Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Warga Wonogiri Terpapar Antraks : Kulit Tangan Keropeng Hitam, Kondisinya Disebut Membaik

Adapun kondisi satu warga itu terlihat ada wujud kelainan kulit di lengan kiri yakni keropeng hitam atau eskar (khas gejala antraks). 

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribun Sumsel/Abriansyah
ILUSTRASI : Perawatan terhadap pasien. Di mana satu orang asal Kecamatan Eromoko Wonogiri terpapar virus antraks. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Kabar menghebohkan datang dari Kabupaten Wonogiri.

Di mana satu orang asal Kecamatan Eromoko Wonogiri terpapar virus antraks.

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Wonogiri, Satyawati, mengatakan dari pengambilan sampel serum darah pada akhir 2022, diketahui antraks.

Adapun kondisi satu warga itu terlihat ada wujud kelainan kulit di lengan kiri yakni keropeng hitam atau eskar (khas gejala antraks). 

Pemeriksaan dilakukan Dinkes Gunung Kidul pada Jumat (6/1/2023). 

"Pasien antraks itu berasal dari Wonogiri. Namun saat ini ber-KTP Kecamatan Karangmojo Gunung Kidul. Istri dan anaknya berdomisili di Karangmojo," jelasnya, kepada TribunSolo.com, Rabu (11/1/2023). 

Satywati menjelaskan berdasarkan penyelidikan epidemiologi awal, pasien dalam kondisi baik dan sudah terobati.

Pihaknya sudah menindaklanjuti temuan itu dengan Puskesmas setempat 

Menurutnya, kondisi pasien yang baik itu dimungkinkan karena yang bersangkutan memiliki daya tahan tubuh baik.

Selain itu, yang bersangkutan terpapar antraks bukan karena mengkonsumsi hewan terpapar antraks. 

Baca juga: Ingat Maling Santai Mencuuri Motor Honda Vario di SMAN Colomadu? Kini Meringkuk di Hotel Prodeo

Baca juga: Kronologi Suami Tinggal Istrinya saat Beraksi Maling Motor di Karanganyar, Takut Diteriaki

"Keropeng hitamnya sudah mengelupas, bisa dikatakan sembuh, masih beraktivitas bersama keluarga. Karena kalau antraks penularannya dari hewan ke manusia, tidak antar manusia," jelasnya. 

Satyawati menerangkan, berkaca dari sejumlah kasus yang terjadi penyakit antraks kulit berlangsung selama dua hingga tiga pekan, itu mulai dari terjangkit sampai sembuh. 

Sementara jika antraks yang menyerang pernapasan atau pencernaan, kata dia, dalam waktu tiga sampai lima hari, kesehatan pasien terpapar memburuk dan harus segera mendapat pertolongan. 

"Dalam menyelidiki kasus antraks harus menggali informasi secara pro aktif. Kadang orang tidak cerita atau tidak mengaitkan penyakit dengan kejadian hewan mati," tandas dia. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved