Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

BST Tabrak Bangunan Cagar Budaya

Bangunan Cagar Budaya yang Ditabrak BST Ternyata Gapura Jurug, Peninggalan Pakubuwono X

Gapura Jurug yang ditabrak BST di Solo ternyata adalah peninggalan Pakubuwono X. Gapura itu kini rusak dan sudah dilaporkan ke pihak terkait.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Penampakan objek Cagar Budaya peninggalan Pakubuwono X yaitu Gapura Jurug yang rusak. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kecelakaan tunggal BST menabrak bangunan cagar budaya Gapura Jurug mendapat perhatian dari Keraton Solo

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo Kanjeng Pangeran (KP) H. Dani Nur Adiningrat menjelaskan, kecelakaan Batik Solo Trans menabrak bangunan cagar budaya Gapura Jurug terjadi pada Selasa (14/3/2023) dini hari.

"Kejadian sekitar jam 4 lewat sedikit. Saya mendapat laporan laka di daerah Jurug. Laka tersebut menghantam objek cagar budaya Pakubuwono X yaitu Gapura Jurug. Gapura Jurug itu merupakan objek cagar budaya. Sudah ditetapkan," tuturnya.

Pihaknya begitu mendapat laporan langsung ke lokasi untuk melihat kondisi bangunan.

"Kami dari Keraton langsung meluncur ke TKP. Ketika sampai TKP kami melakukan langkah preventif. Saya langsung menghubungi pihak terkait. BPCB, TACB, PUPR, Dinas Kebudayaan untuk berkoordinasi," terangnya.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menurutnya telah memberi arahan untuk penanganan kerusakan bangunan cagar budaya ini.

Baca juga: BST Tabrak Bangunan Cagar Budaya Gapura Jurug, Diduga Sopir Kurang Fit: Habis Sakit 3 Hari

"Pak Wali Kota langsung monitor memberi arahan kepada kami. Kerusakannya gapura sisi sebelah selatan bagian paling selatan. Korban sudah ditangani," jelas Kanjeng Dany.

Gapura ini memiliki fungsi sebagai penanda wilayah. Dari masa ke masa dipermegah dan diperindah.

"Gapura ini adalah gapura batas untuk memasuki Kota Surakarta. Sekitar 1900-an. Sebelumnya sudah ada tapi diperbesar Pakubuwono X," jelasnya.

Gapura ini bermakna Tuhan yang maha pengampun.

"Selain penanda wilayah juga ada makna filosofis. Gapura ghofurur ampunan Tuhan," tuturnya.

Gapura semacam ini ada di beberapa tempat.

"Ada di Jurug, Jongke, Kwarasan, Kandang Sapi, Mojo, Makam Haji, dan sebagainya," jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved