarangan.

"Pernah ada yang buang limbah sembarangan akhirnya masuk sungai juga. Ikan-ikan banyak juga yang mati akhirnya," pungkasnya.

Waduk Cengklik Boyolali : Jadi Tempat Sampah Raksasa

Kesadaran pengunjung  di Waduk Cengklik Boyolali soal sampah masih rendah.

Baik pengunjung dan pemancing sama saja, masih kerap membuang sampah sembarangan.

Pengunjung hanya meletakkan begitu saja sampah makanan dan minuman yang mereka bawa.

Begitu juga pemancing, plastik bekas minuman dan wadah umpan ikan dibuang begitu saja ke perairan.

Penjaga pintu bendungan Waduk Cengklik, Budi Hermawan mengaku sampah masih menjadi persoalan serius waduk Cengklik.

Padahal, persoalan enceng gondok sudah terus dibersihkan dan mulai terlihat bersih.

"Tapi kalau sampah yang dibawa pengunjung ini sulit habisnya. Tiap hari nambah terus," keluhnya kepada TribunSolo.com, Senin (17/10/2022).

Tak hanya di tanggul bendungan saja yang masih banyak ditemukan sampah yang berserakan.

Baca juga: Waduk Gajah Mungkur Surut, Jalan Lama Baturetno-Eromoko Mulai Terlihat: Pangkas Jarak Belasan Km

Sampah di dasar waduk juga tak kalah memprihatinkan.

"Kalau kita keluarkan besi untuk mengangkat sampah di dasar itu, sampahnya langsung keluar. Kebanyakan  kantong plastik dan botol air mineral," jelasnya.

Budi mengatakan, sekali pembersihan sampah dari dasar waduk, tak kurang sampah plastik yang terangkat mencapai 100 kilogram. 

Pengangkatan sampah ini biasanya dilakukan seoekan sekali.

Tak dipungkiri, pemancing atau pengunjung yang masuk ke tengah perairan itu tak membawa lagi sampahnya tiap ke luar Waduk Cengklik.

Mereka biasanya langsung membuangnya ke perairan.

Belum lagi, kesadaran masyarakat di sekitar sungai yang bermuara di waduk Cengklik juga perlu ditingkatkan.

Tak sedikit masyarakat yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

Budi berharap masyarakat yang kerap membuang sampah di sungai dan waduk Cengklik ini segera bertaubat.

"Bukan soal mau ada berapa petugas yang melakukan pembersihan. Tapi kecintaan terhadap alam itu yang penting," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved