Berita Boyolali Terbaru
Petani Guwokajen Boyolali Lega, Persoalan Hama Tikus Bakal Selesai Berkat Adanya Rumah Burung Hantu
Dalam sehari, seekor burung hantu mampu memangsa 6-8 ekor tikus. Kini, petani menempatkan dua ekor burung hantu di satu hamparan sawah
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Petani di Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Boyolali bisa bernafas lega.
Persoalan klasik serangan hama tikus yang terus terjadi setiap tahunnya bakal selesai.
Ke depan, hama tikus bisa dikendalikan oleh burung hantu atau tyto alba yang merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.
Ada 4 unit rumah burung hantu (Rubuha) yang didirikan dan menyebar di area sawah desa Guwokajen.
Baca juga: Cara Ternak Burung Hantu Tyto Alba, Bantu Petani Sukoharjo Kendalikan Hama Tikus
Sulardi, selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Sawit, mengatakan setiap rubuha diberi sepasang burung hantu.
Burung hantu ini semula telah dikarantina beberapa hari di desa Guwokajen sebelum ditempatkan di rubuha.
"Kemudian selama tiga hari, burung hantu akan di karantina di rubuha. Artinya sebelum tiga hari pintu Rubuha tidak akan dibuka. Dan untuk pakannya sementara akan diberi oleh petugas," jelasnya kepada TribunSolo.com, Kamis (1/12/2022).
Selama proses karantina ini, petugas akan datang sehari dua kali untuk memberikan pakan berupa tikus.
Dengan begitu, burung hantu yang dilepaskan ini akan kembali lagi ke Rubuhanya masing-masing.

Baca juga: Unik, Pemkab Sragen Bakal Gunakan 80 Burung Hantu Putih untuk Basmi Hama
Dia menyebut pengendalian hama tikus dengan burung hantu ini cukup efektif.
Sebab, berdasarkan pengalaman dan penelitian, seekor burung hantu bisa memangsa 6-8 ekor tikus setiap harinya.
Jika di satu hamparan diberi sepasang burung hantu atau dua ekor burung, maka dalam sehari 12-16 ekor tikus akan termangsa.
Perlahan tapi pasti, persoalan hama tikus di hamparan sawah warga ini dapat dikendalikan.
"Kita tahu, kemampuan burung hantu untuk menangkap mangsanya (tikus) tidak diragukan lagi. Pergerakan (terbang) senyap menjadikan tikus yang akan dimangsa tak mampu berkutik," jelasnya.