Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Mitos Tikungan Dukun di Karanganyar: Pilih Bunyikan Klakson atau Petaka Menanti di Jalur Tawangmangu

Setiap tempat yang dianggap 'wingit' seperti makam, terowongan ataupun jalan, kerap dilalui pengendara dengan membunyikan klason kendaraannya.

Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto
Misteri Tikungan Dukun, di Jalan Solo-Tawangmangu, tepatnya di Dusun Dukun, Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, konon wajib membunyikan klakson kendaraannya apabila mau melewati jalan tersebut. Di situ juga berdiri sebuah pohon beringin yang besar dan punden 

"Kalau dulu, orang kampung setiap setahun sekali dilakukan untuk 'selametan'," kata Yarti.

Pada saat itu, apabila dalam satu tahun tidak melakukan selamatan, dipercaya akan terjadi bencana alam.

Peristiwa tersebut pernah terjadi saat dirinya masih berusia muda belia.

"Dulu pernah tidak diselamatin satu tahun, terus kampung sini terjadi bencana lindu," ujar Yarti.

"Selamatan itu mulai dilakukan kembali setelah sekitar tahun 1985, atau setelah bencana lindu terjadi di sini," imbuh Yarti.

Ia menuturkan, dalam kegiatan selamatan saat itu, masyarakat membawa seekor kambing untuk disembelih.

Selain itu, masyarakat saat itu juga membawa segala hasil bumi mereka yang dibuat seperti tumpeng.

"Dulu, satu kampung semuanya bawa makanan ke sana, namun kalau sekarang yang mau aja, dulu ada yang memberikan kambing, kalau sekarang diganti ayam," ucap Yarti.

Berdasarkan sejarah dari sesepuh di Dusun Dukun, Punden Dukun berawal dari adanya orang yang berjalan jauh dan haus melintasi lokasi tersebut.

Baca juga: Mitos Ikan Kotes di Sendang Patirtaan Cabeankunti Boyolali, Konon Orang yang Melihat Akan Beruntung

Kala itu, punden tersebut terdapat sumber airnya, dan orang itu meminum airnya.

"Dulu, kalau orang jauh jika lewat situ harus memberikan salam agar tidak celaka," ungkap Yarti.

Di lokasi tersebut pernah juga dijadikan lokasi asusila pasangan laki-laki dan perempuan.

Namun nasib pasangan tersebut naas, karena mengalami ganjet saat melakukan hubungan intim di lokasi tersebut.

"Dulu, saya lupa kapan itu terjadi, namun pernah ada pasangan laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan intim di sana dan terjadi ganjet," tutur Yarti.

Dia menuturkan, pohon beringin tua yang saat ini ambruk ini pernah diberikan sarung oleh warga Hindu Bali.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved