Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten

Tiga Lebaran Tak Ada Grebeg Syawalan, Cuma 5 Menit 27 Gunungan Ketupat di Sidoguro Klaten Ludes

Tradisi Grebeg Syawalan di Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, kembali digelar Sabtu (29/4/2023). 

Penulis: Ibnu DT | Editor: Tri Widodo
TribunSolo.com / Ibnu Dwi Tamtomo
Ribuan masyarakat berebut gunungan ketupat, dalam Tradisi Grebeg Syawal di Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Sabtu (29/4/2023) 

Kepada TribunSolo.com, salah satu warga Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Yuniati (60) mengaku datang bersama suaminya untuk mendapatkan berkah dari tradisi itu.

"Alhamdulillah acara bagus, meriah. Tadi untuk dapat (ketupat) ini didorong-dorong sampai jatuh."

Ia yang mendapatkan ketupat lengkap dengan sayur itu mengaku akan mengkonsumsi apa yang ia dapat.

"Nanti dimakan saja."

"Tapi yang ini nanti digantung di pintu," Ia sambil menunjukkan ketupat yang kosong tanpa isi.

Ia mengungkapkan jika ketupat yang digantung tersebut merupakan simbol pengharapan berkah kepada yang maha kuasa.

"Ini buat berkah, jadi ketupat (kosong) ini untuk mendapatkan berkah," pungkasnya.

Untuk diketahui, tradisi Grebeg Syawalan sudah tiga kali tidak digelar lantaran pandemi Covid-19.

Tercatat sejak 2020, 2021, dan 2022 ditiadakan dan baru pada tahun ini rangkaian itu kembali diadakan.

Grebeg Syawalan menjadi tradisi tahunan yang biasa digelar pada H+7 Lebaran.

Rangkaian tradisi itu digelar sebagai upaya melestarikan warisan leluhur.

Kegiatan itu juga menjadi sarana silaturahmi sekaligus sebagai ajang saling memaafkan.

Lokasi kegiatan berada di kawasan Bukit Sidoguro, destinasi wisata alam berupa perbukitan yang dikelola Pemkab Klaten. (*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved