Berita Sukoharjo Terbaru
Operator Seluler Tak Berhenti Menyala, Gitar Ngrombo Sukoharjo Mendunia
Puluhan tahun lamanya, ribuan orang di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo menggantungkan nasib dari gitar.
Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Tak hanya perajin, tetapi setiap mereka memiliki keluarga, sehingga gitar menjadi urat nadi kehidupan di Ngrombo.
"Ribuan orang bernapas melalui petikan gitar," jelasnya.
Hasilnya pun bukan kaleng-keleng, setiap hari ribuan gitar dari yang murah seharga ratusan ribu hingga unlimited mencapai juataan rupiah dihasilkan di situ.
Terlebih menurut dia, pasar yang tercipta tak hanya di dalam negeri saja, tetapi di luar negeri.
Perputaran uang di Ngrombo pun cukup fantastis, karena setiap hari mencapai miliaran rupiah.
"Gitar Ngrombo sudah sampai ke Yunani, Malaysia, Filipina hingga negara-negara lain seperti Papua Nugini dan Somalia," ungkap dia.
"Ada yang fokus jualan di dalam, banyak yang hasilnya ke pasar manca negara," akunya.
Salah satu di antaranya yang memanfaatkan teknologi informasi adalah Sunarto.
Pria 41 tahun itu, salah satu dari ratusan perajin gitar yang setia menekuni usahanya, meski sebelumnya tak mudah harus jatuh bangun.
Hanya lulusan SMA, Narto sapaan akrabnya, sempat tak bisa berbuat banyak dengan ijazahnya.
Namun karena kegigihannya dan tak malu belajar, dia memilh jadi buruh di usaha gitar.
Dari situ, perjalanan Narto di dunia industri gitar pada tahun 2.000 dimulai.
"Dulu mburuh dulu di tempat usaha gitar yang besar. Belajar dari nol, mulai ngamplas hingga membuat stang hingga body gitar sendiri," aku dia mengenang perjalannya.
Bertahun-tahun ikut orang dan mahir, dia lantas izin kepada sang pemilik untuk resign karena akan membuka produksi gitar sendiri di rumahnya meski kecil-kecilan.
Bukan untung, ternyata usahanya sempat butung.