Berita Sragen

GP Ansor Sragen Dapat Aduan, Emak-emak Resah Anaknya Tunjukkan Gelagat Aneh, Diduga Terjebak Narkoba

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menilai peredaran obat berbahaya salah satunya pil koplo memang sudah menyasar pelajar.

Tribunsolo.com/Septiana Ayu Lestari
Ketua GP Ansor Kabupaten Sragen, Endro Supriyadi saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (30/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN – Emak-emak di Sragen merasa resah dengan kelakuan anak remajanya yang dicurigai telah menggunakan obat-obatan terlarang.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua GP Ansor Kabupaten Sragen, Endro Supriyadi usai melakukan audiensi dengan DPRD Kabupaten Sragen, Selasa (30/5/2023).

Dalam audiensi tersebut, Endro menceritakan ada seorang Simbah yang mencurigai tingkah laku cucunya.

Sang cucu dititipkan kepada simbahnya karena ditinggal orang tua merantau.

Cucunya yang merupakan pelajar itu punya gelagat agak aneh dan jarang pulang ke rumah.

Simbahnya pun takut jika cucunya terjebak dunia hitam narkoba.

“Belum lama kita menggelar Harlah, dengan salah satu kegiatan kita ketemu langsung dengan masyarakat, beberapa warga memberikan masukan kepada kita bahwa orang tua ada rasa curiga (terhadap tingkah laku anak),” katanya, Selasa (30/5/2023).

“Ada beberapa yang menyampaikan kepada kita, ada seorang simbah, anaknya merantau, kemudian cucunya dititipkan kepada mbahnya, terus mbahnya ini melihat gejala cucunya agak aneh, dan jarang di rumah,” tambahnya.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Endro berdiskusi dengan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) soal kasus tersebut.

Baca juga: Pembangunan Kantor Pemda Terpadu Sragen Disoal, Ada Dugaan Persekongkolan Pemenang Tender

Baca juga: Warga Sragen Lacak Pencopet yang Curi iPhone 11 Miliknya, Setelah Ketemu Lapor Polisi

Dan menurut IPNU, peradaran obat berbahaya salah satunya pil koplo itu memang sudah menyasar pelajar.

Menurut Endro, para pelajar mengaku mengalami gangguan psikologis untuk mendapatkan pil tersebut.

“Dan yang menarik dari informasi yang kita terima adanya modus baru, mereka ini menjadi pasien mengalami gangguan psikologis atau secara teknis saya tidak paham, seolah-olah mereka mengalami kekhawatiran berlebih, jarang bisa duduk, kemudian menjadi pasien untuk diberikan obat-obatan tertentu,” terangnya.

"Peredaran obat berbahaya hampir merata di kalangan remaja, saat Harlah itu kita mendapat masukan dari ibu-ibu terkait maraknya diduga aktivitas peredaran obat-obatan terlarang di kalangan anak remaja," imbuhnya.

Karena itulah, Endro berharap kasus peredaran obat berbahaya ini bisa ditekan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen maupun instansi terkait.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved