Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Sosiolog Soroti Tindakan Keji Mario Aniaya David: Bentuk Protes Hidup dan Cara Mencari Perhatian

Kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo (20) terhadap David (17) hingga kini masih terus menjadi sorotan.

|
Tangkapan Layar Instagram/Kolase Tribun
Dalam unggahan video pada akun instagram @undercover.id menampilkan Mario Dandy Satriyo dan Rubiconnya terlihat mengeliling lautan pasir di kawasan Sabana Gunung Bromo. 

TRIBUNSOLO.COM - Kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo (20) terhadap David (17) hingga kini masih terus menjadi sorotan.

Kini kondisi David telah mulai sadar dan melewati fase koma.

Baca juga: Terungkap Penyebab Kartu Pelajar David Ada di AGH Pacar Mario, Berujung Penganiayaan hingga Koma

Sementara itu Mario Dandy sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

Adapun, tersangka lain dalam kasus ini adalah Shane Lukas (19) yang merupakan teman Mario.

Sementara itu, pacar Mario berinisial AG (15) juga telah ditetapkan sebagai pelaku.

Dilansir dari Kompas.com, Sosiolog Universitas Gadjah Mada, AB Widyanta mengamati perilaku yang dilakukan pelaku dalam penganiayaan ini.

Ia mengatakan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh remaja memiliki kecenderung sebagai bentuk protes dan cara mereka mencari perhatian.

"Kekerasan itu bisa disebut sebagian bagian dari protes hidup mereka, tapi juga tanpa sadar mereka juga melakukan hal-hal yang dia sendiri gak ngerti salahnya di mana," ujar Abe kepada Kompas.com, Selasa (7/3/2023).

Menurut Abe, saat melakukan protes hidup, para remaja cenderung berbuat sesuatu yang tanpa mereka sadari justru merupakan tindakan buruk.

Tindakan mereka itu juga didorong dengan keinginan untuk mendapatkan perhatian dari orangtuanya, keluarga, teman-teman dan orang-orang lain di sekitarnya.

Tindakan yang mereka lakukan itu, kata Abe, tidak lagi mempedulikan nilai positif atau negatif.

"Lalu kemudian (tidak peduli nilai-nilai dasar perilaku) itu yang membuat ke masabodohan itu tambah lagi distimulasi untuk berani melakukan segala sesuatu yang menarik perhatian orang itu, ya tentu brutal pasti," jelasnya.

Baca juga: Kasus Mario Dandy Buka Pusaran Transaksi Janggal Para Pejabat Pajak, PPATK : Jumlahnya Rp500 Miliar

Namun, kata Abe, semua tindakan buruk seperti kekerasan, tidak sepenuhnya bentuk kesalahan remaja, namun juga ada faktor kekeliruan orangtua bersangkutan.

"Nah, saya tidak melihat bahwa anak-anak remaja ini pelaku sepenuhnya saat mereka melakukan kekerasan yang mesti berkaca dan kritik atas anak remaja kita melakukan seperti ini adalah orang-orangtua yang seringkali tidak memberikan ruang dan tempat kreatif," jelasnya.

Selain itu, para orangtua juga harusnya memberikan tempat tumbuh yang baik bagi anak-anak dan remaja

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved