Berita Sragen

Dibalik Perobohan Kios Renteng Nglangon Sragen, Penghuni Lama Pilih Bertahan : Belum Ada Kompensasi

Belum semua warga Kios Renteng setuju untuk pindah. Beberapa dari mereka masih bertahan ditengah penggempuran yang terjadi

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Perobohan Kios Renteng Nglangon di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan/Kabupaten Sragen, Kamis (13/4/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Dengan mengerahkan alat berat, kios renteng Pasar Nglangon di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan/Kabupaten Sragen mulai dirobohkan, Kamis (13/4/2023).

Perobohan hari pertama, hanya beberapa kios yang dirobohkan.

Kios-kios yang akhirnya dirobohkan tersebut, merupakan kios yang telah dibongkar secara mandiri dan sudah setuju untuk direlokasi ke Pasar Sukowati.

Namun, belum semua warga Kios Renteng setuju untuk pindah.

Beberapa dari mereka masih bertahan dan bahkan masih menjalankan usahanya seperti biasa di tengah mulai digempurnya tembok-tembok tersebut.

Salah satu warga, Suwarno mengatakan hingga kini, belum ada solusi yang terbaik antara warga dengan Pemkab Sragen.

Bahkan, beberapa kali audiensi dengan berbagai pihak, belum membuahkan hasil.

"Tidak ada solusi yang terbaik, beberapa kali audiensi nggak berhasil, untuk kompensasinya itu, harapannya tetap minta kompensasi," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (13/4/2023).

Baca juga: Kecelakaan Maut Pikap Vs Sepeda Motor Vario di Gesi Sragen, Seorang ASN Kecamatan Mondokan Meninggal

Baca juga: Kenangan Selama 48 Tahun Itu Hilang, Kios Renteng Pasar Nglangon Sragen Mulai Dirobohkan

Mereka yang masih bertahan adalah para penghuni lama.

Seperti Suwarno, yang sudah menjalankan usahanya sebagai tukang jahit selama 47 tahun.

Menurutnya, warga yang memilih direlokasi merupakan warga baru, dan dianggap tidak mengetahui sejarah awal berdirinya kios renteng tersebut.

"Kalau pemerintah memberi kompensasi tidak seperti ini, kemarin itu sudah kompak, tapi ada yang takut, karena nggak tahu kronologinya, ini dulunya babad alasnya bagaimana kan tidak tahu," jelasnya.

Ia tetap menuntut untuk diberikan kompensasi agar sama-sama merasakan keadilan.

Mereka akan terus bertahan, hingga mendapat kompensasi, bahkan hingga mengajukan gugatan atau digugat sekalipun.

"Kalau ada kompensasi kita pindah nggak papa, kalau enggak ada, nanti biar masuk gugatan, terserah dari sini atau sana, gitu saja," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved