Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Info DPRD Sragen

Wakil Ketua DPRD Sragen Soroti Proyek Pasar Sukowati yang Sempat Diwarnai Pembongkaran Paving

Pujono Elli Bayu Efendi mengatakan apa yang terjadi di Pasar Sukowati yang baru 5 bulan beroperasi itu menjadi hal yang memalukan.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Direktur CV Dumilah Bumi Mandiri melakukan aksi protes pembongkaran paving di Pasar Sukowati Sragen, karena belum menerima bayaran. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Proyek Pasar Sukowati yang berlokasi di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan/Kabupaten Sragen sempat diwarnai pembongkaran paving.

Hal tersebut dilakukan oleh seorang emak-emak, yakni Endah Retno Wulandari, yang merupakan Direktur dari CV Dumilah Bumi Mandiri Solo beberapa waktu lalu.

Endah melakukan aksi tersebut lantaran ia belum menerima bayaran dari kontraktor Pasar Sukowati, PT Darlin Audiya Surabaya untuk pemasangan paving.

Baca juga: Terbukti Cetak Prestasi, Anggota DPRD Sragen Minta Pemkab Lebih Perhatikan Atlet Disabilitas

Menurut Endah, kontraktor tersebut belum membayarkan haknya total Rp742 juta.

Kabar tersebut tentu saja sudah didengar oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sragen.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sragen, Pujono Elli Bayu Efendi mengatakan apa yang terjadi di pasar yang baru 5 bulan beroperasi itu menjadi hal yang memalukan.

Ia mengingatkan kepada Bupati dan dinas terkait agar kejadian tersebut tak perlu terulang kembali.

"Saya amat sangat berharap kepada saudara Bupati lewat dinas terkait yang hubungannya dengan pembangunan, karena ini menyangkut hajat orang banyak, ini tentunya tidak perlu terulang kembali," ujarnya kepada TribunSolo.com.

"Itu memalukan," katanya menambahkan.

Menurutnya, apa yang dilakukan emak-emak tersebut sudah pada puncak kemarahannya.

Pasalnya, nominal yang belum diterima juga tidak sedikit.

Dimana emak-emak tersebut membutuhkan uang itu untuk memutar kembali usahanya, tidak hanya untuk keuntungannya sendiri.

Masih ada karyawan yang harus dibayar, masih ada bahan baku yang masih dibeli.

"Bayaran itu kan untuk membayar tenaga mereka sendiri, dan untuk membeli bahan baju untuk membuat paving itu, sampai dicopot itu sudah marahnya luar biasa," jelasnya.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved