Virus Corona
Kemenkes Prediksi Kasus Covid-19 Bakal Naik Setelah Lebaran, Ada Ancaman Sub Varian Baru
Walau memperediksi kasus Covid-19 bakal naik, Syahril meyakini bahwa kenaikan kasus tidak signifikan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril memprediksi kasus Covid-19 bakal naik pasca Hari Raya Idul Fitri tahun ini, menyusul masih adanya sub varian Covid-19.
Walau memperediksi kasus Covid-19 bakal naik, Syahril meyakini bahwa kenaikan kasus tidak signifikan.
Pasalnya kata dia, Indonesia sudah melakukan berbagai cara untuk menekan angka penularan kasus, mulai dari akselerasi vaksinasi hingga meningkatkan surveilans.
Baca juga: Argentina Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20 Gantikan Indonesia, Timnas Israel Bersuka Cita
"Untuk saat ini mungkin agak berbeda dengan yang (tahun) lalu prediksinya karena kita sudah upaya banyak sekali. Kita menyiapkan mitigasi dan antisipasi gitu ya, jadi bisa saja terjadi peningkatan kasus, tetapi kita berharap parameter yang lain itu tetap terkendali," kata Syahril dalam konferensi pers di gedung Adhyatma Kemenkes, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).
Dia pun menegaskan jika penularan Covid-19 masih tetap ada sepanjang Covid-19 masih ada.
Menurutnya, kenaikan kasus terjadi karena dua hal, yakni adanya subvarian lama maupun subvarian baru.
Saat ini, sudah ada tujuh kasus subvarian XBB 1.16 atau subvarian Arcturus di dalam negeri.
Namun, berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), penularan kasus di Indonesia masih di bawah 1 per 100.000 penduduk.
Baca juga: Bus Layanan Vaksinasi Covid-19 di Solo : 120 Dosis Terpakai, Ada Penerima Vaksin dari Kalimantan
"Di Indonesia saat ini didominasi oleh tiga subvarian. Satu adalah XBB, kemudian XBB 1, kemudian BQ. Nah, untuk Arcturus ini belum masuk (mendominasi) karena kan cuma tujuh, kita tunggu saja nanti," ujar Syahril.
Syahril juga mengatakan, subvarian Arcturus belum menjadi varian of concern di Indonesia. Dengan kata lain, subvarian ini terbukti tidak tumbuh pesat di Indonesia meskipun penularannya lebih cepat dibanding subvarian lain.
Hal ini juga tecermin dari tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) di rumah sakit. Menurut syahril, angkanya belum di atas 5 per 100.000 penduduk.
"Varian ini masih dalam under monitoring, kasusnya tidak meningkat. Penyebab kematian, kemudian (kasus) rawat inap atau BOR rumah sakit belum (naik) signifikan," katanya.
Untuk diketahui, kasus Covid-19 memang tercatat kembali meningkat di masa mudik Lebaran tahun 2023. Kasusnya bahkan menyentuh 1.017 kasus pada Jumat (14/4/2023) pukul 12.00 WIB.
Subvarian Omicron pun terus bermutasi.
Kemenkes mengonfirmasi, sudah ada tujuh kasus Arcturus di Indonesia.
Satu penderita di antaranya berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
(*)
Dinas Kesehatan Sukoharjo Terima Surat Edaran Kemenkes Soal Covid-19, Masyarakat Diminta Waspada |
![]() |
---|
Jumlah Warga RI yang Terkena Covid-19 Mulai Meningkat, Pihak Istana : Bukan untuk Menakut-nakuti |
![]() |
---|
Menkes Budi Gunadi Tanggapi Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak: Pasti Akan Masuk ke Indonesia |
![]() |
---|
Bagi Masyarakat yang Alami Flu dan Batuk, Diimbau Kemenkes Segera Lakukan Tes Covid-19 |
![]() |
---|
Jelang Lebaran Kasus Covid-19 di Indonesia Melonjak Lagi, Jokowi : Hati-hati yang Belum Vaksin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.