Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten

Cara Unik Warga Klaten Isi Ramadan: Ngaji di Atas Perahu Wisata Rowo Jombor, Rasakan Sensasi Berbeda

Cara unik dilakukan para pemuda di Klaten. Mereka mengaji di atas prahu wisata rowo jombor. Hal ini memberikan sensasi yang berbeda.

Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Suasana Ngaji di Atas Perahu Wisata Rowo Jombor, Komunitas Dakwah Muslim Casual. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Beragam kebiasaan anak muda dalam menunggu waktu berbuka di bulan ramadan, salah satunya adalah mengaji untuk mendapatkan ilmu pengetahuan agama.

Namun hal berbeda dilakukan oleh komunitas dakwah Muslim Casual. 

Yang membuat berbeda adalah tempat dan cara menyajikan ilmu agama tersebut. 

Bagaimana tidak, mereka memilih mengaji di atas perahu wisata Waduk Rowo Jombor yang biasanya digunakan hanya untuk para wisatawan menikmati keindahan tempat tersebut. 

Dari pantauan TribunSolo.com di lokasi, kegiatan dakwah di atas perahu memberikan sensasi tersendiri. 

Pemandangan sore yang indah di Waduk Rowo Jombor memberikan suasana syahdu. 

Tak terdengar suara bising kendaraan lalu lalang, hanya suara motor diesel serta hembusan angin menjadi backsound saat kegiatan ngaji itu berjalan. 

Suasana intim dan ramah dihadirkan oleh setiap jamaah yang ada di perahu tersebut. 

Seperti yang diungkapkan oleh Koordinator Bidang Sosial Media Muslim Casual, Dwi kepada TribunSolo.com.

Memilih lokasi dakwah di waduk yang berlokasi di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten lantaran beberapa alasan. 

"Kita ini komunitas dakwah yang ingin menunjukkan bahwa kegiatan dakwah itu tidak hanya dilakukan di masjid saja, namun juga bisa dilakukan ditempat-tempat umum salah satunya perahu wisata ini," ungkapannya.

Baca juga: Viral Tahanan Kasus Pencurian Bebas karena Kelakuan Baik Jadi Guru Ngaji di Sel, Begini Kronologinya

Ia menambahkan bahwa konsep yang mereka coba suguhkan adalah dakwah dengan komunikasi dua arah. 

"Sehingga lebih banyak kita lakuan diskusi dalam memahami ilmu agama, tidak hanya mendengarkan saja, tapi juga kita saling bertukar pikiran terkait penerapan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari secara lebih santai," tambahnya. 

Dwi mengungkapkan jika kegiatan tersebut merupakan kali pertama dilakukan oleh komunitasnya. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved