Fakta Menarik Tentang Klaten
Asal-usul Nama Kecamatan Cawas di Klaten: Ada 3 Versi Legenda, Salah Satunya Ucapan Sunan Kalijaga
Cawas menjadi penghubung antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama dengan wilayah Ngawen, Gunungkidul.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Ringkasan Berita:
- Kabupaten Cawas adalah salah satu titik penting di Kabupaten Klaten, karena jadi penghubung Jawa Tengah dan Yogyakarta.
- Ada tiga versi soal asal-usul Cawas ini, yakni kisah kerbau kembali hidup, legenda pohon cawas, dan ucapan Sunan Kalijaga: "Bocah Awas"
- Cawas punya ikatan langsung dengan peristiwa penting dalam sejarah Jawa, yakni Perjanjian Klaten pada 27 September 1830.
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kecamatan Cawas (bahasa Jawa:) merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Kecamatan Cawas menyimpan kekayaan sejarah, budaya, sekaligus keindahan geografis.
Terletak di bagian tenggara Klaten, Cawas menjadi penghubung antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama dengan wilayah Ngawen, Gunungkidul.
Jejak Sejarah: Lahir dari Perjanjian Klaten 1830
Cawas memiliki keterkaitan langsung dengan peristiwa penting dalam sejarah Jawa, yakni Perjanjian Klaten pada 27 September 1830.
Perjanjian ini ditandatangani oleh pihak Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta atas desakan pemerintah kolonial Belanda untuk menetapkan batas wilayah kekuasaan kedua kerajaan.
Isi perjanjian tersebut menetapkan bahwa:
“Daerah Pajang dan Sukowati menjadi milik Paduka Susuhunan, sedangkan daerah Mataram dan Gunung Kidul menjadi milik Paduka Sultan Yogyakarta.”
Sebagai tanda fisik perjanjian itu, didirikan Tugu Tapal Batas yang berada di antara Cawas (Klaten) dan Ngawen (Gunungkidul). Tugu tersebut menjadi simbol batas sejarah sekaligus bukti bahwa kawasan Cawas merupakan bagian penting dari dinamika politik dan teritorial Jawa pada masa kolonial.
Asal-usul Nama Cawas
Nama Cawas sendiri memiliki beberapa versi asal-usul yang berkembang di masyarakat:
- Dari kisah kapas dan kerbau hidup kembali, konon, seorang pedagang yang ditipu melihat kerbau mati lalu menutup telinganya dengan kapas (kapas gabuk) hingga hidup kembali. Tempat itu kemudian dinamai Cawas.
- Dari pohon langka bernama Cawas, satu-satunya di dunia, yang tumbuh di tengah Dukuh Cawas dan diyakini tidak bisa hidup di luar wilayah tersebut.
- Dari kata “Bocah Awas”, yang merujuk pada Sunan Kalijaga saat menyebarkan Islam di kawasan tersebut. Ia disebut pernah singgah dan beribadah di Dukuh Walikukun, Balak, hingga Sepi di Barepan, yang masih menyimpan peninggalan seperti pohon Walikukun dan batu lempengan tempat sholat.
Legenda-legenda ini menambah kekayaan cerita rakyat yang membentuk identitas kultural masyarakat Cawas hingga kini.
Letak Geografis dan Batas Wilayah
Secara geografis, Cawas terletak di kawasan tenggara Kabupaten Klaten dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Utara: Kecamatan Pedan dan Karangdowo
- Timur Laut & Timur: Kecamatan Tawangsari dan Weru, Kabupaten Sukoharjo
- Selatan: Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul (DIY)
- Barat: Kecamatan Bayat dan Trucuk
Kawasan ini dikenal memiliki kontur perbukitan ringan khas pegunungan selatan dan menjadi jalur alternatif penting yang menghubungkan Klaten – Sukoharjo – Gunungkidul – Wonogiri.
Wilayah Administratif
Kecamatan Cawas memiliki 20 desa, di antaranya:
Balak, Baran, Barepan, Bawak, Bendungan, Bogor, Burikan, Cawas, Gombang, Japanan, Karangasem, Kedungampel, Mlese, Nanggulan, Pakisan, Plosowangi, Pogung, Tirtomarto, Tlingsing, dan Tugu.
| Sejarah Makam Ronggowarsito di Trucuk Klaten: Jejak Pujangga Terakhir Jawa |   | 
|---|
| Asal-usul Pura Candi Untarayana Klaten : Berdiri di Atas Tanah Wingit, Dulu Tempat Bertapa Aji Saka |   | 
|---|
| Kenapa Klaten Dijuluki Kabupaten Bersinar? Semboyan Bersejarah yang Sarat Makna |   | 
|---|
| Sejarah Beras Rojolele Delanggu Klaten: Namanya dari Paku Buwono II, Tak Ada Kaitan dengan Ikan Lele |   | 
|---|
| Asal-usul Kali Woro di Klaten: Ada Legenda Woro, Pemuda yang Berani Menantang Gunung Merapi |   | 
|---|

 
	
						 
							
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.