Berita Sragen
Cerita Warga di Desa Terisolir Sragen, Pasar Terdekat di Kabupaten Tetangga, Jaraknya 15 Kilometer
Kondisi Warga Desa Gilirejo Baru, di Kecamatan Miri terisolir, untuk berbelanja bahkan mereka harus ke kabupaten tetangga.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Warga Desa Gilirejo Baru, di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen harus terima nasib.
Mereka hidup di wilayah terisolir dan terpencil.
Meski masuk wilayah Kabupaten Sragen, namun masyarakat di desa ini tidak bisa bebas untuk belanja ke pasar Sragen.
Sebab, pasar terdekat dari Desa Gilirejo Baru malah berada di Pasar Kacangan, di Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali.
Penduduk Desa Gilirejo Baru, di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen ada 3.333 jiwa.
Kehidupan masyarakatnya bergantung pada bercocok tanam, nelayan juga merantau ke kota untuk melanjutkan kehidupan keluarganya.
Kepala Desa Gilirejo Baru, Supratikno mengatakan mayoritas warganya adalah seorang petani.
Hanya sedikit warga yang mengolah lahannya sendiri, sedangkan kebanyakan mengelola lahan perhutani.
Sementara itu, ada 30 persen warga yang berprofesi sebagai nelayan keramba di Waduk Kedung Ombo.
Namun, bukan hal mudah menjadi petani dan nelayan di desa terisolir yang dirasakan warga Gilirejo Baru.
"Mayoritas disini petani dan nelayan, nelayan terkadang ramai terkadang sepi, itupun juga banyak kendalanya, waktu pergantian musim, air surut, kadang kena virus, nelayan disini jangankan berkembang, bertahan saja susah," ujarnya kepada TribunSolo.com, Senin (17/7/2023).
"Kalau kemarau seperti ini, lahan tidak bisa ditanami, disini hanya bisa menanam jagung 2 musim saja, musim ketiga biasanya gagal tidak bisa dipanen maksimal, padi disini juga 1 kali musim tanam, itu pun untuk dataran rendah, yang tinggi sudah tidak bisa ditanami," tambahnya.
Desa Gilirejo Baru kesulitan mengembangkan potensi lokal yang ada, mengingat kondisi geografisnya dan akses jalan yang tidak mumpuni.
Desa Gilirejo Baru hanya dikelilingi oleh Waduk Kedung Ombo dan kawasan hutan milik Perhutani.
Generasi muda di Desa Gilirejo Baru akhirnya memilih untuk merantau ke kota lain, agar mampu menghidupi kebutuhan sehari-hari dan membiayai anak sekolah.
TribunSolo.com datang langsung ke Desa Gilirejo Baru pada Senin (17/7/2023).
Di sepanjang jalan, nampak rumah warga kebanyakan masih berdinding kayu dan beralaskan tanah.
Sejak gapura masuk Desa Gilirejo Baru dikelilingi hutan pohon jati, kemudian jarak rumahnya juga masih berjauhan.
Sementara itu, mendekati bibir Waduk Kedung Ombo, perumahan warga semakin padat.
Di siang hari, banyak warga yang pulang dari sawah membawa rumput untuk pakan ternak di rumah.
Desa Gilirejo Baru menjadi salah satu sasaran program Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Jawa Tengah.
Pada tahun ini, menurut Supratikno ada 47 rumah yang menerima bantuan sosial Rumah Tidak Layak Huni.
"Ada bantuan RTLH dari provinsi itu 10 unit rumah, dari Kabupaten ada 5 rumah dan dana desa 32 rumah, sehingga total keseluruhan 47 lokasi, itu sudah realisasi semua tahap pertama pencairan," jelasnya.
Kepala Dusun 1 Desa Gilirejo Baru, Juliyanto mengatakan bagi warga yang akan berbelanja kebutuhan sehari-hari, pasar terdekat adalah Pasar Kacangan, di Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali.
Baca juga: Ribuan Warga Desa di Sragen Ini Hidup di Wilayah Terisolir, Butuh 1 Jam Perjalanan ke Kecamatan
Meski jadi pasar terdekat, warga Gilirejo Baru harus menempuh jarak sejauh kurang lebih 15 kilometer.
"Satu-satunya pasar yang dituju masyarakat kita ke Andong, itu yang paling dekat, kalau pasar kita sendiri di dekat Balai Desa hanya buka seminggu 2 kali, hanya pasar kecil," terangnya kepada TribunSolo.com.
"Tengkulak yang mau jual di pasar disini, dia ambil barangnya ya dari Pasar Kacangan," imbuhnya.
Lebih lanjut, meski hidup di desa terisolir, nampaknya tidak menyurutkan antusias warga untuk mengenyam bangku pendidikan.
Di Desa Gilirejo Baru ada 2 Sekolah Dasar (SD) negeri dan 1 SMP negeri.
Sebelum ada SMP Negeri, dulu warga Gilirejo Baru banyak yang putus sekolah, karena jarak ke sekolah terdekat jauh dan juga harus jalan kaki.
Sedangkan untuk melanjutkan jenjang SMA sederajat, anak-anak Gilirejo Baru memilih sekolah di Kecamatan Andong, Boyolali yang lebih dekat atau ke Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen yang masih satu wilayah.
"95 persen anak-anak disini tetap sekolah, kita sebagai pamong paling tidak mencarikan murid untuk SMP disini, ada orang tua yang tidak semangat menyekolahkan anakny, kita kasih support, agar setidaknya tuntas wajib belajar 9 tahun," kata Juliyanto.
"Kalau anak-anak disini lebih banyak memilih SMA/SMK di Gemolong, kalau sekolahnya disana, jam 06.00 WIB sudah harus berangkat, anak yang tidak punya sepeda motor biasanya bonceng tetangganya yang punya sepeda motor," tambahnya.
Selain kondisi ekonomi dan pendidikan, Warga Gilirejo Baru juga dihadapkan pada kendala susahnya mengurus administrasi pemerintahan.
Dimana, mereka harus menempuh perjalanan setidaknya 30 menit sampai 1 jam hanya menuju ke kantor Kecamatan Miri.
Sedangkan untuk sampai ke pusat kota Sragen, maka warg Desa Gilirejo Baru setidaknya menempuh waktu perjalanan kurang lebih 1,5 jam.
"Dulu sebelum dipecah, untuk mengurus KTP sulit, karena kantornya masih di Gilirejo Lama yang sekarang, karena belum ada HP, sudah jauh-jauh ke balai desa, belum tentu bisa ketemu Pak Lurah hari itu juga," ucapnya.
"Kalau mau ke kantor kecamatan dengan sepeda motor 30 menit, kalau mobil 1 jam ada, dan itu melewati Boyolali," pungkasnya.
Meski hidup dalam keterbatasan, kondisi kehidupan sosial warga Desa Gilirejo Baru rukun dan sangat ramah. (*)
| Modus Wanita Lulusan SMA Asal Sragen Jadi Dokter Gadungan di Bantul: Tipu Korban hingga Rp 538 Juta |
|
|---|
| Seorang Warga Sragen Nekat Jadi Dokter Gadungan di Bantul: Pasien Divonis HIV, Raup Setengah Miliar |
|
|---|
| Kecelakaan Maut Motor vs Truk Terjadi di Ngarum Sragen, Satu Orang Meninggal Dunia |
|
|---|
| Dapur Rumah Warga Sragen Terbakar, Api Tak Merembet Berkat Teriakan Minta Tolong Tetangga |
|
|---|
| Ditinggal Pergi Belanja, Dapur Rumah Warga Desa Mojorejo Sragen Ludes Terbakar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.