Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Hingga Maret 2023, Ada 17 Orang Terjangkit Leptospirosis di Wonogiri, Tidak Ada Kasus Meninggal

Kasus leptospirosis ditemukan di Wonogiri. Sebanyak 17 kasus itu ditemukan selama Januari hingga Maret 2023 ini.

Istimewa/Dok Dinkes Boyolali
Ilustrasi: Pembedahan tikus yang tertangkap untuk dilakukan uji laboratorium, pekan lalu. Dinas terkait sedang meneliti tentang sumber Kasus Leptospirosis di Boyolali. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri meminta masyarakat mewaspadai ancaman penyakit leptospirosis.

Warga diminta untuk menerapkan PHBS. 

Kepala Dinkes Wonogiri, Setyarini, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Satyawati Prawirohardjo mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi banyaknya temuan Leptospirosis di Pacitan. 

Menurutnya kasus leptospirosis di Pacitan banyak ditemukan di Kecamatan Nawangan, yang mana berbatasan langsung dengan Kecamatan Karangtengah, Wonogiri

"Kemarin kita turun ke Karangtengah untuk meningkatkan kewaspadaan. Utamanya di Desa Purwoharjo yang berbatasan," jelasnya, kepada TribunSolo.com, Jumat (17/3/2023). 

Sejak awal tahun hingga bulan Maret 2023, ada 17 temuan kasus leptospirosis di Wonogiri yang tersebar di beberapa Kecamatan.

Dipastikan tidak ada yang meninggal akibat penyakit itu. 

Salah satu kasus itu ditemukan di Karangtengah.

Baca juga: Tujuh Kecamatan di Boyolali Ini Ada Temuan Kasus Leptospirosis: Ada Andong hingga Musuk 

Menurutnya itu kasus lokal dan termasuk ringan, diketahui bahwa penderita adalah seorang petani. 

"Yang bersangkutan sudah sembuh dan dipastikan bukan kasus migrasi dan bukan dari desa yang berbatasan langsung dengan Nawangan," kata dia. 

Dinkes meminta masyarakat untuk waspada dengan penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospirosa yang bisa ditularkan kencing tikus yang sudah terkontaminasi itu. 

Wati menjelaskan, meskipun tidak semua tikus membawa bakteri leptospirosa, namun masyarakat tetap perlu mewaspadai tikus yang ada di sekitar. 

Caranya, jika di rumah ada tikus, makanan dan alat makan bisa dijauhkan dari jangkauan tikus. Selain itu bisa juga dilakukan penangkapan dan penjeratan tikus. 

Masyarakat juga bisa menggunakan alat pelindung diri ketika membersihkan got yang ada tikusnya.

Sebab leptospirosis bisa menular melalui luka terbuka sekecil apapun. 

Selain itu, petani bisa menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu boots maupun sarung tangan ketika menggarap sawahnya. 

"Ini juga sudah sering kita sampaikan kepada masyarakat lewat camat dan lainnya. Yang jelas, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat," tandas dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved