Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Biasanya Masuk Sampah, Kain Perca di Tangan Emak-emak Wonogiri Jadi Duit : Mulai Tas hingga Daster

Di tangan orang-orang tepat, kain perca disulap menjadi barang-barang yang bernilai ekonomis.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Erlangga Bima
Produk dari kain perca hasil tangan emak-emak di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri Kota. Kain yang biasanya jadi sampah kini menghasilkan uang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Kain perca yang merupakan kain sisa-sisa pembuatan pakaian biasanya masuk sampah.

Tentu kain itu cenderung tak dilirik orang karena bentuknya tidak beraturan.

Namun jangan salah, di tangan orang-orang tepat, kain perca disulap menjadi barang-barang yang bernilai ekonomis.

Mereka adalah emak-emak asal Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri Kota.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Sendang Berimbang, Evi Johan Novita (30) mengungkapkan awalnya ibu-ibu di desanya mendapatkan pelatihan menjahit pada tahun 2019 lalu, mereka sempat memproduksi kaos.

"Lalu sempat mandek karena pandemi, tahun 2021 lalu ada pelatihan menjahit kain perca, awalnya dulu daster saja," jelasnya, kepada TribunSolo.com, Sabtu (18/3/2023).

Saat ini dia dan kelompoknya yang juga emak-emak asal Desa Sendang sudah mengembangkan pengolahan kain perca itu menjadi bermacam barang.

Mulai dari bros, gantungan kunci, celemek kipas, masker, topi, tas dan dompet.

Bahkan di tangan emak-emak itu, kain perca disulap menjadi daster yang bernilai ekonomis tinggi.

"Kita jual di rumah produksi ini, secara online maupun di bazar-bazar. Setiap Minggu juga rutin di CFD. Tapi paling laris melalui online," ujarnya.

Baca juga: Siap-siap Ada Pasar Murah Bagi Buruh di Karanganyar: Beli Sembako Harganya Miring, Bayar Pakai Kupon

Baca juga: Ini Intan, Pembuat Replika Garuda Pancasila yang Ada di Kantor-kantor : Wong Sukoharjo, Masih Kuliah

Diakuinya, menjahit potongan kecil-kecil kain perca menjadi sebuah produk tak begitu sulit. Hanya saja, pemilihan kain perca itu memakan waktu.

Sebab kain perca memiliki ukuran dan bentuk beragam. Sebelum diolah, kain perca harus dipotong menjadi satu ukuran sehingga mudah ketika disatukan.

"Ini hanya sampingan untuk ibu-ibu disini, kegiatan utama ada yang berdagang maupun ibu rumah tangga," jelasnya.

Dia juga tak mematok harga tinggi untuk setiap produk yang terbuat dari kain perca itu, misalnya bros dan gantungan kunci ia menjual seharga Rp 5 ribu.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved